DehAna 16.❤.

198 119 3
                                    

Ana menuruni motor yang dibawa oleh seorang pria yang memakai jaket bewarna hijau dengan logo Gojek dengan terburu-buru. Matanya menatap gerbang sekolah yang sudah tertutup, dengan langkah gonta-ganti miliknya. Tanpa ia sadari, tadi sebelum dia benar-benar pergi, dia menyalim punggung tangan sang tukang ojek membubat tukang ojek tersebut geleng-geleng.

"Mbak..." Ana menoleh kearah pria tersebut. "Helmnya?"

"Oh iya." Ana melepas helm hijau tersebut dengan terburu-buru kemudian menyodorkannya. Ana menaikan sebelah alisnya saat pria tersebut mengulurkan tanganya. "Ada apa ya Mas?"

"Gak mau nyalim lagi?"

"Loh, tadi saya nyalim?" Pria tersebut mengangguk sambil terkekeh kecil. "Saya masuk dulu ya Mas, nanti saya kasih bintang 5 deh karna udah ngantar tepat waktu." Ana berlalu pergi, sesampainya didepan gerbang kaki Ana terhenti saat melihat ada banyak orang berseragam putih abu-abu berdiri disana tepatnya didepan gerbang karena Yugo yang menutup rapat gerbang tersebut.

"Kak bukain dong.... please..." lirih seorang siswi dengan tangan yang bersidekap didada.

"Eh, Kak Yugo." Mata Yugo menatap Ana yang cengengesan diluar gerbang.

"Eh, Ana... telat ya Na?" Ana mengangguk. "Ya udah sini masuk." dengan santainya, Ana menjalankan kakinya kearah gerbang yang sudah Yugo buka.

"Loh kak, kok dia bisa masuk?"

"Dia mau gua kasih hukuman."
"Na, lu jagain gerbang dulu ya, gua mau kekamar mandi. Tas lu siniin, biar gua aja yang taruh didalam kelas."

"Emang lu tau bangku gua ada dimana?"

"Apasih yang gak gua tau?"

"Semerdeka lu aja kak." Murid-murid yang tadi ada diluar gerbang sudah dibawa oleh pak sugondo. Tadi sih, Pak Sugondo nanya kemana Yugo jadi Ana jawab saja kalau Yugo kekamar mandi dan menyuruhnya untu menggantikan Yugo.

Ana menatap Kevin yang ada diluar gerbang. "Eh ada Ana Frozen."

Duk, duk, duk, duk, duk, duk

Kevin menggebrak pelan gerbang tersebut. "Do you wanna build a snowmen? Come one lets go and play..." Kevin terkekeh saat menyanyikan lagu tersebut. "Kok lu yang jagain Na?"

"Sok kompak banget sih, nih cowok."

"Yugonya lagi dikamar mandi, besok aja main-mainnya." Kevin terkekeh kembali saat Ana menghusirnya seperti anak-anak yang dilarang bermain. "Bukain dong Na."

"Males banget bukain pintu buat lu, punya tangan punya kaki, kenapa gak buka sendiri?"

"Kan kekunci..."

"Bayar dulu dong kalau mau dibukain." Kevin mengeluarkan 1 lembar uang merah dari sakunya. "Segini mah mana cukup, tadi aja ada yang ngasih 400 ribu gua tolak."

"Trus gua harus kasih berapa?"

"200 ribu aja deh... eh, tapi karna lu teman gua, gua kasih nego deh jadi 250."

"Lah, kita temanan? Sejak kapan?"

"Ya udah sih kalau gak ngakuin gua teman lu, gua naikin aja jadi 300."

"Mahal banget Na, kita temanan deh atau lu mau pacaran?"

"Dasar buaya, 300 sama lu mahal ya? Udah miskin bos?"

"Nggak dong." Kevin mengeluarkan 3 lembar uang merah dari sakunya kemudian memberikannya kepada Ana dan Ana membuka gerbang tersebut. Ana menatap uang tadi, "Apa orang kaya memang gini semua ya? Miskin, gak gua tolong mampus lu pada."

DehAnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang