Perjalanan kembali pulang terbukti lebih melelahkan. Disepanjang jalan Seokjin terus saja muntah dan mengeluh pusing sehingga membuat Namjoon memutuskan untuk berhenti setiap Seokjin merasa mual. Itupun tak luput dari pengawasan pengawal Chanyeol yang juga ada disana.
Namjoon kembali mendudukkan dirinya setelah membantu Seokjin mengeluarkan semua isi perutnya di sisi sungai. Sedangkan Seokjin sedang berada di tengah-tengah Mingyu dan Taehyung yang sejak awal terus menempel pada Seokjin sampai Namjoon yang notabenenya adalah suami di acuhkan kecuali saat merengek meminta sesuatu.
Masih setia mengusap rambut jasad Jaehwan yang berada di sampingnya, sebelumnya, 7 hari yang lalu jasad Jaehwan telah dia kontrol agar tidak mengalami pembusukan dan tetap awet sebelum dimakamkan. Namjoon mulai bingung saat Seokjin baru sadar tetapi malah membela Jaehwan dan berkata Jaehwan baik meski awalnya Jaehwan yang memukulnya. Tetapi berdasarkan cerita Seokjin, bukan Jaehwan yang selama ini menyiksanya. Malah Jaehwan lah yang membela Seokjin dari teman yang memukul bahkan hampir memperkosa Seokjin.
Disisi lain Namjoon percaya pada Seokjin tetapi mengapa Jaehwan berkata kalau dia yang menyiksa Seokjin? Ini yang Namjoon bingung kan dari cerita Seokjin. Lalu mengapa Seokjin bisa pingsan begitu lama dan saat bangun sudah mual-mual? Itu yang menjadi pikiran Namjoon. Apa yang sebenarnya terjadi tak ada yang tau kecuali Seokjin. Seokjin pun hanya bercerita sedikit, mungkin saat sudah sampai di castle Namjoon akan meminta Seokjin menceritakan semua secara detail.
Mata Namjoon mulai memberat, ini baru siang hari tetapi Namjoon sudah mengantuk saja. Namun memang karena Seokjin yang meminta aneh-aneh di dinihari dia menjadi kurang tidur. Seokjin berjalan menghampiri Namjoon yang berada di bawah pohon Pinus, duduk di samping peti Jaehwan dengan tangan kanan yang berada di dalam peti menyentuh helaian rambut coklat ke orange-an milik Jaehwan. Tangan Seokjin tak lepas dari perutnya yang sedari tadi terasa nyeri.
Sampai di depan Namjoon, Seokjin mengerjapkan matanya bingung, mau apa dia mendekati Namjoon?
Namjoon yang melihat Seokjin hanya berdiri di depannya mulai gemas akibat kerjapan mata Seokjin yang menurutnya lucu, "Jinseok? Ada apa?" Namjoon menegakkan badan dalam posisi duduknya lalu mulai menutup peti Jaehwan dan menyuruh beberapa prajuritnya membawa peti Jaehwan menjauh.
Kini Namjoon memberikan seluruh atensinya pada Seokjin yang masih saja berdiri dengan bibir yang mulai maju, cemberut tak beralasan dan Namjoon segera menarik tangan Seokjin agar cepat duduk di pangkuan nya. Lelah juga melihat Seokjin yang diam, akhirnya Namjoon merubah posisi Seokjin yang semula membelakanginya menjadi menghadap tepat kearahnya, tapi tetap dengan kakinya yang menjadi alas duduk Seokjin.
"Jinseok? Kau baik? Kenapa diam saja?" tanda tanya besar telah berada di benak Namjoon yang juga membayangkan hal-hal aneh kemarin dan pastinya Seokjin yang memintanya untuk melakukan itu. Contohnya, Namjoon disuruh berjongkok menunggu ulat bulu yang sedang turun dari ranting pohon dan berakhir di ulat yang diam saja di tengah jalan. Juga Namjoon yang disuruh berjalan sambil jongkok dengan Seokjin yang ada di belakang punggungnya. Entahlah, Namjoon sendiri tak tahu mengapa Seokjin begitu manja akhir-akhir ini.
Seokjin memiringkan kepalanya ke kanan, "Tidak ada apa-apa. Joonie~ mau apel." rengek Seokjin seraya menggoyangkan tubuhnya yang berakibat tubuh Namjoon juga berguncang ke kanan dan ke kiri, mendayu-dayu.
Namjoon mendapat perasan tidak enak terhadap apa yang diminta Seokjin. Langsung saja menelan ludahnya kasar. Matanya menatap Seokjin curiga sebelum satu ucapan Seokjin yang meluncur dengan mulusnya, "Tapi Namjoon yang memanjat, tapi, tapi nanti Namjoon harus mengeong ya seperti kucing manis... Lalu, lalu Namjoon mau ya pakai arang tadi di muka Namjoon... Ya, ya, ya? Please alpha~."
Seokjin merengek, menggoyangkan bahu Namjoon meminta sang alpha segera mengabulkan apa yang dia minta, "Araseo, tunggu disini." Akhirnya Namjoon menurunkan Seokjin dari atas kakinya dan mulai menjauh. Sementara Seokjin berdiri dari duduknya, mengikuti Namjoon dari belakang.
"Joonie... Aku tidak mau yang itu, sebelahnya." Seokjin kembali merengek kala dirasa apel yang akan Namjoon petik tidak sesuai apa yang dia mau. Sedangkan Namjoon terperanjat kaget mendengar suara Seokjin terdengar di telinga nya. Untung saja Seokjin melupakan ide konyol yang menyuruhnya mewarnai wajah dengan arang juga mengeong layaknya kucing. Dan pasti Seokjin juga melupakan ucapan Namjoon yang menyuruhnya menunggu.
Setelah mendapat apa yang Seokjin mau, Namjoon turun dari pohon dengan gerakan pelan. Seokjin yang melihat itu membantu Namjoon menapakkan kakinya ke tanah. Mereka kembali ke tempat mereka berhenti untuk beristirahat dan mulai melanjutkan perjalanan pulang.
Tak terasa 10 hari terlewati dalam hutan. Masih setia dengan Seokjin yang mual walau tak sesering minggu pertama mereka pulang. Namjoon pun mengabulkan apapun yang Seokjin minta, tak jarang pula Seokjin yang meminta sesuatu aneh dan membuat Namjoon memutar otak untuk mencari sesuatu pengganti apa yang Seokjin minta.
Menara castle sudah terlihat di kejauhan, Namjoon mengeratkan pelukannya di pinggang Seokjin yang tertidur. Memacu kudanya sedikit lebih cepat, entahlah mungkin memang hari sedang cerah sehingga castle terlihat berwarna lain. Jimin yang berada di depan jendela tempat perpustakaan pribadinya memekik dan berlari entah kemana dan Namjoon bisa melihat bagaimana paniknya delta nya itu melihatnya dan Seokjin yang datang bersama rombongan.
Kuda yang Namjoon pacu memelankan kecepatan berlari nya ketika mereka masuk jalan kecil menuju taman belakang castle yang sedikit gelap. Selesai melewati jalan yang layaknya terowongan meski hanya pepohonan yang disana berdempetan, tetap saja seperti terowongan yang menyeramkan jika melewatinya sendirian. Jimin, dan Jungkook menyambut kedatangan Seokjin dengan tangis keduanya. Mereka bahkan langsung menghambur memeluk sang Luna dari alpha mereka.
Namjoon menarik tali kekang kudanya agar berhenti berjalan karena Jimin juga Jungkook yang berada di sisi kudanya, bisa-bisa kudanya mengamuk dan melarikan diri. Dia menurunkan Seokjin dibantu Jimin yang memang lebih kuat daripada Jungkook. Jimin membawa Seokjin kedalam castle dengan Jungkook yang mengekori nya seperti anak ayam. Namjoon berbalik dan menginstruksikan agar semuanya pulang sementara pasukan Chanyeol dia persilahkan meminjam salah satu rumah besar di dekat castle untuk beristirahat dan menyuruh mereka segera pulang jika istirahat mereka selesai.
Yoongi, Taehyung dan Mingyu menghampiri Namjoon, menarik sang Alpha agar segera masuk dan beristirahat di dalam. Semuanya telah berada di kamar masing-masing khususnya bagian inti pack yang pastinya ikut mencari Seokjin. Namjoon mendudukkan dirinya di sofa dan mendesah lega karena punggungnya merasa terpijat saat menyentuh permukaan empuk sofa. Matanya menelisik wajah tidur Seokjin, mungkin sangat lelah karena memuntahkan isi perutnya tadi sebelum jatuh tertidur.
Kaki Namjoon terasa kebas efek kelelahan mungkin. Namjoon mengusap sisa air di tubuh atasnya, setelah mandi tubuhnya terasa lebih segar. Kakinya berjalan mendekati ranjang dan mulai merebahkan badannya yang kaku disamping Seokjin. Perlahan-lahan Namjoon membalikkan tubuh Seokjin menghadap kearahnya. Pipi Seokjin terlihat lebih berisi dan semakin imut saat tertekan bantal di bawahnya.
"Jinseok, apapun yang terjadi, jadilah milikku. Pilihlah aku, hanya cintai aku. Jadilah milikku, hanya aku. Jika kita memiliki kesempatan lagi di hidup kedua, jangan melupakanku. Meski dirimu tak mengingatku aku yakin hatimu untukku dan hanya milikku. Aku mencintaimu." Setelahnya Namjoon terlelap dengan tangan yang masih berada di pipi Seokjin.
A/N
Chizy's heaven
12 Agustus 2020, 22:25 PMHola..... Gimana nih? Bagaimana kesan pesannya? Yun masih ga tau nih mood sering ilang jadi dikit banget dan jarang bisa up meskipun mencoba buat nulis sekali seminggu tapi tetep aja melampaui waktu.
Maaf ya belum bisa optimal, tetep setia disini ya? Hehe borahae 💜Jangan lupa vote, komen dan share
With love, Yun!💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Alma Gemela [Namjin] ✓
FantasíaSeokjin adalah seorang pemuda yang memiliki kelainan pada tubuhnya. Dia memiliki rahim layaknya perempuan dan dapat mengandung serta melahirkan. Ayahnya yang depresi berat menjualnya dan adiknya kepada orang kaya yang berada di daerah terpencil dan...