Don't forget to Vote and Comment!
Happy Reading^^
__________________
Sudah dua minggu Lean fokus dengan ponsel, sedangkan Leon akhir-akhir ini merasa malas, chat dari seseorang benar-benar mengusiknya. Tak sering Leon membalasnya dengan singkat. Bahkan kadang Leon tak mau membacanya.Dan seseorang yang mengirimkan chat itu adalah Viona.
"Lo cengar-cengir mulu napa, dah?" Leon bertumpu pada punggung tangan kanannya.
Lean melirik, "sirik lo?"
Buk!
"Sakit, oy!"
Leon geram dan melayang lah buku novel itu tepat di wajah Lean. Leon masih diam memandang Lean tanpa ekspresi.
"Gue lagi chatting sama Viona."
"..."
"Katanya, lo kok nggak bales chat–nya?" Lean menekuk alis.
"..."
Lean bangun dari tidurannya. "Lo cuekin dia?"
Memutar bola mata malas, sifat Leon berkebalikan dengan Lean. Ketika Leon acuh tak acuh, peduli tak peduli, bodo amat, itu menjadi seorang yang benar-benar menjengkelkan, dan tak ada yang tahu apa yang ada di pikiran dan hati Leon, hanya Lean yang mengetahuinya.
Atau.. mungkin Leon saking malasnya berbicara dia jadi pendiam? Entahlah. Tapi terkadang Leon berubah menjadi kebanyakan tingkah dan periang secara drastis dengan sendirinya sesuai apa yang dia inginkan.
Leon mengangkat dua kakinya ke meja belajar, membuka buku kemudian menaruhnya di atas wajahnya, melipatkan kedua tangan di dada. Untuk apa dia melakukan itu? Tentu saja, tidur.
Lean yang melihatnya hanya cemberut, "gue mau keluar."
Untuk lima detik Leon tak menggubris hingga Lean mengatakan dengan siapa dia pergi, Leon langsung mengangkat bukunya.
"Kemana?"
"Kemana aja."
^^^
"Ma, Pa, Leon mau pergi."
Kelin mengangkat kedua alis, "loh? Kirain pergi sama Lean.. terus Lean pergi kemana? Terus kamu mau pergi kemana?"
Tanpa menjawab, itu adalah salah satu keburukan Leon. Dia berlari dengan mengenakan jaket abu-abunya.
Bilo yang sibuk dengan gadget hanya mengerjap lucu.
"Mereka kenapa?"
Kelin mengendikkan bahu.
Di samping itu, Leon melihat jika motor yang ada di garasi tinggal satu, itu berarti satu motor telah dipakai oleh Lean.
Tapi, Leon juga tak berkeinginan untuk naik motor. Dia memilih sepeda. Entah kenapa dia selalu suka sepeda.
Jarak rumahnya dengan rumah Brian tak begitu jauh, jika ditempuh dengan naik sepeda, mungkin sekitar 30 menit sudah sampai. Ah benar, Leon hendak kerumah Brian."Permisi..!"
"Eh, Nak Leon. Mau—"
"Halo, Tante Drena, Om Sean. Leon mau ketemu Brian."
Tanpa basa-basi, Leon langsung saja menerobos ke kediaman keluarga Mesach Khail.Sean dan Drena yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum. Tak masalah, rumah Brian, rumah Double L juga. Begitu sebaliknya, bahkan Sean dan Bilo juga masih sama saja. Asal nerobos.
Kamar Brian ada di lantai atas sebelah kanan.
"Brian!"
"HUWAAAAA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Double L : BROTHER IN DUPLICATE
Teen Fiction[BILO × KELIN GENERATION] Cerita ini tentang kisah Double L. Leon dan Lean, yang memiliki tingkah double NGESELIN. __________ Ini adalah kelanjutan dari cerita PLAYING WITH MY BROTHER. WARNING! =>CERITA AMBURADUL, MOHON BIJAK DALAM MEMAHAMI<= Story...