19. Dilanda Emosi dan Chicak di Dinding

2K 292 51
                                    

Part kali ini khusus Dilan dan Chica. Yang nggak suka silahkan di skip:)

***

"Hai, Bapake." gadis berambut bob warna-warni itu menepuk meja yang di tempati oleh seseorang.

"Banteng Betina lagi yang nongol," desah Dilan malas melihat siapa yang menyapanya barusan.

"Nggak lagi galauan nih, Pak? Kacian deh ditinggal melid orang tercinta dan terkasih." Chica dengan gaya tengilnya duduk di atas meja yang berisikan komik. Satu tangannya mengeluar masukkan permen lolipop ke dalam mulut sembari menjilatinya.

"Nggak sopan!" Dilan langsung menyingkirkan pantat tepos itu dari meja tersebut. Membuat Chica terkesiap dan hampir saja kejengkang jikalau tak segera memegang sisi rak buku. Kedua mata gadis itu melotot pada Dilan yang tampak biasa saja.

"Bapak emosian terus deh kalo sama Chica! Untung permennya nggak jatoh."

Chica mendudukan dirinya di kursi sebelah Dilan.

"Di perpus nggak boleh bicara apalagi makan." peringat Dilan tanpa mengindahkan sosok gadis yang cemberut karena kejadian tadi.

"Biarin. Selagi nggak ada yang liat," balasnya cuek.

"Jauh jauh dari gue sana. Jangan membiarkan mood membaca gue menurun."

"Chica mau nemenin Bapak tau. Kasihan sendirian. Ngenesnya keliatan banget."

"Berhenti manggil gue Bapak!" desisnya tak suka.

"Apa dong? Om? Atau Paman?"

"Nggak semuanya."

"Maunya apasih? Salah terus," cibirnya. Biasanya tuh perempuan selalu benar. Lah, ini? Kok kebalik.

"Panggil gue Dilan."

"Nama?"

"Iya."

"Nggak sopan dong?"

"Nggak usah banyak protes!"

"Gimana kalo gue panggil Abang?"

"Gue bukan Abang Bakso."

"Kakang?"

"Apalagi itu. Lo kira gue Kang Sule apa."

"Lalu apa? Masalah panggilan aja ribet amat."

"Mbak, Mas, maaf. Jika mau ngobrol silahkan di luar. Yang lain butuh ketenangan."

Petugas perpus menegur keduanya membuat Dilan melirik Chica marah. Banyak omong sih! Jadi diusir, kan. Baru kali ini Dilan singgah ke perpus  ditegur dan diusir.

Tanpa banyak biacara Dilan bangkit. Tak sengaja sikunya menyengol tangan Chica lainnya yang sedang memegang ponsel. Membuat benda tak berdosa itu terhempas ke lantai. Untung tidak pecah seribu.

"Ponsel gue!!!" jerit Chica tercengang melihat ponselnya terongok tak berdaya di bawah. "Untung aja ponsel mahalan. Jadi, nggak gampang rusak." Chica mengusap ponselnya pelan menatap Dilan sewot. Bersiap menyumpah serapahi lelaki itu.

Dilan meneguk ludahnya kasar. Bukan karena merasa bersalah ataupun karena melihat Chica yang akan mau marah. Tetapi, layar ponsel gadis itu  menampilkan gambar yang membuatnya terdiam seribu bahasa. Dilan mencekal pergelangan Chica, membawanya keluar.

"He, he! Apaan nih Pak!" Chica berusaha melepaskan cekalan itu tapi tak berhasil karena Dilan sangat kuat mengenggamnya.

"Itu wallpaper lo tanpa editan?" Dilan menodong Chica dengan pertanyaan yang membuat gadis itu mengernyit.

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang