27.Pacaran Setelah Menikah itu Pahala

1.1K 211 40
                                    

Alooo!

Komentar sebanyak-banyaknya yak! Karena bacain komentar kalian itu mood booster saya banget loooh;)

***

Takdir indah membuat senyuman manis terus terukir di wajah cantik perempuan berdaster motif batik itu. Sembari menenteng piring berisi nasi uduk, ia mengawasi gerak lincah suaminya yang bersarung kotak sedang mencuci mobil di pagi hari.

Ia tak menyangka takdir membuatnya bisa merasakan kesederhanaan dalam berumah tangga bersama orang yang dicintainya.

"Aish!" Gerutunya kesal menghalau percikan air yang mengenai wajahnya. Sedangkan orang di ujung sana malah tersenyum tipis.

"Ada apa istriku?" Tanyanya yang berhasil membuat pipinya bersemu mendengar kata terakhir yang terlontar dari bibir suaminya. Fix! Fae menobatkan bahwa panggilan ini adalah hal yang disukainya setelah bubble gum karena telah membuatnya candu. Menginginkan lagi dan lagi.

"Ini Fae bawakan sarapan untuk Mas. Buatan Ibu. "

"Makasih."

"Hm."

Dehaman singkat  itu membuat si lelaki menoleh pada istrinya.

"Kenapa? Nggak boleh Fae berdeham? Emang Mas sajakah yang bisa begitu? Aku juga bisa," balasnya menyombongkan diri menepuk dada. Merasa bangga sekali telah melakukan itu kepada Hillo yang menggelengkan kepalanya.

Fae mendudukan pantatnya di salah satu kursi yang tersedia di teras rumah.

"Mas, menikah lebih baik daripada pacaran. Setuju?"

"Iya," respon Hillo mengernyitkan dahi dengan pembahasan ini.

Hillo membiarkan saja Fae asik berceloteh sendirian. Sebenarnya ia terlalu malas untuk bersuara. Mendengarkan sepertinya pilihan terbaik. Mumpung Fae tak menyadarinya. Kalau tidak perempuan itu pasti akan mengomel padanya.

"Kita sehabis nikah nggak ada program bulan madu kayak pasangan kebanyakan."

"Tadi aku ada lihat di televisi pasangan yang setelah menikah. Mereka kencan berdua pergi keluar, bercanda bareng dan makan malam romantis. Mereka banyak ngabisin waktu bersama sebelum pekerjaan datang. Fae yang ngeliatnya juga ikutan bahagia. Kek nular aja rasanya. Apalagi mereka nikahnya ta'aruf jadi kayak pacaran setelah menikah gituloh, Mas."

"Bukankah melakukan semua kegiatan itu akan mendapatkan pahala karena menyenangkan hati pasangan iya kan, Mas?" kode Fae menyengir.

"Mas?" Panggilnya karena ia merasa Hillo seperti tak meresponnya. Apa cuma perasaannya saja. Ah, entahlah.

"Maaas?!" Rengeknya sebal. Karena benar Hillo tak menanggapinya berbicara. Terbukti dari lelaki itu yang tak kunjung menjawab saat dipanggilnya.

"Ya?" Sahutnya kemudian membuat Fae menghembuskan napas kasar. Jadi dari tadi ia berbicara sendirian macam orang gila? Bener-bener ini laki!

"Mas nggak dengerin aku ngomong yak?"

"Dengar."

"Kenapa nggak direspon?"

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang