Setelah berbincang-bincang dengan semua guru, staf TU dan lainnya. Hillo pamit undur diri. Ia merasa sedikit jangal, semuanya ada di kantor guru. Mengapa si gadis itu tidak ada di sana juga? Kemanakah perginya dia?
Untuk masalah penyambutan resminya sebagai pengganti dari Abi-nya selaku pemilik yayasan ini akan diselenggarakan senin depan.
"Mau ke mana, Pak? Perlu ditemani, hehe." Rezky berjalan menyusul Hillo di depannya membuat lelaki itu menoleh ke belakang.
"Siapa anda?"
"Perkenalkan, nama saya Rezky Pak."
Hillo menyambut uluran tangan itu membuat Rezky senang bukan kepalang. Kapan lagi coba bisa berjabat tangan dengan orang tajir. Pemilik yayasan di tempatnya bekerja lagi. Gas lah ini. Ambil hatinya. Siapa tahu bisa naik gaji.
"Oh."
"Gimana Pak? Mau saya temani? Bapak mau melihat sekolah ini ya?" tanyanya sopan.
"Tadinya sih tidak. Tetapi setelah mendengar tawaran anda. Saya jadi berubah pikiran."
"Mari Pak. Saya temani." Rezky mengulurkan tangannya ke depan. Mempersilahkan atasannya berjalan lebih dulu darinya.
"Jangan berlebihan seperti itu. Kita jalannya bersisian saja."
"Wah, saya tidak menyangka ini. Bapak selain ramah dan baik hati ternyata tidak sombong ya sebagai atasan. Sungguh beruntung sekali kami mendapatkan bos seperti ini."
"Saya tahu dibalik sanjungan anda terhadap saya ada maksud yang tersembunyi," ujar Hillo melangkah lebih dulu sedangkan si Rezky mengekor di belakangnya.
"Hehe," cengirnya. "Tau aja nih si Bapak. Jadi malu saya." Rezky menggaruk kepalanya.
"Sudah lama anda bekerja di sini?"
"Tidak, Pak. Baru setengah tahun."
"Betah?"
"Sangat betah dong Pak. Di sini guru wanita dan siswinya cantik-cantik dan seksi bikin mata saya melek terus setiap harinya, hehe."
Hillo menggelengkan kepalanya.
"Mau ke kantin Pak?" tawarnya.
"Tidak. Saya mau ke ruang perpustakaan dulu. Saya ingin melihat tempat itu."
"Baiklah Pak. Mari saya antar."
Hillo maupun Rezky menyunggingkan senyum masing-masing ketika berpapasan dengan murid-murid Farren's High School.
Para perempuan memberikan senyuman manisnya bukan untuk Rezky guru mereka melainkan pada sosok tampan nan wibawa di sampingnya. Siapalagi kalau bukan Hillo, si lelaki muda pemilik yayasan ini. Membuat mereka jatuh hati saja.
"Pagi, Pak."
"Assalamu'alaikum, Pak."
"Mau kemana Pak?"
"Duh, ganteng banget Pak mau dong jadi calon istrinya, hehe." ini gombalan receh keluar dari si mulut cabe.
"Chicak!" tegur Rezky. "Ganjen sekali jadi gadis. Jangan godain Pak Hillo tapi godain Bapak saja. Diterima dengan lapang dada."
"Nggak mau lah," tolaknya seketika langsung pergi begitu saja setelah berpamitan sopan pada Hillo tapi tidak dengan Rezky.
"Beginilah Pak. Saya seperti tidak ada harga dirinya dimata mereka. Kadang sedih sayatuh."
"Hm." hanya itu respon yang diberikan oleh Hillo membuat Rezky menatapnya sedikit kesal. Iba kek kasihan kek. Apalah itu. Gitu amat.
"Selamat datang Pak." sapa guru cantik si penjaga perpus tersenyum manis pada Hillo. Menyambut kedatangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/227573837-288-k264754.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
RomantizmSequel dari cerita "Bad Girl in Pesantren" *** Tujuh tahun telah berlalu. Sepasang manusia yang dahulunya pernah tinggal bersama di satu ruang lingkup bertemakan Pesantren kini dipertemukan kembali atas seizin Allah. Keduanya bertemu di sebuah seko...