‹ Chapter 21 : New life ›

3.1K 310 47
                                    

Sebuah fakta, jika orang terdekat tidak dapat dipercaya apalagi menjadi musuh yang ingin menghancurkan hidup kita. Tidak semua orang dapat dipercaya dan tidak semua orang baik dan berhati tulus di dunia yang luas ini. Maka berhati-hatilah bila ingin memberikan rasa percaya mu terhadap orang lain selain diri sendiri. Karena kepercayaan adalah sebuah harta yang harus kau jaga yang mungkin bisa jadi senjata bila kau salah memberikannya.

Namjoon memacu kudanya sangat kencang, ranting-ranting pohon berjatuhan meski hanya terkena sinar pedangnya. Ia menatap tajam kedepan, tidak ada sirat tersembunyi dalam sorot matanya. Mungkin hanya ada kemarahan, kebencian dan semua hal yang menyumbat dalam dada. Membuat paru-parunya sesak menolak adanya oksigen masuk untuk melanjutkan hidupnya di dunia. Jika tidak ingat akan apa yang Dewi bulan perintahkan dan Ahnsung yang baru saja lahir di dunia, mungkin dirinya sudah mengakhiri hidupnya setelah Seokjin menghembuskan nafas terakhirnya.

Pedangnya terayun, menyahuti seruan pedang lawan yang langsung saja patah saat terkena pedangnya. Ia memasuki kawasan perang, menebas prajurit-prajurit manusia lemah yang bodohnya ingin melawan pasukan werewolf sepertinya. Mereka hanya manusia, tidak akan bisa menang melawan makhluk anomali sepertinya yang pasti memiliki kekuatan lebih untuk menghancurkan manusia walau hanya terlihat sedang menggenggam saja.

Kuda yang Namjoon tunggangi memekik panik, merasakan api dari tubuh iblis Niche didepan mereka. "Turun kau pengecut! Aku akan membakar mu menjadi abu. Hahahaha..." Berseru sembari menjulurkan lidah api nya, Niche tertawa lepas, menatap dengan mata menyipit tajam kedepan. Mendengar apa yang Niche ucapkan Namjoon menggeram marah, melompat turun dari kudanya dan menodongkan senjatanya pada Niche yang sesungguhnya adalah Chanyeol.

"Tentu, aku sudah berdiri di hadapan mu. Silahkan bakar aku jika kau mampu." Menyunggingkan senyum sinisnya, Namjoon mulai mengayunkan pedangnya, matanya melebar tatkala melihat Niche yang baik-baik saja dan dirinya baru menyadari jika yang dihadapinya adalah iblis. Maka ia akan memancing Niche agar berubah menjadi manusia seperti semula dan saat itulah dirinya bisa leluasa menyerang Chanyeol yang berada di titik terendahnya. Karena Niche adalah api, pedang yang dihunuskan Namjoon sama sekali tak berpengaruh untuknya.

Beberapa kali Namjoon terjatuh, terkena lidah api neraka Niche yang membuat kulitnya terluka. Ia memutar otak, mencoba berpikir dalam situasi yang mungkin akan sangat sulit untuk berkelit. Niche tertawa remeh, terus menyerang dengan api di tubuhnya, "hahaha.... Hanya ini yang kau mampu Namjoon? Kau akan dengan mudah terbakar di tangan ku."

Melompat tinggi menghindari sengatan lidah api sang lawan, Namjoon mengerutkan keningnya saat api itu menyambar lengan kiri tubuhnya, "Argh!" Ia terus saja berlari menghindar, kemudian berhenti sejenak agar Niche segera datang di depannya. Terdengar psithurism yang membawa angin segar untuk Namjoon. Dirinya mengerti dan menghindar dari Niche dengan memundurkan tubuhnya secara berkala seraya menghunuskan pedang yang sama sekali tak berguna. Malah tertawaan niche lah yang keluar seiring kakinya melangkah untuk menyudutkannya.

Butiran-butiran salju mulai turun dari langit, musim dingin telah tiba. Matanya memicing, tersungging lah senyum miring dari bibirnya kala Niche panik dan memundurkan tubuhnya mencari pepohonan agar menutupinya dari butiran-butiran salju yang turun mengenai api yang menjadi tubuhnya. "Kau ketakutan tuan iblis? Ini hanya salju hei! Hahahaha..." Namjoon melangkahkan tungkainya mengikuti pergerakan Niche. Sedangkan yang sedari tadi nampak memimpin peperangan mulai panik mencari perlindungan dibawah pepohonan.

Namun seakan tahu situasi, pepohonan tertiup angin, menggagalkan rencana Niche untuk berlindung dibawahnya dan kembali mencari pohon yang dapat melindunginya dari rintikan salju. Dan sekali lagi, alam tak mendukung perbuatannya, salju semakin turun deras dengan angin yang meniupnya kesana kemari hingga pohon pun tak dapat menjadi peneduhnya.

Alma Gemela [Namjin] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang