"Eh liat tuh, si murid baru duduk satu meja sama double L."
"Wah, lucky banget tuh cewek."
"Dih, caper kali tuh murid baru."
"Nggak usah dengerin."
"H-hah?" Vion mengangkat kedua alis.
Lean menatapnya. "Lo denger, kan? Mereka emang sering begitu."
Vion membulatkan bibirnya dan melanjutkan makan, walau sebenarnya canggung dan sedikit tak nyaman dengan kedatangan dua lelaki kembar yang dibilang Most Wanted School. Membuat Viona berdebar.
Krek!
"Em? Kakak udah pengen pergi." Lean mendongak melihat Leon sudah berdiri.
"Firasat gue nggak enak."
Joan menghampiri Leon setelah mengambil sekaleng soda. "Ada medusa, bro!" Lapor Joan.
"Sial," umpat Leon.
"Ayo, An. Pergi sekarang." Pinta Leon namun terlambat.
"LEON!"
Menggertak, rahang Leon mengeras.
Suara cempreng itu adalah Ratu. Ratu Klarista Pradipta. Putri dari kepala SMA CABINTARA.
Lean membelalak, sial kenapa dia ada di sini? Perasaan tadi nggak ada dia.
"Duh, Leon.. aku cariin dari tadi ternyata kamu di kantin." Ucapnya manja yang sudah memeluk Leon dari belakang.
"Woi, woi! Ini sekolahan bukan taman cinta." Kesal Joan.
Ratu menatapnya dengan tatapan sengit. Membuat Joan mendengus dan pergi, tak ingin berurusan dengan gadis kemayu keras kepala.
Viona yang melihatnya keheranan. Leon berdecak. "Lepasin nggak?" Tatapan matanya yang tajam menyorot ke Ratu, tapi gadis itu tak gentar. Cuman Ratu yang dapat menggangu Leon. Entah kenapa gadis itu seperti parasit. Tapi Leon juga tidak bisa menghancurkan Ratu, bukan karena dia putri kepala sekolah, namun dia memang tak ingin menyakiti perempuan.
"Kenapa, sih? Nggak kangen sama aku?"
Leon muak, bahkan Lean menatap Ratu sengit.
"Napa lo natap gue gitu? Naksir lo sama gue? Sorry, ya, gue sukanya cuman sama Leon. Walau kalian kembar, tapi Leon lebih keren dari elo." Ejek Ratu pada Lean.
"Apa lo bilang?!" Geram Lean.
Tatapan mereka beradu.
"Emang bener, kan?"
"Kakak!" Adu Lean.
"Bunuh aja." Ucap Leon tak peduli.
"Gue bacok lo!" Lean menuruti ucapan Leon.
"Sini! Sini kalau berani!" Tantang Ratu.
Kesal. Leon yang sudah meninggalkan mereka berdua ternyata malah benar-benar akan membuat keributan dengan pisau lipat yang ada di tangan Lean dan pisau dapur dari kantin yang ada di tangan Ratu.
"Buset!" Kaget Leon, dasar Lean, dia serius ternyata.
Berusaha menahan gerakan Lean yang hendak battle dengan Ratu, Leon mendekap tubuh Lean.
"Lepasin gue, Kak! Gue mau bunuh nih mak lampir yang sok kecantikan padahal nggak banget!"
Sedangkan Ratu ditahan oleh Joan dan Alex. "Apa?! Sini, gue tusuk-tusuk muka lo!"
"Gue gorok lo!"
"Buset! Ini psikopat semua kenapa dah!" Joan kewalahan.
"Lepasin gue, brengsek!" Kesal Ratu.
"Udah, Lean! Kita balik aja. Biarin tuh medusa dikembalikan di kandangnya." Leon menggotong Lean dan membawanya pergi.
"Woi!" Ratu tak terima hingga Joan dan Alex melepaskannya dan dibiarkan pergi begitu saja.
Liar.
Kebun binatang, kah?
Semua menonton adegan itu.
Bahkan Difa terlihat nyaman dengan itu.
"Enak banget lo nonton kita-kita sambil makan." Alex merasa dongkol.
Difa hanya mengangkat bahu. Mereka berdua balik ke kelas. Sedangkan Viona hanya diam termangu.
—==—
Wajar kalau ceritanya pendek. Baru pemanasan. Author malah jadi gugup sendiri bikin cerita anak-anaknya Bilo sama Kelin. Mohon bantuannya ya readers, follow, vote, and comment supaya semangat. Hwaiting!
KAMU SEDANG MEMBACA
Double L : BROTHER IN DUPLICATE
Teen Fiction[BILO × KELIN GENERATION] Cerita ini tentang kisah Double L. Leon dan Lean, yang memiliki tingkah double NGESELIN. __________ Ini adalah kelanjutan dari cerita PLAYING WITH MY BROTHER. WARNING! =>CERITA AMBURADUL, MOHON BIJAK DALAM MEMAHAMI<= Story...