Meski mentari hendak tenggelam diufuk barat, Karin tetap setia menunggu Yoel yang sibuk dengan dunianya sendiri. Entah apa yang pemuda itu tengah bicarakan dengan seseorang diseberang sana, Karin hanya mendengarkan Yoel mengatakan tentang lokasi dimana ia berada, dan selebihnya hanya menjawab iya serta tidak.
Saat ini, digenggamannya ada sekotak susu rasa fullcream yang Yoel belikan ketika mereka mampir disebuah minimarket untuk berbincang dulu selama beberapa saat.
Seolah tak ada habisnya, Yoel tak pernah kehabisan topik untuk menceritakan atau menanyakan sesuatu kepada Karin.
Lama kelamaan Karin hanyut dalam ruang obrolan yang dibangun Yoel untuknya, mengabaikan beberapa pesan serta panggilan dari sang kekasih yang sengaja ia silence untuk kepentingan dirinya sendiri.
"Maaf ya Rin jadi lama nunggu, temen gue bicarain soal bisnis, jadi penting banget buat gue."
Karin mengangguk memaklumi, ia kembali menegak tegukan terakhir minuman tersebut. "Santai aja kali, gue juga lagi santai."
"Tapi- pacar lo gak bakal marah kan Rin?"
"Akhir-akhir dia sibuk terus, lagian dia juga bukan tipe cowok yang posesif, jadi lo tenang aja."
Yoel menyugingkan senyum, ini sudah senyum kesekian kalinya yang Yoel layangkan padanya. Tak jarang juga, Karin akan tertegun atas segala gerak kecil atau tingkah Yoel yang tak pernah ia lihat sebelumnya.
Saking tak pandai bersosialisasinya Yoel ketika berada dilingkungan kampus, delikan, julidan dan hal-hal berbau sinis yang teman-temannya berikan pada Yoel sudah menjadi hal yang begitu lumrah.
Semua orang mengakui Yoel mempunyai paras yang cukup menarik lawan jenisnya, akan tetapi melihat serta memahami sikap Yoel selama ini, beberapa orang tak ayal membenci Yoel setengah mati.
Termasuk juga Gisella, satu dari sekian banyak orang-orang yang sebal dengan keberadaan Yoel dikampus.
"Yo, lo apa gak tertarik sekedar gabung atau nongkrong bareng kita? sesekali gabunglah seru tahu!"
Yoel menoleh pada Karin. "Ada hal yang lebih menarik daripada itu Rin."
"Gabung lah Yo kali-kali, emang yang menarik buat lo apaan selain asik sama dunia lo sendiri?"
"Lo, yang menarik cuma lo, bukan mereka."
Karin tercengang mendengar jawaban Yoel, mulutnya sedikit terbuka, memperlihatkan reaksi alami dari jawaban Yoel yang diluar dugaan. "Lo aneh Yo, serius."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just the Two of Us
Teen FictionYoel selalu merasa iri akan kehidupan Karin yang terlihat bahagia. Tetangganya itu memiliki keluarga yang harmonis, kekayaan yang melimpah, pertemanan yang luas dan kisah cinta yang nyaris membuat semua orang merasa cemburu. Entah kenapa Yoel membe...