20. Batas Kesabaran

39 4 0
                                    

Arsy melangkahkan kakinya menjauhi taman belakang sekolah. Sebenarnya ia tidak enak dengan Samudera, tapi ini masalah hati. Arsy tahu, Samudera adalah laki laki yang baik, ramah, bijaksana, namun perasaan tidak bisa dipaksakan bukan. Arsy hanya menganggap Samudera tidak lebih dari seorang teman.

Arsy melangkah menuju kelasnya dengan perasaan yang campur aduk. Bahkan tentang Raja, Arsy masih belum percaya jika Kak Raja, laki laki yang sangat menyebalkan itu adalah teman masa kecilnya.

"Heh! Cewek nggak tau diri!" Arsy sedikit terperanjat karena seruan Angel yang tiba tiba mencegatnya.

"Lo benar benar nggak ada takutnya ya, kan gue udah bilang sama Lo, jauhin Raja!" Arsy hanya dapat menghela napasnya pelan mendengar ucapan Angel.

Lagi lagi tentang Raja, apa Angel tidak bosan terus menerus mengejar sesuatu yang bahkan tidak pernah menoleh ke arahnya.

Angel membawanya ke dekat gudang sekolah yang kosong, suasana yang mencekam begitu terasa saat ini. Lorong pun tampak sunyi, mungkin karena bell masuk yang telah berbunyi sejak tadi.

"Mau Lo apa sih?!" Bentaknya yang membuat Arsy tersentak.

Kedua teman Angel yang tak lain dan tak bukan adalah Mawar dan Lili hanya bisa melihat apa yang dilakukan Angel. Karena mereka tidak ingin ikut campur masalah Angel. Mereka tidak ingin terseret kedalam masalah, meskipun biasanya mereka ikut andil dalam masalah boss mereka, tapi kali ini sepertinya tidak.

"Kalau gue ngomong tu di jawab! Kenapa diam, takut?"

"Nggak bisa jawab? Atau mendadak bisu?!" Bentaknya.

"Punya mulut itu dipakai!" Ucapnya sembari mencengkram lebih kuat lagi dagu Arsy.

Arsy memejamkan matanya, mencoba mengumpulkan keberanian dan membuang sebentar prinsipnya untuk tidak bertengkar dan membuat masalah.

Arsy menepis tangan Angel yang berada di dagunya dengan kasar, membuat Angel menatapnya tajam tapi juga mengejek.

"Whuu, takut ...." Ucap Angel.

"Aku diam bukan berarti tindakan kakak benar, selama ini aku nggak ngelawan bukan berarti karena kakak hebat!" Ucap Arsy.

"Aku diam bukan karena aku takut sama kakak!" Ucap Arsy yang membuat Angel geram.

"Heh! Cewe sok polos! Lo sadar diri dong, Lo itu cuman anak baru!" Ucap Angel sembari mencengkram lagi dagu Arsy.

"Nggak usah ngelawan sama senior! Udah merasa hebat Lo? Karena apa, karena Lo dekat sama Raja?"

"Aku nggak pernah deketin Kak Raja," sahut Arsy.

"Lo pikir gue buta? Gue lihat sendiri waktu Lo dibonceng Raja sebelum Persami!" Ucap Angel.

"Mau alasan apa lagi? Kalau jalang ya tetap aja jalang!" Bentaknya yang membuat Arsy membalikkan keadaan.

Kini justru Angel yang terbentur menabrak dinding. Angel tampak murka menatap Arsy yang kini menatapnya datar.

"Aku bukan mereka yang bisa kakak tindas dan bisa kakak bully sesuka hati kakak!"

"Dan ingat satu hal, ancaman kakak nggak berlaku buat aku dan nggak akan berpengaruh," ucap Arsy dengan tenang.

"Jangan gunakan jabatan dan kekayaan orang tua untuk jadi alasan kakak merasa paling hebat, karena kadang ada orang yang punya jabatan lebih tinggi, hanya saja memilih untuk diam!"

Arsy merasa dirinya jahat saat ini, ia merasa dirinya tidak ada bedanya dengan Angel. Namun diamnya tidak akan merubah apapun. Dan seketika Angel terdiam pada posisinya. Ia teringat saat Ayahnya mengatakan bahwa Ia memiliki atasan baru di kantor.

Rajawali (Empat Mata Elang) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang