Ana menyeka keringat yang sudah bercucuran dikeningnya, satu kata untuk saat ini 'lelah'
Ya,ya Ana dan beberapa orang lainnya yang tidak mendapat tanda tangan pengurus OSIS sepenuhnya diberi hukuman yaitu, membersihkan rooftop.
"Perasaan tadi, yang ini udah gue bersihin deh. Tapi, kenapa sekarang kotor lagi sih?" tanya Ana kepada dirinya sendiri dengan tampang cemberutnya.
Ana menghela nafasnya gusar, sudah 1 jam Ana dan yang lainnya berkutat dirooftop dengan sapu dan peralatan kebersihan lainnya tanpa makan dan minum.
Ana berjalan kesudut rooftop, kemudian dia mengeluarkan benda pipih bermerek iPhone dari saku roknya. Setelah mengutak-atik handphone miliknya Ana kembali membersihkan rooftop tersebut.
Beberapa menit kemudian, Ana dapat melihat Yuni berjalan dari arah pintu rooftop kearah Kevin, Gilbert dan Babe.
"Permisi kak," sapa Yuni.
"Ya?" tanya Gilbert sambil menoleh
"Anjay, ini kan yang kemarin dimall. Tambah cantik aja nih cewek," batin Gilbert.
"Saya mau ketemu sama teman saya, Boleh?"
"Boleh," ucap Gilbert. Gilbert mah, kalau lihat cewek bohay, hem....
Yuni melangkahkan kakinya kearah Ana yang sedang berdiri dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
"Nih, pesanan lu," ujar Yuni sambil memberikan 1 kotak makan yang berisi bakso.
"Makasih Yuni sayang..."
"Makyasih Yuni syayang," ucap Yuni dengan nada yang dijelek-jelekkan. "By the way, ini udah satu jam loh, kok masih gak dikasih istirahat?"
"Tau orang gila gak?" tanya Ana yang diangguki oleh Yuni. "Ya itu, mereka itu orang gila, gak punya perasaan," ucap Ana sambil menunjuk Kevin dan kawan-kawan.
"Hhahah ada-ada aja lu na. Eh tapi,lu yakin mau makan ni bakso disini? Gak mau nanti aja?"
"Gue gak yakin sih..."
"Hadeh, ya udah deh, gua pergi dulu. dadada, yang bersih ya bi..." ujar Yuni membuat mata Ana melotot kesal.
Setelah kepergian Yuni, Ana membuka kotak makan yang ada didepannya. Belum sampai dia menyuapkan makanan tersebut kemulutnya, suara bariton seseorang membuatnya menghentikan kegiatannya.
"Lu ngapain?" tanya Kevin, Ana menolehkan kepalanya kearah dimana Kevin berdiri.
"Gue harus ngapain nih?" batin Ana bertanya. "Nyengir aja kali ya?"
"Hehehe, makan kak."
"Siapa yang nyuruh?"
"Hab-"
"Lu mau bantah? Lu itu masih muda, masa disuruh bersiin rooftop sebentar aja udah gak tahan."
'What? Sebentar?'
"Ada yang nyuruh lu buat makan?" tanya Kevin, Ana mengangguk sambil menunjuk kearah perutnya, yang dibalut dengan sweeter. Membuat Kevin dan Gilbert menatap Ana heran.
"Anak-anak gue udah pada minta jatah kak, mereka udah pada konser didalem."
"Ma-maksud lu, lu hamil?" tanya Kevin, muka Kevin sudah memucat, entalah apa yang dia takutkan. Atau dia lagi nahan boker ya?
"Lu kenapa gak bilang kalau lu lagi hamil?" tanya Gilbert sambil memapah Ana kesofa merah yang sudah rusak.
"I-ini anak siapa?" Tanya Gilbert membuat Babe yang berdiri disamping Gilbert teringat dengan sebuah lagu dan mulai menyanyikannya dengan suara yang sangat cempreng.
KAMU SEDANG MEMBACA
DehAna
Teen FictionWarning: -Cerita ini mengandung unsur kata-kata kasar, jadi tolong bijak dalam membaca. -Cerita ini adalah hasil pemikiran saya sendiri, diharapkan tidak ada yang memplagiat cerita ini. "Ana..... ini apaan nak? Ya Tuhan, ken...