23. Jauh Lebih Beruntung

32 4 0
                                    

Elang yakin jika gadis yang seumuran dengannya itu adalah anak dari ayah barunya. Terdengar lucu saat mengucapkan ayah baru, namun begitulah kenyataannya.

Saat tiba di tempat dimana keluarganya bersiap untuk berfoto, mereka mencari posisi masing masing. Dimana Raja berada di sebelah buk Lita, dan Elang di sebelah ayah barunya. Dan kedua temannya sudah menemukan tempat masing masing.

Semuanya berlangsung dengan lancar hingga acara selesai. Dan disinilah mereka sekarang, berada di ruang keluarga rumah Elang, tempat dimana mereka sering berkumpul dan bermain PS.

"Akhirnya selesai juga," ucap Bima yang membuat teman temannya bingung.

"Perasaan Lo nggak ngapa ngapain deh dari tadi," ucap Elang.

"Tau! Sok capek Lo!" Ucap Bintang yang membuat yang lain menggeleng dengan tingkah sahabatnya itu.

"So, rencana Lo setelah ini apa Lang?" Tanya Raja.

"Belum tahu gue Ja, saat ini ikutin aja dulu alurnya," ucap Elang pasrah.

"Elang!" panggilan seseorang membuat mereka semua menoleh, padahal yang dipanggil hanya Elang.

Elang hanya menaikkan sebelah alisnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Saya ingin bicara sama kamu," ucap laki laki paruh baya itu yang tak lain adalah ayah barunya.

Elang masih tak bergeming dari tempatnya, hingga teman temannya buka suara.

"Woy Lang! diajak ngomong tuh," ucap Bintang.

"Tau nih si Elang," sahut Bima pula.

"Lang," ucap Raja sembari menepuk pundak sahabatnya itu.

Elang hanya pasrah dan bangkit dari duduknya, Ia berjalan mengikuti langkah laki laki yang sekarang sudah menjadi ayahnya.

Sedangkan Raja dan kedua temannya hanya saling diam, yang satu sibuk dengan game, yang satu sibuk dengan artikel. Suasana yang sangat membosankan.

Raja memilih bangkit dari duduknya dan melangkah pergi. Kedua temannya pun sadar jika Raja pergi dan segera menyusul laki laki itu. Mereka memilih untuk duduk santai di kamar Elang, mereka juga belum mengganti baju mereka sama sekali.

"Apa kabar Arsy ya?" Tiba tiba saja gadis itu terbesit di pikirannya.

Ia memilih mengeluarkan ponselnya, dan menelepon nomor seseorang disana. Tak lama teleponnya tersambung dengan Arsy, dan Raja memilih untuk melangkah ke balkon kamar Elang.

"Si bos kalau kasmaran beda ya Bin," celetuk Bima yang membuat Bintang mengangguk setuju.

"Sahabat kecil, keren juga, untung Raja nggak suka bully Bullyan," ucap Bintang yang membuat Bima melempar temannya dengan bantal yang Ia tiduri sejak tadi.

"Apa hubungannya bambank!" ucap Bima kesal.

"Santai dong!" Ucap Bintang balas melempar Bima dengan bantal yang tadi dilempar Bima.

"Maksud gue tuh, kalau Raja suka bully bully-an, mungkin Arsy udah dibully kali ya sama Raja, secarakan dia murid baru, kayak di film film gitu!" Ucap Bintang, dan Bima yang mendengarkan dengan wajah sok seriusnya itu.

"Dan kalau sampai Raja bully si Arsy, kemudian baru ketahuan kalau Arsy itu sahabat adiknya, bisa nyesel seumur hidup si Raja, apalagi si Arsy, gue jamin nggak dimaafin tuh si Raja," ucap Bintang melanjutkan ceritanya.

"Korban sinetron Lo bro!" Ucap Bima yang membuat Bintang sadar.

Sepertinya virus kepintarannya sudah berpindah ke Bima dan sekarang virus lebay nya Bima berpindah kepadanya. Sial sekali dirinya.

Rajawali (Empat Mata Elang) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang