-STALKER-

86 5 2
                                    

Don't forget to Vote and Comment
Happy Reading^^
__________________
"Gue mau keluar."

"..."

"Sama Viona."

"Kemana?"

"Kemana aja."

Leon berpikir sejenak, begitu juga Brian yang duduk di pinggir ranjang. Leon mondar-mandir memegang dagu, "gue yakin. Pasti dia."

"Lo yang bener, ah. Menurut gue dia cewek yang nggak baik sejak SD."

"Sa— eh? Sejak SD?" Leon bingung. Jadi dia pernah satu sekolah dasar dengan gadis yang bernama Irina ini?

"Iya, lo nggak tau? Kita bertiga, bahkan nih cewek," Brian sembari menunjuk foto album gadis tersebut, "pernah satu sekolahan, sejak SD sampai SMP."

"Kenapa gue nggak tau?" Leon menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia sebenernya bingung dengan teka-teki ini, kalaupun disebut dengan teka-teki juga tak begitu pantas. Terlebih lagi, Brian tak tahu bagaimana bentuk gadis itu sekarang di sekolah baru, walaupun di sisi lain Leon sudah pernah menceritakan sosoknya, itu membuat Brian diam dan harus mencerna cerita Leon.

Menghela nafas pelan, "jadi gini, lo bilang kalau gadis yang akhir-akhir ini deket sama Lean itu Viona?"

"Iya." Leon mengangguk.

"Dan Viona itu gadis pindahan beberapa hari lalu yang elo bilang hari pindahnya itu sama waktu hari pindahnya si Irina?"

Leon mengangguk untuk kedua kalinya. "Masalahnya, nih cewek deket sama Lean, gue gak mau kalau Lean bisa-bisanya pacaran sama nih cewek. Terus gue jomblo, Lean nggak lagi deket sama gue, istilah 'Double L' gak laku lagi, gimana dong?"

Gubrak!

Pikirannya melenceng sekali dari pemikiran Brian. Dia jadi ragu kalau Leon benar-benar jenius sampai hampir dari semua lomba non akademik dan akademik dimenangkan oleh Leon, tak terkecuali Lean, bedanya Lean sedang tak ada di sini karena dia tengah dating bersama Viona.

"Tolol banget, sih, lo. Bukan itu inti masalahnya!"

Mengangkat kedua alis, "hah? Terus?"

Brian menumpu dagunya. "Masalahnya gini, elo sama kembaran lo itu nggak tau kalau si Irina ini sekolahnya bareng sama kita sejak SD, kan?"

Leon mengangguk.

"Nah, cuman gue yang merhatiin gerak-gerik nih cewek dari pertama awal ketemu. Soalnya dia kayak agak aneh gitu, dia itu kayak mau deketin elo tapi ketunda terus."

"Ketunda?" Beo Leon memiringkan kepala lucu.

"Iya, soalnya tiap nih cewek mau deketin elo, selalu ada Lean yang lebih cepet dan nempel mulu sama elo, juga gue." Tunjuk Brian pada diri sendiri.

Leon setia mendengarkan.

"Gue inget, waktu kelas IX SMP pas nilai semua murid di pajang di mading sekolah, nih cewek jadi peringkat pertama di kelasnya, waktu itu kelas kita beda sama tuh cewek."

"Gue juga inget kalau orang-orang manggil dia tuh dengan sebutan 'Irina' bukan 'Viona' karena gue tau nama depannya itu 'Irina' dan 'Viona' itu nama belakanganya."

Leon masih diam dan mendengarkan dengan saksama.

"Lalu, kita dulu kan sempet ngobrol soal daftar di SMA yang sama waktu di koperasi, gue lihat ada si Irina, kayaknya dia denger apa yang kita bertiga omongin, kita bilang kalau kita bakal masuk ke SMA GALDIKA, kan?"

Mengangguk mantap.

"Nah, gue rasa Irina nguping waktu itu. Terus di lain hari pas elo-elo pada dateng ke rumah gue, kalian bilang kalau kalian nggak jadi sekolah di SMA itu, kan? Kalian disuruh orang tua kalian sekolah di SMA CABINTARA. Pas hari pertama masuk sekolah, penerimaan peserta didik baru, gue ngelihat ada Irina, dia kayaknya agak bingung tuh kelihatan kayak cari sesuatu."

Double L : BROTHER IN DUPLICATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang