15. Perlahan

16 7 3
                                    

--Perlahan--
Song by: Guyon Waton


By: MikamiGates
Genre: Romance

•••

Jepang, 11 April 2016

Althanesia Alamsyah.

Delapan belas tahun ia abdikan hidupnya untuk bekerja dan sekolah. Bahkan ia tidak peduli dengan kisah asmaranya, tidak peduli berapa banyak orang yang menyukainya. Kini, usianya genap 23 tahun dan siap untuk menikah.

Hidupnya benar-benar hanya untuk mengejar cinta-Nya sebagai sosok hamba yang taat dan mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Jauh dari orang tua menuntutnya untuk bekerja lebih keras dari gadis seusianya.

Tidak ambil pusing dengan masalahnya, Altha memutuskan untuk beranjak dari duduknya dan mengambil niqab¹ yang tergeletak di kasurnya. Ia memutuskan untuk pergi sejenak membawa sepedanya ke pasar terdekat untuk belanja. Altha menuruni tangga dengan bersenandung kecil membuat Arden menoleh.

"Mau ke mana?" tanya Arden menurunkan gitar dari pangkuannya.

"Cari hopeng²," kekeh Altha memainkan tasnya dan duduk di sebelah Arden.

"Gue nitip bakso, ya."

"Ini di Jepang, maboo³.  Nanti Altha masakin bakso, deh."

"Lupa. Tumben mau masak."

"Yain deh, Altha berangkat dulu, assalamualaikum." Altha segera keluar dari rumahnya dan mengambil sepedanya.

Setelah keluar dari pekarangan rumah sewa, Altha segera menaiki sepedanya yang ia pinjam dari pemilik rumah yang mereka tempati. Dua minggu di Jepang memang sangat menguji adrenalin Altha, bagaimana tidak? Altha saja memilih Jepang lantaran menghindari seseorang.

"Ohayōgozaimasu⁴," sapa seseorang yang berjalan bersimpangan dengan Altha, Altha hanya mengangguk dan tersenyum dibalik niqabnya.
A

ltha membawa sepedanya ke pasar Ameyoko - Tokyo, yang dekat dari rumahnya. Ia segera masuk dan membeli bahan untuk membuat bakso, yang pasti memperhatikan ke-halalannya.

"Indoneshia kara?5"  tanya seseorang di sebelah Altha.

"Ha'i.6" Altha menoleh dan terkejut melihat sosok masa lalunya yang dia hindari ada di sini. Sosok yang ia coba lupakan kini ada di hadapannya, dengan tampang santai seolah tidak terjadi apa-apa.

"Kenapa? Kaget?" tanya Geo terkekeh geli.

Menyadari Geo memandanginya, Altha buru-buru menundukan pandangannya dan berlalu pergi begitu saja. Membuat Geo tersenyum kecil dan mengikuti Altha dari belakang, hingga Altha selesai berbelanja. Selama itu pula Geo banyak bercerita tentang berapa lama ia menunggu Altha menerima cintanya ketika di SMA, Altha malah semakin merasa bersalah.

"Why? Why must go?" tanya Geo mencekal lengan Altha, membuat Altha menepis tangan Geo kasar.

"Stop! Don't touch me, please don't. We are not mahram."  Kali ini Altha benar-benar menangis karena Geo, karena Geo yang tidak pernah berhenti mengejarnya dari SMA hingga saat ini. Padahal beribu penolakan sudah terlontar dari mulut Altha.

Geo menghela nafasnya kasar dan mengusap rambutnya pelan, "Udahlah, All. Aku gak mau basa-basi sama kamu. Aku nggak akan ngejar kamu lagi setelah ini."

Setelah mengatakan itu Geo pergi begitu saja meninggalkan kepingan hati yang pecah karena ucapannya. Baru kali ini Altha merasakan rasa yang amat luar biasa menghujam hatinya. Kenapa ada penyesalan setelah ia menolak Geo berkali-kali?
Ah sudahlah, Altha segera mengusap air matanya dan segera pulang ke rumahnya, gagal rencana untuk memasak bakso hari ini, Altha memilih membeli makanan halal. Onogiri, sushi dan tempura kesukaan kakaknya. Setelah itu pulang.

"Assalamualaikum." Altha menaruh bungkusan makanan itu di meja ruang tengah dan segera berlalu ke kamar mandi untuk mencuci kaki dan tangannya, tidak lupa mengambil air wudu untuk sholat.

Selesai sholat ponsel Altha bergetar menandakan ada panggilan masuk, dan Altha buru-buru mengangkatnya, ternyata dari sahabatnya, Ellen Diningrat.

"Assalamualaikum, All. Kamu nggak papa, 'kan?" tanya Ell tampak khawatir di seberang sana, membuat Altha menahan tangisnya.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, aku memangnya kenapa?" Altha terkekeh membuat air matanya yang sedari tadi ia tahan, tumpah tak terkendali.

"Minggu depan, ke acara Geo sama aku, ya?" Altha hanya mengangguk menutup mulutnya, takut isakannya terdengar oleh Ellen. Dan buru-buru mematikan ponselnya.

Dengan mukena yang menjadi saksi bisu atas tangisnya yang pecah pada malam ini. Altha tidak henti berdoa dan menangis tersedu-sedu di atas sajadahnya.

Indonesia, 18 April 2016.

Kini, Altha berdiri di lantai dua menyaksikan Geo yang sedang menyerukan kalimat akad dengan bersungguh-sungguh.

"Dengan ini, Geo bin Yerda dan Althanesia bin Alamsyah. Resmi menikah pada hari ini, tanggal 18 April 2016," ucap penghulu dengan lantang membuat Altha dan Geo sama-sama mengusap wajahnya.

Tak terasa cairan bening lolos begitu saja dari matanya ketika Geo mendongak kearahnya dan tersenyum kecil.

Altha turun dari lantai dua masjid menuju altar pernikahan dengan dibantu ayahnya dan Ellen, mulutnya tidak berhenti berdoa dan mengucap syukur atas segala kenikmatan yang telah diberikan-Nya.

Ketika itu Geo melamar Altha untuk menjadi pendamping hidupnya. Dan kini, Altha resmi menjadi nyonya Yerda.

---

1. Niqab (Cadar)
2. Teman/Sahabat.
3. Maboo diambil dari My Boy
4. Selamat sore
5. Dari Indonesia?
6. Iya.

Weh! Ada bahasa jepangnya dong, hiya hiya hiya. Nanti malam, malam pertamanya Mbak Altha sama Mas Geo yuhuuuuu🤩

Write Your Sing || ANG'S SONGFICT EVENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang