"Nak, nak Fae!" Panggil Bi Inem heboh.
"Apaseh Bu?"
"Ikut Ibu ke Masjid besar sana yuk."
"Ngapain Bu? Sholat? Di rumah aja kali. Bagusnya perempuan itu sholat di rumah bukan di Masjid."
"Bukan atuh tapi dengerin ceramah."
"Kita putar di radio aja Bu. Atau lihat youtube aja dah. Fae lagi mager."
"Kamu mah mager terus atuh. Ayolah nak. Ibu kepingin sekali ke sana."
"Ya udah, ibu sendirian aja pergi ke sana."
"Kamu jahat nak. Ibu minta temenin nggak mau."
"Aish, tunggu. Fae siap-siap dulu."
"Sungguh?"
"Ho'oh."
"Terimakasih ya nak Fae."
"Demi Ibu loh ini."
Bi Inem tersenyum lebar. Ia senang sekali Fae menuruti kemauannya.
Dua puluh enam menit berlalu. Sampailah dua perempuan ini di Masjid.
"Fae?"
Merasa namanya dipanggil membuat gadis yang mengenakan setelan gamis army menoleh.
"Bentar-bentar. Mukanya kok kayak ingat yak."
"Saya ini Azzam. Kamu lupa?"
"Oh, ya! Gue baru inget. Assalamu'alaikum Ustadz Azzam yang ganteng." Fae menerbitkan senyum terbaiknya.
"Baru pertama ini saya melihat kamu di sini, Fae. Sudah tinggal lagi di Jakarta?"
"Nggak, kok. Masalah pekerjaan doang. Nanti juga akan balik ke Palembang lagi."
Fae melepaskan sandal jepitnya. Dilihatnya Bi Inem sudah tidak ada di sampingnya. Wanita tua itu terlalu bersemangat.
"Tinggal di mana sekarang?"
"Kenapa tanya begitu? Mau ngapel ya Tadz?"
"Saya hanya bertanya. Kalau ada kesempatan. Mungkin saya akan bertandang."
"Woah, boleh banget tuh. Pintu rumah saya terbuka lebar untuk Ustadz ganteng, hehe."
"Mari masuk Fae. Sebentar lagi akan dimulai."
"Ustadz kemari ingin mendengarkan ceramah juga?"
"Nggak."
"Lah, terus?"
"Saya yang akan berceramah di sini."
"Ternyata Ustadz penceramah yang dimaksud Bu Inem. Kalau tau gitu. Gue pasti bakal semangat empat lima banget dateng ke sini."
Azzam tersenyum tipis. "Bagaimana kabar Alfa?"
"Dia baik. Udah mualaf. Udah punya istri dan anak. Ustadz sendiri gimana tuh? Pasti udah berumah tangga. Iya, kan?"
"Belum, Fae."
Fae sedikit tak percaya. Bukankah Ustadz ini jauh lebih tua darinya. Dulu kata Ayesha umur Ustadz Azzam dua puluh tiga tahun yang artinya sekarang dia berumur tiga puluh tahun dong.
"Jangan minder gitu, Tadz. Gue juga belum nikah kok. Woah, apakah ini suatu pertanda atau hanya kebetulan saja? Bahwa dipertemukannya kita kembali dengan status single artinya kita akan berjodoh?" seloroh Fae asal.
"Hahaha, mungkin saja," tawanya pelan menanggapi candaan Fae.
"Ih, tawanya Ustadz Azzam renyah banget macam kerupuk. Kerenyes-kerenyes gimana gitu, hehe."
![](https://img.wattpad.com/cover/227573837-288-k264754.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
RomanceSequel dari cerita "Bad Girl in Pesantren" *** Tujuh tahun telah berlalu. Sepasang manusia yang dahulunya pernah tinggal bersama di satu ruang lingkup bertemakan Pesantren kini dipertemukan kembali atas seizin Allah. Keduanya bertemu di sebuah seko...