Fae mengunyah permen karet dimulutnya dengan kesal. Karena Hillo sampai saat ini malah belum bergabung ke dalam bis juga. Padahal sebentar lagi mereka semua akan berangkat.
"Fae! Laki lo mana nih? Nanti kena tinggal loh." Aga berteriak.
"Mana gue tau."
"Kok nggak tau? Hillo laki lo."
"Yaudah seh tinggalin aja." Fae bersikap acuh membuat mereka menggeleng kepala.
"Ya ampun! Istri durhaka kamu," ucap Ayesha.
"Astaghfirullahal adzim, Fae. Kamu ini berdosa banget," tambah Aira berlebihan.
"Berdosa? Gue nggak berdosa. Lo itu yang berdosa," Isak Fae penuh akan kepalsuan sembari menghapus air mata ghoib di ujung matanya.
"Kamu jangan solimeh." Tunjuk Aira dramatis.
"Solimeh... Solimeh... SHOLEHAH!" Sembur Fae menjambak Rambut Aira kuat. Dibalik sandiwara terdapat dendam terselubung. Fae menyeringai puas melihat Aira berteriak kesakitan.
"Anjim lo jambak beneran!" Ringis lelaki itu tampak kesal.
"Fae, kamu jangan gitu dong!" Ayesha datang membela suami tercinta. Memeloti Fae yang memutar bola matanya.
"Cari laki lo sono!" Pelotot Fanny.
"Biarin aja seh orang dia juga perginya ada temennya. Noh, sama Panji si pawang uler." Fae mendengkus.
"Kita tungguin aja si Hillo. Paling sebentar lagi juga bakal datang kasihan kalo ditinggal," kata Dilan memberi saran.
"Cieee Dilan peduli banget sama Hillo. Awas Fae ntar punya saingan," goda Aira cekikikan.
Klang!
Dilan melemparkan minuman kaleng ke arah Aira yang malah terkena sandaran kursinya.
"Para Bapak sekalian dilarang berkelahi. Jangan ada pertumpahan darah. Mending asikin aja," teriak Chica berdiri lalu memegang mic.
"Kita nyanyi aja yuk!"
"Chek chek satu dua tiga."
Saat layar dan musik menyala. Chica langsung menyanyikan lagu girlband milik Indonesia yang tenar pada masanya.
"You are beautiful... beautiful... beautiful."
"Kamu cantik cantik dari hatimuuuuu...." nyanyinya mulai berdendang.
"Berisik!" Dilan menutup kedua telinganya membuat Chica terjengit.
"Bapak satu ini emosian mulu. Heran deh." Chica memanyunkan bibirnya. Berhenti bernyanyi dan kembali ke tempat duduknya dengan perasaan buruk.
Fae menatap ke luar jendela bis. Dan tak tahunya Hillo malah terlihat sedang memeluk seorang wanita di sebelahnya ada Panji. Mereka bertiga saling melempar senyuman.
"Fae, mau kemana?" tanya Alfa menarik lengannya namun langsung dihentakan olehnya.
"Mas," panggil Fae membuat Hillo yang sedang asik mengobrol jadi terhenti.
"Ada apa Fae?"
"Udah urusannya?"
"Iya, Fae kenalkan dirimu padanya."
Fae memandang wanita itu dengan pandangan bertanya. Siapa dia? Apa dia orang yang dimaksud Panji? Wanita yang sangat dirindukan dan disayangi oleh suaminya? Dan kenapa juga Hillo tadi memeluknya?
"Inikah wanita yang kamu banggakan itu Hil?" tanya wanita itu menggoda.
Hillo tampak tersenyum malu membuat dahi Fae berkerut memperhatikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
RomanceSequel dari cerita "Bad Girl in Pesantren" *** Tujuh tahun telah berlalu. Sepasang manusia yang dahulunya pernah tinggal bersama di satu ruang lingkup bertemakan Pesantren kini dipertemukan kembali atas seizin Allah. Keduanya bertemu di sebuah seko...