Saat itu, Salma baru saja selesai mengerjakan tugasnya. Ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar untuk mengambil segelas air. Di ruang keluarga, ia hanya bisa melihat ayahnya terlelap di kursi depan tv.
Botol alkohol berserakan di atas meja, Salma tahu bahwa ayahnya baru saja di PHK dari tempat kerja. Semenjak itu, ayahnya jadi sering pulang malam, dan selalu saja pulang dalam keadaan mabuk.
Pada suatu malam, ia memilih untuk mengikuti ayahnya. Ia hanya ingin tahu, kemana ayahnya pergi malam malam begini. Dari dalam taksi, ia melihat ayahnya masuk ke dalam sebuah tempat.
Salma yang curiga berusaha memberanikan diri untuk mengecek, tempat apa itu sebenarnya. Judi, sebuah kata yang terlintas di pikirannya.
Semenjak itu, ia tahu apa alasan mengapa ayahnya menjadi emosional dan mudah sekali marah.
Hingga apa yang dilakukan ayahnya mulai tak terkontrol, mengambil uang tabungan Salma untuk mabuk mabukan dan berjudi.
Hingga Salma mulai lelah dengan semuanya. Setelah pulang sekolah, Salma memilih untuk berjalan jalan, menikmati udara segar. Hingga saat jam hampir magrib, ia baru saja tiba di rumah. Ayahnya marah besar, hingga lecutan tali pinggang pun tak dapat ia hindarkan.
Tamparan pun melayang, saat Salma memilih untuk melawan, seperti tadi. Di dalam hidup ini, bahagia tak selalu dapat kita rasakan.
Elang terdiam mendengar cerita Salma, entahlah, dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia merasa kasihan pada Salma. Dalam diamnya, matanya menangkap luka lebam di lengan Salma, dan garis yang merah darah di telapak tangan gadis itu.
"Jangan kasih tahu siapa siapa ya kak, termasuk Arsy, gue nggak mau dia khawatir," Setelah Salma menyelesaikan ucapannya, ia terkejut karena Elang yang tiba tiba mengecek tangannya.
Yah, luka yang tercipta akibat pecahan kaca.
"Karena bokap Lo?" Tanya Elang membuat Salma tersenyum tipis.
"Kenapa Lo nggak lapor polisi aja sih Sal?! Bokap Lo udah kelewatan!" Ucap Elang.
"Bagaimanapun dia, dia tetap papa aku kak, satu satunya orang yang aku punya di dunia ini," Ucap Salma yang kembali menangis.
"Gue minta Lo buat lapor polisi, bukan buat nangis," Ucapan Elang berhasil membuat Salma terkekeh.
"Malah ketawa, gila Lo ya," Ucap Elang yang kesal saat melihat Salma terkekeh dengan Elang yang sedang serius sekarang.
"Udah, duduk yang bener, yang lain udah nunggu tuh," Ucap elang.
Salma hanya menurut dan berdiri saat Elang akan naik ke atas motor, lalu motorpun melaju menuju tempat pameran.
***
Raja dan Arsy sedang menunggu teman temannya di parkiran tempat pameran. Raja hanya duduk di atas motornya sembari memperhatikan Arsy yang sedang celingak celinguk sembari kadang mengetik pesan di ponselnya.
"Lo polos, tapi nggak lemah, itu yang bikin gue suka sama Lo Ar, meski sebenarnya gue nggak punya alasan kenapa milih Lo." Batinnya sembari terus menatap Arsy yang sedang menutupi wajahnya dari sinar mentari.
Raja melepas topinya dan memasangnya pada kepala Arsy secara tiba tiba membuat Arsy terkejut. Dan kesal saat melihat Raja tertawa karena lelaki itu memasangkan topi hitamnya hingga menutupi kedua mata Arsy.
"Kak Raja ...." Kesalnya.
"Haha, bagusan gitu tau Ar," Ucapnya.
"Ngeselin banget sih," Gumamnya sembari memperbaiki posisi topinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajawali (Empat Mata Elang) ✓
Teen Fiction(Romansa - Putih abu abu) Arsyla Alesha Damara adalah seorang siswi baru pindahan dari semarang. Hari pertamanya di sekolah mempertemukan dirinya dengan Samudra, seorang ketua OSIS tampan yang tanpa ia sadari tertarik padanya. Tabrakan kecil di kor...