"Senyumanmu itu sangatlah indah. Dapatkah aku melihatnya lagi suatu hari nanti?"
-Happy Reading-
Song recommendation
"As We Dream - Produce 48"Cklek...
Suara pintu yang terbuka sukses membuat perhatian ayah tertuju pada yang membuka pintunya.
Aku membatu di tempat. Belum sepenuhnya aku masuk ke rumah namun aku sudah terdiam di ambangnya. Bagaimana tidak, kau tahu ayahku seperti apa, kan?
"Masuk aja, tante Wendy kan tadi udah hubungin ayah."
Tidak langsung lega, aku malah terkejut terlebih dahulu. Tertegun dengan kalimat terakhir dari ayah.
Memangnya jika tante Wendy tak menghubunginya, apa aku akan dibunuh olehnya?
"Cepet mandi. Nanti sakit."
Barulah aku berani masuk ke dalam rumah itu dan berlari kecil menuju kamar mandi.
"Itu anakku? Apa tidak salah? Aku benci mengakuinya."
-----•[#]•-----
Seoul, 2011
Entah dari kapan, aku asyik mengobrol dengan seorang gadis yang bernama Irene. Mungkin... Tadi aku sempat marah pada teman-teman Jeno yang bermain bola secara tidak adil. Aku pun muak atas ketidakadilan itu dan memilih pergi dari lapangan yang biasa digunakan untuk sepak bola.
"Kenapa kamu pulang duluan? Biasanya sama Jeno?" Irene bersuara, alisnya bertautan sembari melihat ke arahku.
"Engga... Cape aja main bola." Ungkapku sambil menunduk.
Perempuan itu masih belum melepas pandangannya dariku. Membuatku yang merasa dilihati seseorang pun mendongak.
"Kenapa?"
"Aku nunggu kamu bicara lagi."
"?!"
Aku terkejut. Bagaimana bisa dia mengetahui kalau aku tak memberitahu yang sebenarnya.
"Aku gak suka aja sama cara main temen-temen Jeno tadi." Aku mengaku.
Perempuan yang rambutnya sudah melebihi bahunya itu hanya mengangguk-angguk, seolah mengerti.
"Besok bagi rapot ya?" Tanya Irene mengalihkan pembicaraan dengan cepat.
"Iya, besok."
"Aku penasaran deh sama peringkatnya..."
"Hah... Aku gak minat buat penasaran sama yang kaya gitu." Aku cemberut, benar-benar menunjukan ketidakminatanku.
"Emang... Kamu sering peringkat berapa?" Irene memiringkan kepalanya.
"Ya, 10 besar sih. Tapi ayah aku selalu nuntut aku buat bisa peringkat 1. Males deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
0 : 10.000.000
Fanfiction[discontinue for a while] Tuhan itu tidak adil. Begitu katanya. ©bekoberjalan