"I can explain this." - Mark
"What have gotten into you?!!" - Wendy
"Semua ini salah paham." - Mijoo
"Apa kau sudah gila?!" - Yoongi
Apa yang akan dilakukan seorang Mark Tuan bila ia dihadapkan pada situasi yang mengharuskannya memilih satu diantara...
1844 words! Enjoy! And.... sorry for my really late update 🙇🏻♀️🙇🏻♀️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Selama tinggal bersamamu..."
"Apa ia pernah pergi bersama seorang pria?"
Jinyoung mengerutkan dahi mendengarnya. Seingatnya, Mijoo hanya pergi bekerja bersama Jisoo. Sesekali Jisoo pernah menyuruhnya untuk pergi keluar, namun Mijoo menolak karena ingin bekerja lebih giat. Saat belanja keluar pun ia selalu ditemani tunangannya. Apa Mark ragu?
"Seingatku, Mijoo selalu pergi keluar bersama Jisoo. Pernah sesekali Jisoo menawarinya untuk liburan, namun Mijoo menolak dan memilih untuk bekerja lebih giat."
"Tunggu! Kau bilang ia bekerja?" Jinyoung mengangguk.
"Ia bekerja di cafe milik tunanganku. Jisoo menawarkan posisi asisten pribadinya, namun Mijoo menolak karena tidak ingin menjadi bahan pembicaraan pegawai lain. Jadi ia bekerja sebagai pelayan disana."
Mark kagum dengan pemikiran wanita itu. bagaimana bisa Mijoo bersikap sebijak itu? rasanya ia ingin mencari tahu lebih dalam mengenai pandangan Mijoo mengenai kehidupan.
"Ahh begitu ya. Jadi sangat kecil kemungkinan ia bertemu pria?" Jinyoung mengangguk.
"Apa kau meragukannya?" Mark terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaan sahabatnya itu.
"Awalnya aku sedikit ragu, namun sekarang aku yakin bahwa ia tengah mengandung anakku."
Awalnya Jinyoung mengerutkan dahi mendengar pernyataan Mark. Namun setelah menghubungkan semua peristiwa yang berkaitan dengan keduanya. Ia mulai paham dan mencoba untuk tidak begitu terkejut.
"Lalu apa rencanamu sekarang?"
"Aku..."
Tok... Tok... Tok...
Ketika akan membuka suara, Mark dikejutkan oleh suara ketukan pintu dan teriakan seorang pria dari luar sana.
"Hey! Apa yang kalian berdua lakukan di dalam sana?! Cepat buka pintunya karena ada tamu terhormat ingin menemuimu, Mark!"
Penasaran, Mark melangkah menuju pintu dan membukanya. Ia melihat Jackson memegangi kepalanya, mungkin karena pria disebelahnya menjitak kepalanya cukup kencang membuat Mark terkekeh.
"Hai, Jaebum. Kau datang lebih cepat ya?"
Pria bernama Jaebum itu hanya mengangkat kedua bahunya pelan sebelum akhirnya masuk ke dalam meninggalkan Jackson yang menatapnya sebal.
"Sebenarnya ada perlu apa, Jaebum datang kemari?" tanyanya pada Mark.
"Kalau kau ingin tahu, kau boleh ikut mengobrol disini. Sepertinya Jinyoung juga tidak keberatan. Benar begitu Jinyoung?"