‹ Chapter 17 : The Demon ›

2.4K 271 15
                                    

Mendelik horor, Seokjin mencengkram erat selimut yang dikenakannya. Detak jantungnya berdegup tak karuan dan panik seketika hinggap dalam dirinya. Dia harus keluar dari kamar ini, Seokjin mengusapkan telapak tangannya yang berkeringat pada selimutnya, dia beranjak dari tempat tidur, melangkahkan kaki telanjangnya kearah sang suami.

"Apa yang diinginkannya? Mengapa kemari, kau sudah menanyakan tujuannya?" Namjoon mengeraskan rahangnya, nampak sangat tidak senang akan kehadiran Chanyeol dalam castle nya.

"Sudah alpha, tuan Chanyeol kemari ingin menemui Alpha dan Luna untuk mengatakan selamat akan kehadiran penerus alpha." Kepala werewolf guard itu sesekali mengangguk sembari menjelaskan apa yang ditanyakan sang alpha.

Menyadari kehadiran Seokjin, Namjoon menarik tubuh sang istri yang lunglai dan merengkuhnya erat. Namjoon sendiri tak mengetahui mengapa Seokjin menjadi ketakutan seperti ini. Bukankah Chanyeol tidak termasuk orang yang menculiknya kemarin? Bahkan dalam cerita Seokjin, istrinya itu tidak menyebutkan nama Chanyeol sama sekali. Apalagi dirinya yang mendatangi mansion Chanyeol dan melihatnya tidak tahu apapun.

Jadi bagaimana bisa Seokjin sangat ketakutan kala mendengar nama Chanyeol tersebut?

Melihat tangan sang istri gemetar disisi tubuhnya, Namjoon mengulurkan tangan mengambil tangan lainnya untuk ia genggam dan hangatkan, "Jinseok? Kau sakit? Kenapa tanganmu dingin sekali?" Sadar akan kekhawatiran sang alpha, Seokjin menggeleng, menampilkan senyum terbaiknya dan mengusal manja seperti biasa.

Sosok dihadapan mereka mengigit bibir, menundukkan badannya dan berpamitan pergi. Bersisian dengan werewolf guard itu, Yoongi datang dengan tangan terlipat di depan dada tanda tak suka. Ia menatap tajam ke depan, "Alpha, aku sudah mengusirnya tapi dia dan penjaganya masih kukuh untuk menunggu alpha dan Luna." Menghentikan langkahnya, Yoongi tetap mematri tatapannya pada sang pemimpin pack, menunggu adanya perintah untuk mengusir paksa seorang yang menunggu mereka dibawah sana.

"Hm, aku akan turun. Jinseok, ikut? Atau kau tetap tinggal di kamar saja?" Membuka suaranya setelah berpikir panjang, Namjoon menatap Luna nya, menunggu dengan sabar seorang yang sibuk menggulirkan mata panik untuk menjawab pertanyaannya. "J-ji-min?" Perlahan Seokjin menolehkan kepalanya menghadap sang mate dari adiknya.

Mengerti apa maksud Seokjin, Yoongi melembutkan tatapannya, mengembuskan nafas tak tega dan kembali menegakkan punggungnya yang sempat terbungkuk, "Maaf Luna, tapi Jimin sedang keluar bersama Hoseok dan Jungkook. Mereka baru saja pergi ke dunia manusia untuk membeli barang yang dibutuhkan Luna dan penerus alpha." Seketika matanya terpejam, tak kuasa melihat wajah memelas sang Luna dihadapan nya.

Tangan Seokjin menjadi semakin dingin, ia mengeratkan pegangannya pada tangan sang suami, "Kalau begitu aku ikut Namjoon." Putusnya setelah menimbang-nimbang kemungkinan yang ada.

"Tidak biasanya kau ingin ikut, ada apa?" Namjoon mengerutkan keningnya heran akan sikap sang istri yang aneh semenjak kehadiran Chanyeol hari ini. Menggelengkan kepalanya, Seokjin tersenyum lembut, "Tak ada apa-apa Namjoon... Ayo!"

Terdiam sesaat, matanya masih bergulir mengamati raut wajah sosok berharga di hadapannya. Seperti meyakinkan Namjoon, Seokjin terus saja tersenyum, dan meletakkan kepalanya pada bahu kekar suaminya. Rupanya sikap itu meyakinkan Namjoon, pada akhirnya mereka melangkah bersama, diikuti Yoongi yang berada di belakang keduanya.

Merasakan adanya sebuah dorongan untuk menoleh kebelakang, Seokjin memalingkan wajahnya melihat di kejauhan, pintu kamarnya dan Namjoon terbuka lebar memperlihatkan jendela kamar yang memang terbuka, kini ditempati seorang berperawakan tinggi dengan jubah menjuntai tertiup angin. Sosok itu menatap lurus kearahnya, mengepalkan tangan dan berbalik, melompati dahan demi dahan.

Alma Gemela [Namjin] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang