35. Hal Tak Terduga

1.2K 192 108
                                    

Ada tidak ya pasangan yang perilakunya seperti mereka berdua ini? Setelah melakukan hubungan suami-istri, keesokan pagi bukannya bersikap romantis bahkan mesra yang ada malah aneh sekali. Si istri bar-bar bukannya melanjutkan sikap agresifnya malah sehabis salat subuh mengungsi ke kamar Bi Inem di lantai satu. Berdiam diri di sana lebih lama sebelum menyiapkan sarapan suaminya. Karena apa dia begitu? Gini-gini setitik rasa malunya Fae itu masih ada walau secuil. Canggung sekaligus malu jika nanti harus berhadapan dengan Hillo setelah kejadian malam itu makanya memilih menghindar. Wanita paruh baya yang mengamati gerak-gerik dan wajah memerah Fae hanya bisa menahan tawa melihatnya. Ia tidak menyangka bahwa Fae bisa malu juga. Biasanya itu anak kan malu-maluin.

Bi Inem menggelengkan kepala ketika menemukan dua note berbeda yang berada di atas meja makan saat waktunya sarapan, note itu di letakan di bawah piring masing-masing yang sudah dijelaskan ditujukan kepada siapa. Sayangnya Bi Inem lah yang membaca tulisan tersebut sebab hanya ada dia seorang, yang lain sudah berangkat kerja sepagi ini. Keduanya sudah pergi dengan kendaraan masing-masing dan tidak saling mengetahui satu sama lain siapa yang mulai keluar dari rumah lebih dahulu. Entah apa alasan dibaliknya. Bi Inem jadi bingung. Semoga mereka tidak habis bertengkar.

'Fae, Mas berangkat lebih dulu ya, dikarenakan ada sesuatu. Mobilnya nggak Mas bawa ada di garasi, untuk kali ini Mas bawa motor" -Mas Hillo.

'Mas, Fae berangkat lebih dulu ya, sarapannya udah Fae siapin. Hari ini ceritanya lagi malu-malu najis' -Istri idamanmu.

Bi Inem mengernyit tidak mengerti. Apa yang telah terjadi pada keduanya sehingga wajah Fae tadi subuh terlihat seperti kepiting rebus? Ada yang tahukah?

***

Sembari mengepel lantai. Mulut Fae tak berhenti untuk mengunyah makanan kesukaannya. Apalagi kalau bukan permen karet. Meski umur boleh bertambah kegiatan itu tak boleh dihilangkan. Tidak tanggung-tangung pantatnya juga ikut bergerak seiringan irama lagu yang diputar lewat ponsel.

Aktivitas paginya terhenti tatkala pantatnya menyenggol seseorang. Ia pun menolehkan kepala.

"Fae, kamu ngapain?"

"Yang ada di tanganku apa?" tanyanya balik.

"Alat pel."

"Tanpa Fae perjelas lagi Mas udah tau kan fungsinya itu apa."

"Maksud Mas itu ngapain kamu ngepel? Kalo lantainya aja baru mau disapu?" desisnya.

"Jadi tadi belum disapu?"

"Menurutmu?"

Fae menggaruk kepalanya yang gatal akibat dua hari belum keramas. "Hehe, maafkan istrimu ini Mas. Tak kirain udah. Untung baru kesentuh dikit lantainya."

"Biar Mas aja."

"Yaudah Fae cuci piring."

"Mas aja."

Kedua mata Fae berbinar saat mendengar Hillo lah yang akan mengerjakannya. Astaga! Durjana sekali dirinya ini sebagai istri sholeha. Membiarkan suaminya melakukan pekerjaan rumah sendirian. "Sungguh pengertian sekali yak suamiku ini. Makin cinta deh. Akhirnya bisa nyantuy." Baru juga mau merebahkan tubuhnya ke sofa. Sentilan di dahinya membuat ia menoleh.

"Enak aja. Baju belum di cuci," kata Hillo memberitahu membuat jiwa kemalasan Fae memberontak ketika melihat tumpukan baju kotor di ranjang di sudut sana.

"Yhaaa, daku kecewa."

"Yang bersih cucinya ya istriku," kekeh Hillo menoel wajah masam Fae.

Hillo dan Fae memang seperti ini jika weekend menyambut. Mereka akan membersihkan rumahrumah meski ada Bi Inem.

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang