Pagi cerah ternyata tak dapat mengalahkan semangat duo kembar yang tengah bersiap berangkat sekolah. Bagi mereka, sekolah adalah yang paling menyenangkan.
"Ayo, An. Lama amat sih pakai dasi." Leon sudah merangkul ranselnya.
"Ck, biasanya gue juga gak pakai dasi. Kok kesel, sih." Keluh Lean, dia final setelah berkompromi dengan kain panjang itu.
"Eh, kak. Gimana kalau kita lewat atap?"
Dahi Leon berkerut. "Atap?"
^^^
Double L meneguk habis susu mereka dan membawa kabur roti isi selai buatan Kelin.
"Ma, double L berangkat sekolah lewat atap dulu ya?" Pamit Leon yang berlari ke anak tangga menuju loteng.
"Bye, Ma." Lean juga tak berbeda dengan Leon yang menggigit roti lapis selai itu dengan berlari.
"Hati-hati, sayang." Jawab Kelin yang sedang mencuci piring bekas semalam, sepertinya Kelin belum sadar akan ucapan si kembar.
Sepersekian detik kemudian...
"Apa mereka bilang barusan?" Kelin loading. Bilo datang. "Si kembar jagoan Papa kok malah keatas? Emangnya gak jadi sekolah?" Tanya Bilo yang baru keluar kamar mandi.
Kelin menatap Bilo. "Mereka berangkat lewat atap katanya!?"
"Hah?"
Di samping itu, double L berlari dan melompat dari satu atap ke atap lainnya, dari satu genteng rumah ke genteng rumah lainnya. Bisa gitu ya?
"Ini yang baru namanya ekstrem." Teriak Lean berlari penuh semangat dan melompat.
"Wuuhu!" Leon tak kalah semangat, angin pagi menyibak rambutnya.
Jika dirasa, lebih lama berjalan kaki biasa di dataran dan jika dibandingkan dengan berlari biasa di dataran, mungkin lebih cepat berlari biasa. Atau mungkin ini kali pertama double L menguji diri mereka sendiri.
Dasar memang anak kebanyakan petakilan.
"Yang kalah musti masak buat makan malam di rumah." Teriak Leon membuat semangat adiknya membara.
"Elo musti masakin gue jamur crispy." Lean sudah request.
"Oke. Tapi kalau gue menang, elo musti masakin gue nasi goreng tinta cumi."
"Kampret lu, kak."
Leon tertawa dan larinya semakin cepat. Jika kalian bertanya apakah mereka tidak lelah, absolutely not. Energi double L bahkan empat kali lebih banyak dibandingkan Bilo dan Kelin waktu masa muda dulu.
Bahkan Bilo pernah bilang, —"Si kembar itu hiperaktif"—
"Gue sampai duluan!" Teriak Leon girang.
Kaki mereka berdua telah berpijak di atap sekolah, masuk dan menuruni tangga.
Leon memimpin, di tikungan tangga kedua Leon hampir menabrak seseorang.
"Le—Leon?!" Ucap Viona kaget.
Hampir aja gue nabrak nih cewek, batin Leon. Mata mereka bertemu. Disitulah Leon merasakan sesuatu.
"Oy! Kak!" Terdengar suara sangar Lean dari atas.
Leon tersadar. "Minggir," gugupnya menyingkirkan Viona dengan memegang pundaknya dan bergegas berlari menuju kelas.
BRUK!
Di tempat yang sama, Lean menabrak Viona. Dengan sigap Lean memeluk Viona.
"Aduh. Sorry, Vion. Kamu nggak papa?" Tanya Lean —ah tunggu, sejak kapan Lean memakai logat aku-kamu pada Viona?
KAMU SEDANG MEMBACA
Double L : BROTHER IN DUPLICATE
Teen Fiction[BILO × KELIN GENERATION] Cerita ini tentang kisah Double L. Leon dan Lean, yang memiliki tingkah double NGESELIN. __________ Ini adalah kelanjutan dari cerita PLAYING WITH MY BROTHER. WARNING! =>CERITA AMBURADUL, MOHON BIJAK DALAM MEMAHAMI<= Story...