Plakkk
"Mana semua bukti bukti itu?!" Sarah berteriak kepada arsy yang sedari tadi bungkam.
"Saya nggak akan kasih bukti itu ke anda!" Jawab Arsy yang membuat Sarah kehabisan kesabaran.
"Kamu benar benar menguji kesabaran saya." Ucap Sarah penuh dengan penekanan sembari lebih kuat mencengkram dagu Arsy.
Sudut bibir gadis itu sudah mengeluarkan darah dengan pipinya yang mulai memar karena tamparan tamparan yang dilayangkan oleh Sarah kepadanya.
"Meski Tante bunuh saya sekalipun, saya nggak akan kasih bukti itu ke anda!" Jawaban Arsy membuat Sarah kesal dan melepaskan cengkramannya pada dagu arsy dengan kasar.
"Heh! Kamu pikir saya akan menyerah begitu saja." Ucapan yang diselingi senyuman licik itu membuat Arsy tak gentar, meski kadang air mata mengalir karena rasa sakit yang tertahan.
"Geledah anak ingusan ini!" Ucapan itu membuat Arsy mendongakkan kepalanya menatap bergantian kedua anak buah Sarah.
"Ayah, bunda, kak raja, kak elang, tolongin Arsy." Arsy ketakutan dengan situasi seperti ini, ia tidak bisa melakukan banyak hal saat kedua tangannya serta kedua kakinya terikat.
"Ini HP nya buk." Ucap salah satu anak buah Sarah yang berhasil menemukan HP Arsy di saku celana olahraganya.
"Heh! Saya tidak bodoh Arsy." Ucapnya.
Arsy menatap ke arah ponselnya yang berada di tangan Sarah.
"Buang kartu memorinya." Arsy menatap dalam diam saat kartu memori ponselnya di patahkan dengan mudah oleh anak buah Sarah.
Trakkk
Ponsel Arsy dijatuhkan ke lantai oleh Sarah sembari tersenyum licik.
"Arsy, Arsy, kamu jangan main main dengan saya." Ucapnya.
Arsy hanya menatap tajam sosok iblis di depannya saat ini. Sarah hanya tersenyum devil lalu mengangkat panggilan yang masuk. Arsy menatap nanar ke arah ponselnya yang retak, ia berharap jika ponselnya tidak rusak ataupun mati.
Tak lama Sarah kembali sembari mengkode anak buahnya agar menunggu di pintu depan.
"Sepertinya, saya akan memberikan kamu kesempatan untuk melihat matahari besok pagi, namun setelahnya, kamu akan bertemu dengan kegelapan yang abadi." Ucapan yang terdengar menyeramkan itu tentu saja membuat Arsy takut.
"Lepaskan saya!" Seru Arsy sembari berusaha melepaskan ikatannya.
"Tidak semudah itu sayang." Ucapnya sembari kembali mencengkram dagu Arsy.
"Dasar penipu! Menggunakan identitas palsu untuk lari dari kejaran polisi, pembunuh!!"
"Cukup!" Teriak Sarah frustasi.
"Dasar wanita kejam! Anda tidak punya hati! Pembunuh! Anda rela membunuh anak anda serta suami anda demi harta yang berlimpah!!!!!!"
Plakkkkk
"Saya bilang cukup!!!!" Teriakan terakhir yang dapat Arsy dengar saat kepalanya mulai berat.
"Dan sekarang, bersiaplah menuju kematianmu." Ucapan yang terdengar samar, hingga akhirnya kesadarna Arsy menghilanh. Setelah mengucapkan kalimat itu, Sarah melangkahkan kakinya keluar.
***
"Arsy dapat ini dari mana Lang?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut raja saat melihat sebuah koran lama di atas meja Arsy yang menampakkan sosok Sarah sebagai buronan.
"Gue nggak tahu, waktu itu gue curiga waktu lihat Arsy kayak nyembunyiin sesuatu dari gue, pas dia keluar, gue coba cek, tapi yang gue lihat cuman koran biasa." Elang menjelaskan semuanya kepada ketiga sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajawali (Empat Mata Elang) ✓
Teen Fiction(Romansa - Putih abu abu) Arsyla Alesha Damara adalah seorang siswi baru pindahan dari semarang. Hari pertamanya di sekolah mempertemukan dirinya dengan Samudra, seorang ketua OSIS tampan yang tanpa ia sadari tertarik padanya. Tabrakan kecil di kor...