Hari ini adalah hari minggu, dimana Ana dipaksa untuk membawa anjing buldog kesayangan Devan keliling kompleks. Sedari tadi Ana menggerutu tidak jelas, seharusnya ini pekerjaan Devan... tapi, berhubung hari ini Devan dipanggil kesekolah untuk berlatih basket jadilah Ana yang membawa anjing buldog ini berkeliling komleks.
Ngomong-ngomong, soal basket...
Flashback On
"Ana..."
"Eh, Mas Agung... ada apa Mas?"
"Begini... Apa Yugo sudah memberi tahu kamu tentang siapa saja yang terpilih untuk mengikuti lomba basket tujubelasan?"
Ana menggeleng, 'jelas belum lah, wong gua jahuin dia...'
"Begitu ya... begini... kamu terpilih buat jadi pemain basket putri... Kamu bisa ikutkan?"
"Em... Begini Mas, beberapa minggu yang lalu kaki saya patah, jadi saya masih takut untuk lari-lari... bolehkan, saya tidak ikutan lomba?" Beneran patah mati lu...
Mas Agung menghela nafas pasrah. "Ya sudah, get well soon ya." Ana mengangguk.
Flashback Off
"Wah... ada guguk." Seorang anak perempuan berlari menghampiri anjing buldog kesayangan Devan. Ana menoleh kebelakang, matanya membulat saat melihat tangan anak perempuan tersebut sudah dijilati oleh dogi (anjing kesayangan Devan.)
Ana berlari kearah anak kecil tersebut kemudian mencuci tangan anak tersebut dengan air aqua yang baru dibelinya beberapa menit yang lalu. "Loh kak, tangan Asya kenapa dicuci?"
"Kamu Agama muslimkan?" Asya mengangguk polos. "Bukannya muslim haram ya kalau kena ludah anjing."
"Loh, Asya gak tau."
"Gak papa kok. Ya udah, kakak pulang dulu ya..." Setelah selesai mengajak Dogi keliling komleks, Ana kembali pulang kerumahnya. Matanya menatap kedua orang berbeda jenis yang ada didepan rumahnya.
"Ini kurcaci-kurcaci gua, ngapain datang kerumah gua? Tadikan udah gua bilang jangan datang..."
Nata dan Aurel tersenyum menatap Ana yang di belakangnya ada dogi dibelakangnya. "Ana..."
"Kan udah gua bilang, jangan datang kerumah gua...."
"Kita udah datang jauh-jauh loh Na..."
"Cih, ada yang nyuruh lu berdua datang?"
"Udah sih Na, kitakan udah disini..."
"Yodah, ayo masuk..."
"By the way nama anjing lu siapa nih???" tanya Aurel, sambil mengelus-elus kepala dogi. "Aurelia."
"Lu samain gua sama anjing lu?!"
"Hahaha, gitu aja baperan. Asal lu tau nih ya, anak tetangga gua... digituin malah ketawa nying."
"What?"
"Palingan juga anak tetangga lu itu anak kecil kan?"
"Tau aja lu Nat, jadi masuk gak nih?"
"Kuy lah, by the way rumah lu gede banget... lu anak beasiswa bukan sih?"
"Gua anak beasiswa kok..., sebenarnya... ini itu rumah peninggalan kakek gua..."
"Woh..." Aurel manggut-manggut. "Rumah lu perasaan sepi amat deh Na."
"Ya iya lah, wong semuanya pada pergi." Ana menutup pintu utama rumahnya. "Lu pada datang kesini buat apa sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DehAna
Teen FictionWarning: -Cerita ini mengandung unsur kata-kata kasar, jadi tolong bijak dalam membaca. -Cerita ini adalah hasil pemikiran saya sendiri, diharapkan tidak ada yang memplagiat cerita ini. "Ana..... ini apaan nak? Ya Tuhan, ken...