"I can explain this." - Mark
"What have gotten into you?!!" - Wendy
"Semua ini salah paham." - Mijoo
"Apa kau sudah gila?!" - Yoongi
Apa yang akan dilakukan seorang Mark Tuan bila ia dihadapkan pada situasi yang mengharuskannya memilih satu diantara...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mark melangkah keluar dari ruangan dokter dengan perasaan hancur. Bagaimana tidak? Harapannya menjadi seorang ayah pupus dalam waktu yang sangat singkat. Baru saja tadi pagi ia mengetahui bahwa istrinya Wendy tengah mengandung, namun sekarang calon bayinya harus digugurkan demi keselamatan wanita yang dipersuntingnya dua tahun lalu.
"Apa yang dokter katakan padamu?"
Mark mendongakkan kepalanya dan menemukan Yoongi sudah berdiri dihadapannya. Ia menghela nafas panjang sebelum mengangkat kepalanya menatap manik mata Yoongi yang menatapnya tajam.
"It's none of your business."
"Everything about my best friend is also my business. Now, spill."
Jujur, Mark merasa tidak nyaman berada didekat Yoongi. Entah mengapa pria itu memberikan aura mencekam sejak pertama kali ia bertemu dengannya. Seolah tidak pernah menyetujui hubungannya dengan Wendy.
"Fine. Dokter mengatakan bahwa Wendy mengalami pendarahan hebat yang mengharuskan mereka menggugurkan kandungannya jika kita semua ingin Wendy selamat."
Yoongi membulatkan kedua matanya mendengar penuturan Mark. Jelas sekali ia melihat raut kebahagiaan di wajah Wendy ketika mendengar kabar bahwa wanita itu tengah hamil dan hendak memberikan kejutan pada Mark mengenai kehamilan pertamanya.
Tiba-tiba Yoongi mencengkram pergelangan tangan Mark dan menariknya menuju rooftop rumah sakit. Sesampainya disana, ia tanpa ragu melayangkan pukulannya pada wajah tampan pria yang berstatus sebagai suami Wendy tersebut.
"It's all your fault! Kalau saja kau tidak bermain api dibelakang Seungwan. Semua ini tidak akan pernah terjadi!"
Mark terdiam mendengar penuturan Yoongi, seolah kata-kata pria itu benar-benar telah menusuk sanubarinya. Perasaan bersalah kembali menghujaminya, semua ini adalah salahnya.
"Kau tahu betapa bahagianya Seungwan ketika mengetahui bahwa ia tengah mengandung anakmu!" Kembali Mark terdiam.
"Sekarang aku sadar mengapa ia memintaku untuk menemaninya ke klinik kandungan."
Kini Mark mendongkakkan kepalanya, mendengar pernyataan Yoongi. Apa benar Wendy sendiri yang meminta Yoongi untuk menemaninya memeriksakan kandungannya? Itulah pertanyaan yang ada dibenaknya sekarang.
"Karena ia ingin memberikan kejutan padamu?! Ia bahkan sempat menelpon rekan kerjamu untuk menanyakan keberadaanmu."
Kembali Mark dikejutkan oleh pernyataan pria dihadapannya. Satu-satunya rekan kerja yang dekat dengan Wendy hanyalah Jackson. Apa mungkin Jackson yang memberitahu istrinya bahwa ia tidak ada di kantor?
"Apa kau tahu bahwa kandungan Seungwan tergolong lemah dan rentan mengalami keguguran? Ketika tiba di apartemenmu, ia langsung berlari dan melupakan kenyataan bahwa ia tengah hamil."