Arsy sedang duduk di balkon kamarnya menikmati udara sore yang menyejukkan, hingga adzan maghrib berkumandang dengan merdu membuatnya bergegas masuk dan menutup pintu balkon.
Setelah selesai shalat magrib, ia duduk di atas kasurnya dan mengangkat tangan kanannya yang kemarin dicekal oleh raja. Kilatan kejadian saat itu membuatnya kesal bukan main, untung saja pak Arsyad masih memberikannya dispensasi sebagai murid baru.
"Siapa sih dia? mentang mentang anak orang kaya jadi semena mena sama orang lain,"
"Kan itu salah dia sendiri, ngapain berantem di jalan," batinnya sembari mengingat ngingat kejadian yang ia saksikan tentang raja.
"Tapi ibu itu siapa ya? Kok kak raja kayak benci banget sama dia, terus kak Raja juga ada masalah apa sih sebenarnya? Sampai sampai dia nggk mau ada orang lain yang tahu," Arsy tersadar bahwa sedari tadi ia malah memikirkan masalah cowok menyebalkan itu.
"Kamu mikirin apa sih ar, kok jadi mikirin cowok nggk jelas itu!" Gumamnya.
"Arsy! Ada teman kamu di bawah!" Seru ayahnya dari luar kamar Arsy.
"Iya yah, bentar!" Sahut arsy lalu bergegas turun dari kasur dan membuka pintu, ia mendapati ayahnya sudah menuruni tangga.
Ia lalu melangkahkan kakinya untuk menuju ruang tamu dan sudah mendapati Salma sedang melihat lihat foto kecilnya yang ada disana.
"Gue kira gue nyasar tahu Ar?" Ucapnya.
"Nggaklah," sahut Arsy.
"Pakai segala di gonggongin anjing lagi," Arsy terkekeh mendengarnya.
Mereka tiba di kamar Arsy yang bernuansa hitam putih, Arsy langsung menuju ke meja belajarnya untuk mengambil buku buku sejarah yang ia pinjam di perpustakaan beberapa hari yang lalu.
"Rumah lo besar banget Ar, beda sama rumah gue," Arsy menanggapinya dengan senyum.
"Sama aja Sal, mau besar, mau kecil, yang paling penting itu kita nyaman," Salma tersenyum mendengarnya.
Mereka mulai mengerjakan tugasnya dengan Salma yang mengetik di laptop sedang Arsy yang merangkumnya. Sesekali mereka juga mengobrol dan memperbincangkan banyak hal.
Hingga ponsel Arsy berdering. Ia bangkit dari duduknya dan mengambil ponselnya yang berada di atas kasur. Arsy tampak bingung saat mendapati nomor yang tidak tersimpan dikontaknya.
"Hallo, assalamualaikum," jawab Arsy saat panggilannya sudah tersambung.
"Wa'alaikumsalam Ar, ini gue, Samudra," sahut seseorang disana.
"Owh kak Sam, ada apa kak?" Tanya Arsy sembari menatap Salma yang seolah bertanya siapa yang menelpon.
"Nggak ada apa kok, cuman pengen nelpon aja, disave ya!" Ujar Samudra.
"Iya kak," sahutnya.
"Yaudah, lagi belajar kan? Lanjut lagi aja, bye," ucapnya.
Sambungan telepon terputus, Arsy kembali duduk di sebelah Salma dengan raut wajah bingung.
"Kak Sam yang nelpon?" Arsy menganggukkan kepala mengiyakan.
"Dia dapat nomor telpon aku dari mana ya?" Tanya arsy sembari menatap Salma.
"Hehe, sorry ya Ar, jadi pas pulang sekolah tadi gue ketemu kak Sam, terus dia minta nomor telepon lo," ujar Salma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajawali (Empat Mata Elang) ✓
Dla nastolatków(Romansa - Putih abu abu) Arsyla Alesha Damara adalah seorang siswi baru pindahan dari semarang. Hari pertamanya di sekolah mempertemukan dirinya dengan Samudra, seorang ketua OSIS tampan yang tanpa ia sadari tertarik padanya. Tabrakan kecil di kor...