22. Ada Yang Diam Diam Sakit

34 5 0
                                    

Di tengah kebosanan yang melanda Arsy saat ini, Ia justru teringat sesuatu yang beberapa hari terakhir membuatnya bertanya tanya, ia juga berada pada situasi antara bingung dan curiga.

Saat itu Arsy baru saja pulang dari cafe untuk membeli makanan. Ia sedang berjalan untuk menuju arah pulang, hingga tanpa di sengaja matanya menangkap sosok yang ia kenali sedang berada di sebuah gang kecil dengan dua orang laki laki bertubuh tegap dengan wajah yang mengerikan.

"Lho! Itu bukannya Tante Sarah ya? Mamanya Kak Raja kan?" Batin Arsy dalam hati sembari terus menatap Sarah yang sedang berbicara dengan dua orang laki laki itu.

Dari posisinya saat itu, ia dapat melihat Sarah mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya yang Arsy yakini adalah uang. Arsy sama sekali tidak bisa mendengarkan apa yang Sarah katakan, dan apa yang sedang mereka perbincangkan. Arsy hanya sempat mengambil gambar lalu bergegas pergi sebelum orang orang itu menyadari keberadaannya.

"Waktu itu Tante Sarah lagi ngapain ya?" Batin Arsy yang mulai tenggelam dalam lamunannya sendiri.

Namun tiba tiba Ia tersadar saat buk Heni melempar sebuah spidol ke meja temannya, yang tentu saja membuatnya terkejut bukan main.

Sesaat setelahnya, Arsy kembali diam dengan kebosanannya. Saat Arsy mengarahkan pandangannya ke luar kelas, Ia melihat seseorang yang sangat Ia kenali sedang melewati koridor depan kelasnya. Seseorang itu adalah Samudera, Fadhel Samudera sang Ketua OSIS.

Semenjak kejadian itu, kejadian dimana Arsy menolak perasaan Samudera, Arsy menyadari bahwa ada banyak hal yang berubah. Sikap laki-laki itu berubah dingin, berbeda sekali saat dimana mereka pertama kali bertemu.

Kadang Samudera hanya sesekali tersenyum tipis tatkala mereka tak sengaja berpapasan di jalan. Rasanya mereka seperti orang asing saat ini, dan Arsy tak menyukai keasingan itu.

***

Bel pulang sudah berbunyi, seluruh murid mulai berhamburan keluar dari kelasnya. Begitupun dengan Arsy yang sibuk memasukkan alat alat tulisnya ke dalam tas.

"Besok jadi izin Ar?" Arsy mengalihkan pandangannya ke arah Salma.

"Jadi Sal," sahut Arsy sembari tersenyum.

"Yah, besok sendirian deh," ucap Salma yang membuat Arsy kembali melempar senyum.

"Kan besok libur Salma," Ucap Arsy sembari terkekeh.

Besok Arsy akan berangkat untuk pulang ke Semarang, sebenarnya tidak semata mata karena ingin berziarah ke makam sang Bunda. Ia juga tidak mudah untuk menerima orang baru dalam hidupnya, tapi ia juga tidak bisa egois, karena mungkin orang baru itulah yang akan menjadi kebahagiaan Papanya.

Arsy dan Salma melangkah beriringan keluar dari kelas mereka sambil mengobrol. Di tengah tengah koridor mereka berpapasan dengan Raja dan juga teman-temannya. Namun ada yang aneh, disaat Raja dan yang lain berhenti, begitu juga dengan Arsy dan Salma. Elang justru tetap melanjutkan langkahnya pergi.

"Besok izin?" Pertanyaan Raja membuat kening Arsy berkerut bingung.

"Kakak tahu dari mana?" Tanya Arsy yang membuat Raja terkekeh pelan.

"Jangan lupa Al, dinding kadang juga punya telinga," ucap Raja yang membuat kedua temannya tertawa.

"Izin kemana?" Tanya Raja.

"Semarang," sahutnya yang membuat Raja menganggukkan kepalanya.

"Berangkat jam berapa?" Tanya Raja lagi.

"Mungkin pagi," sahutnya.

"Ya udah, hati hati ya," ucap Raja sembari tersenyum.

Hal itu tentu saja membuat teman teman mereka tersenyum aneh, itu juga menyebabkan munculnya suara suara aneh dari sekitar mereka.

Rajawali (Empat Mata Elang) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang