Sebuah telapak tangan terulur manadah tetes demi tetes air hujan yang berjatuhan. Sepasang mata indah dengan tatapan teduh itu mendongak menatap langit. Mobil yang ia kendarai sedang menuju ke sebuah Sekolah Menengah Atas dimana ia akan menghabiskan masa putih abu abunya disini.
Gadis itu menutup kaca mobil dan menoleh melihat sang papa yang sedang menyetir.
"Yah,"
"Ini terakhir kali Arsy pindah sekolah kan yah?"
"Iya," Kali ini Arsy dapat tersenyum senang dan bernapas lega saat mendengar jawaban ayahnya.
Matanya kembali ia arahkan pada jalanan yang basah karena hujan. Ibu Kota benar benar padat akan kendaraan. Kalau begini, mungkin semua orang akan berangkat kerja saat selesai shalat subuh agar tak terjebak macet.
Hingga ia tiba di depan gerbang sebuah bangunan sekolah yang terkesan elit, mungkin juga termasuk sekolah favorit. Banyak siswa siswi yang mengenakan baju putih abu abu mulai berdatangan. Termasuk Arsy, Arsy juga memakai seragam yang sama dengan yang lain.SMU ANGKASA
Tulisan itu yang dapat ia lihat di atas gerbang sekolah.
"Belajar yang bagus, jangan nakal dan jangan bikin masalah," ujar ayahnya membuat Arsy menanggapinya dengan senyum.
"Siap komandan! Arsy masuk dulu ya, assalamualaikum," Arsy keluar dari mobil setelah menyalimi ayahnya, gadis itu berlari kecil dengan beratapkan jaket yang ia letakkan di atas kepalanya.
Namun ia bingung, mengapa tiba tiba tidak ada suara tetes hujan yang mengenai jaketnya. Arsy mengangkat kepalanya dan mendapati sebuah payung biru muda yang sedang melindunginya dari hujan.
"Punya siapa ini?" Pikirnya.
Ia menoleh dan mendapati seorang laki laki dengan seragam yang sama dengannya, mengenakan jaket jeans dan baju sekolahnya yang ia keluarkan. Laki laki itu menarik tangan Arsy yg masih terpaku untuk memegang payung itu dan laki laki itu pun pergi begitu saja.
Tak ingin hanyut dalam kebingungan, dan kharisma yang laki-laki itu miliki, Arsy memilih untuk terus melangkah daripada ia harus telat di hari pertamanya di sekolah.
Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru sekolah yang masih terkesan asri dan sejuk karena ditanami beberapa pohon dan banyak sekali bunga. Kakinya terus melangkah sembari mengecek jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 06.56, empat menit lagi masuk. Ia bahkan tak tau dimana letak ruang kepala sekolah sekarang.
"Maaf kak, saya mau nanya, ruang kepala sekolah dimana ya?" Tanyanya pada seorang laki laki yang hendak melintas melewatinya.
Pertanyaannya membuat laki laki itu berhenti lalu beralih menatap ke arahnya dengan raut wajah bingung.
"Lo murid baru ya?" tanya laki laki yang berperawakan tinggi di hadapannya ini.
"Iya kak," sahutnya dan laki laki itu hanya ber oh saja.
"Ruang kepala sekolah ada dilantai dua, Lo tinggal naik tangga yang di tengah itu, sampai diatas Lo langsung berhadapan sama pintu yang pakai trali warna gold, itu ruangannya," Arsy yang paham hanya mengangguk angguk kan kepalanya.
"Owh yaudah, kalau gitu makasih ya kak," Arsy lalu berlari kecil meninggalkan laki laki itu.
"Woy! Gue belum tau siapa nama lo!" teriak lali laki itu di koridor yang sudah terlihat sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajawali (Empat Mata Elang) ✓
Teen Fiction(Romansa - Putih abu abu) Arsyla Alesha Damara adalah seorang siswi baru pindahan dari semarang. Hari pertamanya di sekolah mempertemukan dirinya dengan Samudra, seorang ketua OSIS tampan yang tanpa ia sadari tertarik padanya. Tabrakan kecil di kor...