‹ Chapter 8 : Mating ›

6.9K 596 28
                                    

Di hari-hari berikutnya tepatnya 23 hari setelah Seokjin mengetahui anak lain dari Namjoon dan Seokjin berani lebih dekat dengan Namjoon, Namjoon dan Seokjin menjadi lebih akrab dengan setiap afeksi yang semakin mereka tunjukkan setiap harinya. Semenjak Seokjin berani mengecup bibir Namjoon, rasa ragu Namjoon menguap dan mulai berani memberikan sentuhan-sentuhan ringan pada Seokjin dengan sesering mungkin. Mulai dari menautkan tangan saat keluar castle untuk berjalan-jalan, ciuman di pipi lalu berlanjut di bibir, dari ciuman berubah menjadi lumatan yang menggairahkan. Tapi Namjoon tetap takut untuk melanjutkan ke tahap berikutnya, Namjoon takut Seokjin belum siap untuk nya dan Namjoon tak ingin memaksakan diri kepada Seokjin nya.

Pagi ini seperti biasa, Seokjin terbangun di samping Namjoon yang masih terlelap dalam mimpi nya. Perlahan, Seokjin mencoba untuk turun dari ranjangnya dengan gerakan terlampau pelan agar tak mengusik seorang werewolf di sampingnya. Dia membuka tirai jendela kamarnya dan melihat secara langsung bagaimana ramainya penduduk sekitar yang sudah beraktifitas di hari yang masih gelap. Banyak yang berbondong-bondong pergi ke kota untuk bekerja karena jarak yang sangat jauh dari kawasan kaum ellite castle, juga ada banyak omega yang keluar untuk berbelanja bahan masakan dirumah. Rupanya kehidupan dipack tak jauh beda dengan kehidupan manusia biasa.

Seokjin berinisiatif untuk ikut memasak bersama para pelayan dan mencoba berjalan-jalan disekitar castle. Tadinya Seokjin ingin membangunkan Namjoon, tetapi nampaknya alpha nya itu sedang lelah sehingga Seokjin pun mengurungkan niatnya untuk mengajak sang alpha berbelanja dengannya. Setelah berpikir keras akhirnya Seokjin memutuskan untuk mengajak Jimin atau Jungkook saja karena Hoseok sedang ada tugas mengotopsi para omega korban pembunuhan berantai yang berada di pusat kota, sehingga Hoseok tidak pulang beberapa hari untuk menyelesainkan tugas nya.

Namjoon menggeliat dan membuka matanya, dia menatap Seokjin yang berdiri di depan jendela kamarnya dengan tangan yang menyilang di depan dada. Rambut Seokjin yang mulai memanjang tertiup angin menampakkan dahi Seokjin yang jarang sekali dia lihat. Namjoon menyibak selimut nya dan berjalan mendekati Seokjin lalu memeluk luna nya dari belakang, memberikan back hug untuk orang tercinta. Meski demikian, Namjoon masih bingung bagaimana mengekspresikan apa yang dia rasakan dengan wajah tampan miliknya. Dan Namjoon selalu melihat tatapan kecewa Seokjin karena ekspresi datarnya walau di dalam hatinya sudah menjerit gembira.

Namjoon terbiasa untuk tidak terlalu membuat banyak ekspresi dan sekarang dia mulai bingung bagaimana cara membuat ekspresi yang bisa membuat orang terkasih bagi nya mengerti apa yang dia rasakan. Namjoon meletakkan dagunya di perpotongan leher Seokjin, menghirup udara segar dalam-dalam sebelum bersuara, " Selamat pagi Jinseok." Namjoon menyapa seraya mengecup bahu Seokjin yang tak tertutupi pakaian.

" Pagi Joonie, ku kira kau akan tidur lebih lama jadi tak ku bangunkan. Karena kau sudah bangun, mau menemaniku berjalan-jalan sekaligus berbelanja? Aku ingin memasak untuk semuanya. Hari ini anak-anak akan berkumpul kan?" Ajak Seokjin menolehkan kepalanya menghadap wajah alpha tercinta.

Namjoon mengangguk dan mengeratkan pelukannya, "Iya, mereka akan pulang. Tapi kurasa mereka akan kembali bertugas setelah sarapan. Hari ini hari yang akan sangat melelahkan. Sebelum bulan purnama tiba mereka harus segera menyelesaikan tugas dan kembali ke rumah mereka masing-masing tidak ke castle."

Dahi Seokjin berkerut dalam, " Memang kenapa kalau bulan purnama tiba? Kenapa anak-anak tidak berlama-lama saja disini dan mengerjakan tugas mereka di castle. Mereka baru saja pulang dan akan pergi kembali?" Tanya Seokjin tak terima.

" Kau ingin tahu?" Tanya Namjoon sedikit melonggarkan tangannya dan membalikkan tubuh Seokjin untuk menghadap dirinya.

Seokjin mengangguk lalu melingkar kan tangannya di leher Namjoon, " hu'um, jadi apa?"

Alma Gemela [Namjin] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang