DehAna 11.❤.

230 127 3
                                    

Ini sudah jam 06.50 Ana belum juga bangun, ini semua karena dia semalam lupa memasang alarm. Baran sudah pergi kekantornya, Dewi sudah pergi kerumah sakit tempat dia bekerja sebagai dokter kandungan, Devan sudah pergi kesekolah subuh tadi katanya sih mau jemput sang gebetan. Membuat dirinya tetap kebo karena tak ada yang membangunkannya.

Bi Idah tidak mengetahui bahwa Ana masih tidur didalam kamarnya. "Loh, bukannya ini sepatunya non Ana ya?" Bi Idah menatap sepatu Ana yang ada didepan pintu kamar Ana. " Waduh, berarti... non Ana belum berangkat kesekolah nih... atau jangan-jangan non Ana masih tidur?"

"Non, non Ana." Bi Idah mengetuk pintu Ana dengan sangat kuat.

"Hm....?"

"Non, ini udah jam tujuh loh non. Non gak berangkat? Ntar kesiangan lagi."

"Lima menit lagi bi, Ana ngantuk banget... semalem mabar sampai jam 2 pagi sama temen Ana."

"Tapi non, ini udah jam tujuh loh non."

"Jam tujuh?" Ana melompat kaget kemudian memasuki kamar mandi. 5 menit didalam kamar mandi, Ana akhirnya keluar dengan seragam sekolah miliknya kemudian memulai dandanannya masih dengan penampilan nerdnya.

Setelah selesai, Ana melangkahkan kakinya keluar kamar kemudian meluncur dipegangan tangga, dia berjalan kearah garasi kemudian menghidupkan motor matic milik Devan, setelah memanaskan motor matic tersebut Ana melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Terpaksa gue harus lewat jalan tikus."

Ana membelokan stangnya kearah kiri dimana gang sempit yang biasa dia lewati, dari arah belakang terdengar suara motor besar yang Ana tak tau siapa pemiliknya, Ana menambah kecepatannya Bodoh Amat kalau kena senggol sama dinding yang ada disamping kanan-kirinya.

Sedangkan dibelakang sana, Dehan 1 mengerutkan keningnya, karena melihat aksi kebut-kebutan didepannya. Dari penampilan sipengendara didepannya Dehan dapat menyimpulkan kalau orang tersebut adalah perempuan, tampak dari pengendara tersebut yang memakai rok.

Dehan menambahkan kecepatan motornya kala pengendara didepannya menambahkan kecepatan motornya. "Gila ni cewek, gak takut apa kena senggol tembok kanan-kirinya?"

Ana menerobos gerbang yang sudah mau ditutup, sedangkan Dehan, dia terpaksa berhenti karena gerbang sekolah keburu ditutup satpam. Sial, padahal dia ingin melihat siapa perempuan yang mengendarai motor matic tadi.

Ana menghela nafasnya, dapat dia dengar lagu kebangsaan Indonesia lagi diputar menandakan bahwa upacara bendera sedang dilaksanakan. Ana menatap was-was kanan, kiri takut jika dia ketahuan guru BK.

Dia melangkahkan kakinya kearah belakang kelasnya. Ana menatap jendela yang ada jauh diatas kepalanya. "Cih, kenapa gue harus jadi orang pendek sih." Ana berusah menggapai jendela yang ada diatasnya.

Duk...

Ana berhasil masuk lewat jendela, dia berjalan mengendap-endap takut ketahuan guru BK yang sedang patroli. Setelah meletakan tasnya dan menduduki bangkunya Ana membuka tasnya dan mengambil buku diary yang kemarin dia daoat dari loker barunya.

Ana membuka halaman ketiga dari buku itu.

Nama gue... ah gak mau kasih tau deh, biar ini jadi misteri.

Dia Kate Kirana Aldebaran, seseorang yang memiliki bakat segudang dan 5 sahabat laki-laki, gue sayang banget sama dia sampai-sampai gue tau nama kepanjangannya dia, rumahnya dia, dan rahasia-rahasia terbesarnya dia, yang bahkan gak diketahui oleh sahabat-sahabatnya dia.

Mata Ana melotot saat buku diary tersebut bertuliskan namanya, dan lebih parahnya seseorang yang memiliki buku tersebut mengetahui nama lengkapnya dan alamat rumahnya.

DehAnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang