"Ibu, aku lelah merindukanmu. Datanglah dan temui aku di suatu tempat. Ku mohon..."
-Happy Reading-
Song recommendation
"Wait There - Yiruma"Aku baru saja membuka pintu utama rumahku dengan terengah-engah. Aku menstabilkan nafasku setelah melepas sepatuku dan meletakkannya di rak sepatu.
Hawa rumahku yang sepi membuat udara di sini semakin dingin. Jika aku tidak mengobrol dengan ayah, paling suara ketikan keyboard laptop ayahku yang meramaikan suasana di sini.
Sebelumnya tidak seperti itu. Dulu... Rumahku hampir setiap hari ramai oleh suara ibuku yang entah sedang bernyanyi, mengomeliku untuk segera makan, atau minimal ibu mengajakku mengobrol. Dia sangat berpengaruh pada mood ku, dia benar-benar ibu yang hebat.
Aku mengerjap, menyadari jika di rumah benar-benar sepi - tidak ada suara ketikan dari ruang kerja ayahku.
"Ayah?" Panggilanku yang menggema tak kunjung mendapat jawaban. Kemudian aku melangkah ke dalam untuk mencari ayah.
Tak ada siapa pun di dalam sini, ruang kerja ayahku kosong. Namun terlihat layar laptop ayahku yang masih memancarkan cahaya LCD. Aku hanya menerka bahwa ayah ke minimarket untuk membeli sesuatu untuk menemaninya kerja.
Ruang kerja ayahku berhadapan dengan lorong menuju dapur. Sisi lorong selain ruang kerja adalah kamar ayahku yang selalu gelap, sumber cahaya hanya ada di lampu tidur berwarna putih yang senantiasa menyala.
Perlahan aku beranjak dari ruang kerja ayah dan mendekat ke arah meja besar yang ada di lorong. Tempat dimana barang-barang berukuran kecil disimpan. Terutama bingkai foto.
Bingkai foto keluarga adalah perhatianku selama ini. Sudah dua kali aku memandangnya dalam minggu ini. Aku benar-benar rindu padanya. Perempuan yang mencintaiku lebih dari dunia ini.
"Ibu," panggilku pada sebuah bingkai foto, "apa ibu kangen aku di sana?"
Walau tak mendapat jawaban dari sebuah benda mati ini, rasanya aku lega jika melihat wajah cantik yang sering ku lihat dulu.
"Dimana kuburan ibu?"
"Jaemin."
Sebias suara berat yang ku kenal membuatku tersentak dan langsung berdiri. Tatapanku begitu cemas, takut ayah marah.
"Kamu ngobrol sama siapa?" Tanya ayah bernada dingin.
"S-sama... Em... A-aku-"
KAMU SEDANG MEMBACA
0 : 10.000.000
Fanfiction[discontinue for a while] Tuhan itu tidak adil. Begitu katanya. ©bekoberjalan