Eighteen

54 2 2
                                    

1471 word! Enjoy ;)


1471 word! Enjoy ;)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hai Wan."



Seungwan menoleh dan tersenyum ketika menemukan sahabat baiknya, Min Yoongi, datang menghampirinya dengan membawa buket bunga mawar merah. Pria itu duduk disamping Seungwan yang tengah menikmati udara segar di pagi hari ini.



"Masih pagi udah diem disini. Kamu udah sarapan?" Seungwan menggeleng.



"Kenapa?"



"Suapin aku dong, Yoon. Please..." ucap Seungwan dengan puppy eyes-nya membuat Yoongi mau tidak mau menuruti keinginan sahabatnya itu dan kembali memasuki rumah untuk membawa sepiring nasi.



"Suapin Seungwan lagi, Yoon?"



Yoongi terlonjak kaget mendengar suara lembut Nyonya Son bertanya padanya.



"Iya, Ma. Seungwan manja pengen di suapin terus." Ucap Yoongi sambil terkekeh membuat Nyonya Son tersenyum.



"Yaudah gih buruan kasih. Ntar dia ngamuk hihi."



Yoongi mengangguk mantap dan langsung membawa sepiring nasi beserta lauk pauknya pada Seungwan. Dimana wanita itu masih menunggu kedatangannya di tempat sebelumnya.



"Aaaa." Ucap Yoongi setelah duduk disamping Seungwan dan langsung menyuapi wanita itu dengan telaten.



Sesekali keduanya bercanda bersama mengingat kebersamaan mereka saat sekolah dulu. Sejujurnya, Yoongi sangat merindukan kebersamaan keduanya. Ia sangat bersyukur karena Seungwan masih mengingatnya dengan baik.



Sesaat ia berpikir, mengapa hingga saat ini Seungwan belum bisa mengingat sosok suaminya sendiri? Sebenarnya ini sangat menguntungkannya, namun ia juga memiliki perasaan dimana keduanya harus menyelesaikan masalah mereka hingga tuntas. Apa yang ia katakan pada Mark tempo itu hanya gertakan semata agar pria itu menyadari perasaan yang sesungguhnya.



Jika Mark masih mencintai Seungwan, ia pasti akan kembali pada sahabatnya itu dan meninggalkan wanita yang ia pikir menjadi sumber kehancuran rumah tangga keduanya. Namun jika Mark mencintai wanita itu, Yoongi harap Mark segera menceraikan Seungwan agar sahabatnya itu bisa menemukan kebahagiaannya tanpa harus terlarut dalam kesedihan akan kehilangan anak dan juga suaminya.



"Yoon, kamu ngelamun?"



Suara Seungwan menyadarkannya dari lamunan panjang tentang hubungan Mark dan Seungwan. Bolehkah jika ia bertanya mengenai Mark padanya? Sepertinya tidak ada salahnya mencoba.



"Eum... Wan. Aku mau nanya boleh?" tanya Yoongi hati-hati membuat Seungwan menatapnya curiga.



"Emang mau nanya apa?"



Two Hearts Four Lives [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang