‹ Chapter 19 : Ego ›

2.4K 250 19
                                    

Hutan akan kembali menjadi saksi bisu sebuah peperangan. Yang kali ini telah ditafsirkan sebagai peperangan yang akan menghancurkan segalanya, peperangan pertama yang mencetak sejarah bahwa lawan mereka sosok iblis yang tak disangka-sangka. Perang yang akan mengajarkan bahwa ketamakan akan menimbulkan hal yang buruk pula. Kali ini, peperangan bukan untuk memperluas wilayah, namun perang ini tercipta atas nama cinta. Cinta seorang ayah kepada anaknya, cinta seorang suami kepada istrinya, dan cinta terhadap sang ibu yang telah tiada. Kini telah menjadi takdirnya untuk menegakkan keadilan, menghentikan tindak kejahatan yang ada, jika memang cara lembut tak digubris sang lawan. Maka dengan terpaksa, Namjoon akan membunuh meski ia akan menanam dosa dalam catatan kehidupannya.

Angin di penghujung musim gugur membawa sebuah cerita yang akan terbawa hingga ribuan tahun lamanya, terulang dalam sebuah cerita yang akan diturunkan, menjadi sebuah legenda dan abadi dalam hati rakyat nya. Bagi Namjoon, Seokjin adalah poros dunianya dan bagi Seokjin, Namjoon adalah galaxy nya. Tangis mereka tak terelakkan di malam hari ini, bintang pun meredupkan sinarnya seolah-olah mereka turut merasakan kepedihan yang dirasakan kedua pasangan yang terikat cinta. Di malam ini pula, Namjoon menangis tersedu disamping makam sang putra dan Jungkook adiknya yang polos nan ceria.

Air matanya tak kunjung surut meski angin musim dingin menusuk kulitnya, daun maple berguguran mengiringi air mata kesedihan seorang pemimpin yang sekaligus merangkap sebagai seorang ayah dan suami di hidupnya mungkin lebih dari itu. Namjoon memejamkan matanya yang memerah, dadanya sesak. Satu detak jantung telah hilang dari Indra perasa nya. Ia benar-benar terpukul, putus asa, murka entahlah, Namjoon tak mengetahui dengan jelas apa yang dirinya rasakan. Mungkin hanya kebencian yang dirinya ingat kala menatap kemunculan sang fajar dari ufuk timur tempatnya.

Ini adalah hari pembalasan, kemurkaan seorang ayah. Namjoon bersumpah akan membawa kembali Seokjin nya, jika memang Dewi bulan berkehendak ia akan membunuh sosok reinkarnasi ayahnya untuk memadamkan api yang membara sedari lama. Api pembuat masalah dan keonaran, ia adalah sosok yang akan menjadi air untuk memadamkannya.

"Namjoon..."

Berlatar pemandangan sang rembulan dan air terjun sungai Elv, seorang wanita cantik bergaun putih berdiri dihadapannya. Tiara dengan sentuhan mutiara dan motif bulan berada tepat di atas surai hitam legam sosok itu. Apa ia sedang bersama Dewi bulan? Namjoon menundukkan kepalanya, menurunkan pandangannya dan berlutut dihadapan sang Dewi yang selalu dirinya dan keluarganya hormati.

Kulit itu seputih susu, bibir semerah delima tersungging senyum yang amat tulus, sang Dewi menatap Namjoon dalam, merasa bersalah lebih mendominasi dan tersirat jelas dari sorot matanya. Tangan cantik itu menyentuh kepala Namjoon yang berlutut dihadapan sang penguasa.

"Ini adalah saatnya kau mengakhiri ayahmu yang berani melawan takdirku. Bawa dia kembali padaku."

"Kembali? Apa aku harus membunuhnya Dewi?" Namjoon tetap memejamkan matanya, tangan yang berada di kepalanya tetap dalam posisi yang sama.

"Ya, ini adalah takdir dan tanggungjawab mu. Kau harus menghapuskan pendosa sepertinya. Ia sudah melampaui batasnya, Chanyeol telah menjalin sebuah perjanjian dengan Niche sang iblis dari neraka. Mereka bersatu untuk kemenangan dunia dan kesenangan dalam hasrat bejatnya. Tanpa mereka sadari tubuh mereka telah bersatu sempurna dan sekarang yang dihadapkan padamu hanya Niche. Chanyeol hanya melihat dalam tubuhnya sendiri tanpa bisa mengendalikannya, namun disatu sisi Chanyeol bisa mengendalikan tubuhnya jika ia menjadi wujud iblis Niche. Jadi jika kau menghadapi wujud manusia itu adalah Niche dan jika ia telah berubah menjadi iblis itu adalah Chanyeol. Hanya kau yang bisa membunuh mereka, hentikan dan tolong sembuhkan dunia. Mereka menginginkan keabadian dari kekuatan putramu yang berada dalam kandungan mate mu. Jadi lindungi mereka, jangan sampai Niche dan Chanyeol mendapatkan apa yang mereka inginkan. dan juga... aku ingin meminta maaf."

Alma Gemela [Namjin] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang