XVIII. My Youth

32 5 0
                                    

"Masa muda. Masa yang akan kau rindukan suatu saat nanti. Menyia-nyiakannya adalah hal bodoh yang bisa kau lakukan secara tak sadar. Itu tergantung, bagaimana kau memanfaatkannya."




-Happy Reading-




Song recommendation

"Life Goes On - BTS"




Ada dua berita baik dan buruk. Pertama, aku diterima di Hwamyong Middle School. Kedua, aku lupa memakai baju casual untuk bekerja dulu sebelum pergi ke sekolah. Itu sempat membuat Pak Jaehyun marah padaku, karena bagaimana pun, aku ini masih dibawah umur, ditambah pakaian dibalik apronku adalah seragam sekolah yang harusnya aku tak memakainya saat bekerja. Namun bujukanku kali ini mempan, aku berkata bahwa semua akan baik-baik saja. Walau jelas ada nama dan logo sekolahku di bagian saku seragamku, aku hanya berdoa, tidak ada yang menuntut kafe ini dengan alasan memperkerjakan anak dibawah umur.

"Emang boleh sama Pak Jaehyun?" Tanya Kak Sehun, sembari ia mengikat tali apronnya ke belakang tubuhnya.

"Boleh kok, aku bujuk Pak Jaehyun dan akhirnya boleh," 

"Kok bisa sih kamu langsung pake seragam?" Tanyanya dengan wajah penuh tanda tanya.

"Namanya juga baru masuk sekolah, aku terlalu semangat, makanya lupa pake baju biasa." Ujarku yang memainkan lap yang ku ambil dari meja dapur.

"Ckckck, semangat sekolahnya ya," Kak Sehun menepuk-nepuk punggungku begitu keras, "jam berapa kamu berangkat?"

"20 menit lagi kak, ke sekolah cuma nyampe 10 menit kok." Aku menunjuk ke timur saat memberitahu jarak tempuh menuju sekolahku. 

Kak Sehun ber-oh, kemudian ia kembali ke dapur untuk memasak. Aku pun berdiri sendirian di depan meja dapur yang dihalangi oleh plastik transparan. Banyak asap yang mengepul di dapur, membuat plastik tersebut buram karena embun.

"Siang, Jaemin!" Sapa perempuan remaja yang tingginya sama denganku. 

"Ah, siang juga, Kak Dahyun." Sapaku balik.

"Kapan ke sekolah kamu?"

"20 menit lagi, kak."

"Permisi!" Salah satu pelanggan mengangkat tangan mereka ke arahku. Kak Dahyun yang melihat itu langsung memberi isyarat untuk melayani pelanggan tersebut. Aku mengangguk yang berarti 'aku duluan ya'.

Aku menghampiri dua laki-laki yang berseragam... Sama seperti seragamku? Mereka menatap langkahku menuju tempat duduk mereka.

"Selamat siang, mau pesan apa ya?" Aku sedikit membungkuk sambil mengeluarkan nota dan pulpen dari saku apronku.

"Pesen dua burger, yang satu ekstra keju, sama dua orenji." Jawab salah satu dari mereka.

0 : 10.000.000Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang