"I can explain this." - Mark
"What have gotten into you?!!" - Wendy
"Semua ini salah paham." - Mijoo
"Apa kau sudah gila?!" - Yoongi
Apa yang akan dilakukan seorang Mark Tuan bila ia dihadapkan pada situasi yang mengharuskannya memilih satu diantara...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sementara itu di kantornya, Mark menghembuskan nafas berat ketika ia harus kembali berbohong pada Wendy dengan mengatakan bahwa ia harus lembur bekerja. Kenyataannya, pekerjaannya sudah selesai dan sebagian ia serahkan pada kedua rekannya Jackson dan Jinyoung.
Sejujurnya ia merasa sangat bersalah pada istrinya itu. Namun di sisi lain ia ingin menghilangkan trauma yang Mijoo miliki karena bertahun-tahun mengalami siksaan fisik dan batin dari keluarga angkatnya.
Awalnya, Mark hanya merasa iba pada gadis itu. Namun semakin lama mengenalnya, ia merasakan kenyamanan yang tak pernah ia rasakan saat bersama istrinya. Katakanlah ia pria brengsek yang membagi perasaannya ketika sudah terikat janji pernikahan. Tapi Mark tidak bisa membohongi perasaannya.
"Hei Mark! Kau belum pulang?"
Mark terlonjak kaget ketika melihat Jackson menyelonong ke dalam ruangannya.
"Astaga Jackson! Kau membuatku terkejut."
"Sorry hehe. Btw, mengapa kau belum pulang? Bukankah ini sudah lewat jam pulang kerja."
"Aku baru berencana akan pulang setelah membereskan meja kerjaku."
"Ahh begitu, apa kau sudah tau kabar terbaru?"
Mark mengerutkan dahi mendengar pertanyaan sahabatnya itu.
"Kabar tentang apa?"
"Kau benar-benar tidak tahu?"
Mark menggeleng, ia benar-benar tidak tahu dengan apa yang Jackson bicarakan.
"Min Yoongi sudah kembali."
Mark membeku mendengar kabar yang keluar dari mulut Jackson. Ia pun menoleh menatap sahabatnya serius.
"Are you serious?"
"I really am. Kau benar-benar baru mengetahuinya?"
"Aku tidak tahu, mungkin karena terlalu larut dalam pekerjaan."
"Apa istrimu tidak memberitahumu?"
Kembali Mark memberikan tatapan heran pada sahabat sekaligus rekan kerjanya itu.
"Apa hubungannya dengan Wendy? Aku tahu mereka dulu bersahabat baik dan aku pikir hubungan mereka sampai sekarang tidak lebih dari sekedar sahabat."
"You have point. Tapi ku dengar ia berpapasan dengan istrimu saat baru tiba di Korea. Apa istrimu tidak mengatakan hal itu padamu?"
Mark mengepalkan tangannya, entah mengapa ia merasa kesal dengan percakapan mengenai sahabat Wendy, Min Yoongi, yang menemui istrinya. Ia yakin, Yoongi memiliki perasaan pada Wendy walaupun wanita itu sudah menjadi istrinya.