Ana baru saja sampai disekolah, masih dengan penampilan nerdnya Ana memarkirkan motor matic milik Devan di area yang tidak ramai. Ya,ya dia memakai motor matic milik Devan kesekolah dengan alasan Bus yang dia tumpangi selalu ramai dan selalu berdesak-desakan.
Awalnya Dewi tidak mengizinkan Ana karena Ana yang masih berumur 13 tahun. Namun, karena Ana mengatakan hanya untuk hari ini maka Dewi mengizinkannya.
Ana melangkahkan kakinya kearah kelas yang semalam dia tumpangi untuk pemberian sedikit pembelajaran. Mulai besok dia tidak akan menumpang-numpang di kelas orang lagi. Karena, besok adalah hari pembagian kelas.
Ana memakai kerudung sweeternya agar orang-orang tidak tahu bahwa dia sedang memakai Airpods ditelinganya. Tak lupa Ana memakai kaos kaki hitam dikaki kiri dan kaos kaki putih dikaki kanan. Ini semua permintaan para pengurus OSIS, bukan hanya dia, melainkan seluruh siswi MOS. Lain dengan para siswa, mereka memakai sedikit polesan listpck dibibir mereka.
Banyak siswa yang sudah mengalungkan karton yang bertuliskan nama-nama hewan maupun bunga, lain dengan Ana yang merasa minder karena dirinya mendapat B*b*.
Dari arah yang berlawanan dengan Ana tampak Yuni yang sedang asik berbicara dengan seorang perempuan yang tidak dikenali Ana. Ana melangkahkan kakinya mendekat kearah Yuni.
"Yun," panggil Ana.
"Hah? gue?" tanya Yuni. "Lu bicara sama gue?" tanya Yuni kembali dan dibalas dengan anggukan Ana.
"Lu siapa ya? Kita pernah kenal?" tanya Yuni sinis.
"Em... Boleh ikut gue?" tanya Ana.
"Lu jawab dulu dong!" seru Yuni. Tidak ingin mengatakan bahwa dirinya adalah Ana didepan teman Yuni, Ana segera menarik tangan Yuni kedalam ruangan kelas yang masih kosong.
"Lu Apaan sih! Lu pikir lu siapa? Bisa narik-narik tangan gue sesuka hati lu?" tanya Yuni dengan mata yang melotot.
"Hehehe, lu sih, gak kenal gua.."~Ana.
"Heh! Dengar ya, gua gak pernah punya teman cupu kayak lu," bentak Yuni.
"Nyenyenyenyenye," ejek Ana. " Gue Keyt Kirana Aldebaran."
"Hahaha, jangan ngaco deh! Ana itu gak mungkin cupu gini, dia aja ilfel sama cewek cupu apa lagi jadi cupu," ucap Yuni sambil menertawakan Ana remeh.
Ana menatap Yuni datar lalu melepaskan kacamatanya.
"Tatap mata gue!" ucap Ana dingin. Yuni menuruti perkataan Ana, detik berikutnya dia terpanah dengan mata Ana yang memang persis dengan Ana yang dimaksud.
"Gimana udah percaya?" tanya Ana. Melihat Yuni yang terdiam Ana menghela nafasnya kasar kemudian mengeluarkan handphonenya lalu menelfon Yuni.
Aku suka body goyang mama muda, mama muda dadadadadadada.
Terdengar suara music dj mama muda dari handphone milik Yuni. Yuni merogoh sakunya disana tertera nama Ana, lalu dia mengangkatnya.
"Halo?" sapanya.
"Halo Yun, gue ada didepan lu," ucap seseorang dari balik sana. Namun, ada yang Aneh, Yuni dengan segera mematikan telfonnya.
"Lu emang beneran Ana?" tanya Yuni.
"Pake nanya lagi."~Yuni.
"Ana... Lu kenapa jadi cupu gini?"~Yuni.
"Hehehehe..., lagi nyamar. Udah deh, gue narik lu kesini hanya mau bilang, lu jangan ngomong kesiapa-siapa ya kalau gue ini rara."~Ana. Rara itu adalah nama panggilan Ana yang diberikan oleh kelima sahabat cowoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DehAna
Teen FictionWarning: -Cerita ini mengandung unsur kata-kata kasar, jadi tolong bijak dalam membaca. -Cerita ini adalah hasil pemikiran saya sendiri, diharapkan tidak ada yang memplagiat cerita ini. "Ana..... ini apaan nak? Ya Tuhan, ken...