DehAna 10.❤.

214 124 2
                                    

"Perkenalkan nama gue Given Anggara. Panggilannya Given, salam kenal semua."

"Kalau panggil sayang boleh gak?" Given menatap tajam Nabila.

"Baru satu hari sekelas udah genit aja lu La," ucap teman sebangku Nabila yang bernama Ita.

"Given, akhirnya kita sekelas." Given menatap malas kearah Babe.

"Sudah-sudah, Given kamu boleh duduk disana." Pak Joko menunjuk kearah Ana yang ada disudut.

"Iiiis, gue gak mau sebangku sama dia..." batin Ana.

"Eh Ven, jangan duduk disitu." Semua orang menatap aneh Nabila.

"Sirik aja lu bil," ujar ita sinis

"Gak gitu, cuma, tu cewek punya penyakit menular. Takutnya menular lagi sama Given sayang."

"Loh, benar itu- Nama kamu siapa nak?"

"Ana pak."

"Iya, benar itu Ana?" Ana menggeleng.

"Loh, tadi lu bilangnya punya penyakit menular." Tanpa babibu Given langsung saja duduk disamping Ana.

"Ah, sudah lah. Sekarang kita akan melakukan pemilihan organisasi kelas," ucap Pak Joko membuat sekelas hebo. "Langsung saja ya, yang pertama kita milih ketua kelas dulu. Nah, yang mencalonkan ketua kelas harus punya pengalaman menjadi ketua kelas atau semacamnya."

"Sekarang coba yang mau mencalonkan berdiri." Babe langsung berdiri dengan sangat antusias disusul oleh Raka dan Alex (Teman Arthur yang terlambat tadi) "Hanya ini?" Mereka semua mengangguk.

"Okey, saya mau nanya pengalaman kalian bertiga dimulai dari kamu." Pak Joko menunjuk kearah Babe.

"Aku, kalau aku pak banyak kali pengalaman ku. Aku ketua dari kawanan kerbau dikampungku, dan aku, ketua dari karan taruna desa."

"Kerumunan kerbau itu organisasi apa ya,"

"Ya itu pak, kawanan kerbau itu organisasi yang ada dikampungkh yang kalau mereka punya kerbau wajib untuk masuk organisasi itu... dan itu deketuai sama aku loh pak."

"Hu...." Sorak sekelas.

"Sudah-sudah, yang penting Babekan punya pengalaman menjadi ketua karang taruna."

"Alah pak, palingan juga dia ketua dari muda-mudi karan tarun yang pemalas-pemalasnya aja."

"Kamu jangan suudzon dulu- siapa nama kamu?"

"Yuli pak."

Pak Joko mengangguk. " Kamu jangan suudzon dulu Yuli."

"Tapi itu memang kenyataannya kan Be." Babe mengangguk.

"Hu..."

"Apa? Yang pentingkan pernah jadi ketua. Iya kan pak?" Pak Joko mengangguk pasrah.

Pemilihan dilanjutkan hingga berpuluh menit yang menghasilkan: Raka menjadi ketua, Alex menjadi wakil ketua, Yuli menjadi sekertaris, Nabila menjadi bendahara.

"Nah, karena sudah terpilih."

"Kita potong sapi," potong Babe membuat mereka tertawa.

"Kamu ada-ada aja Be. Karna sudah terpilih, sekarang kita akan berkenalan mulai dari sana." Pak Joko menunjuk kearah Yuli yang duduk disudut ruangan paling depan sebelah kiri.

"Maju ni pak." 

"Boleh." Yuli melangkahkan kakinya kedepan rungan.

"Per-"

DehAnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang