Twenty Seven (Last)

104 0 0
                                    

1859 words
Enjoy ^^

1859 wordsEnjoy ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"S... Soojung..."

"Ya, aku Lee Soojung. Anak yang selama ini tak pernah kau pedulikan."

Myungsuk membeku mendengar penuturan anak sulungnya tersebut.

"Soojung... semua tidak seperti yang kau bayangkan."

"Aku tak ingin mendengar penjelasan apapun darimu! Mengetahui kenyataan bahwa kau mencelakai keluarga Paman Myungdae sudah membuatku muak. Aku bahkan tak ingin menyebutmu sebagai Ayahku!" Diam, Myungsuk tak berani berkata apapun.

"Apa selama ini kau memaksaku menjalankan perusahaan karena hal ini? Karena keserakahanmu pada harta? Aku tak pernah menyangka kau menghalangi impianku hanya demi uang dan tahta?!"

"Soojung..."

"Kau tak pernah tau bukan? Apa kau pernah memikirkan perasaanku sedikit saja? Tentu saja tidak, karena kau terlalu gila pada bisnis dan bisnis!!!"

"AKU MELAKUKAN INI DEMI KELUARGA KITA LEE SOOJUNG!!" Soojung tersenyum getir mendengarnya.

"Lucu sekali. Kau bilang ini semua demi keluarga kita? Lalu, apa dengan membunuh keluarga orang lain bisa membuatmu menjadi kebanggaan keluarga? Tidak! Kau menjijikan!"

Myungsuk mematung mendengar pernyataan Soojung, apa yang ia lakukan selama ini tak pernah berarti di mata anaknya. Ketika Soojung berkata seperti itu padanya, dadanya sesak. Rasa akan kehilangan begitu menggerogotinya. Ia sudah memiliki harta dan tahta yang ia impikan, namun ia harus kehilangan satu hal berharga dalam hidupnya. Anak-anaknya.

"Jangan bergerak!"

Ketiga orang itu menoleh ketika mendengar teriakan seorang pria sambil menodongkan senjata api. Myungsuk membulatkan kedua matanya ketika melihat beberapa petugas kepolisian memasuki ruangannya.

"Saudara Lee Myungsuk Anda kami tahan dengan tuduhan pembunuhan berencana." Ucap Opsir Kim, membuat Myungsuk terkejut bukan main.

"Apa? Siapa yang berani melaporkan atas tuduhan itu?!" ucap Myungsuk tak terima.

"Aku yang melaporkannya."

Seorang wanita memasuki ruangan tersebut dan melepas kacamata hitam yang dikenakannya. Myungsuk mengerutkan dahi menatap wanita yang tidak ia kenali.

"Siapa kau?" wanita itu tersenyum sinis menatap sosok Myungsuk yang tak berdaya.

"Kau tidak ingat padaku? Senang bisa bertemu denganmu lagi, Paman Myungsuk. Aku sedih karena kau tidak mengingat satu-satunya keponakan yang kau miliki." Tentu saja Myungsuk membeku mendengarnya.

"Jadi kau..."

"Ya, aku Lee Mijoo. Putri tunggal dari adik laki-lakimu yang telah lama kau bunuh."

Myungsuk terduduk lemas ditempatnya, masih belum bisa mempercayai semua ini. Bagaimana bisa sosok anak kecil yang jatuh bersama kedua orangtuanya ke jurang masih hidup?

Two Hearts Four Lives [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang