"Saat aku berusaha mendapatkan seorang teman di sekolah."
-Happy Reading-
Seoul, 2007
"Sebelum ibu mulai pelajaran. Ibu bawa teman baru kalian di kelas. Ayo masuk!" Panggil Bu Inna pada anak laki-laki yang masih berada di luar.
Lantas aku melihat ke luar yang katanya ada murid baru di kelasku. Aku harap dia laki-laki, agar aku bisa berkenalan dengan mudah.
Datanglah seorang anak laki-laki melewati ambang pintu dengan pandangan tertunduk sambil memegang gendongan tasnya di samping. Bu Inna pun merangkul tubuh kecil dari anak laki-laki itu.
Ah, dia pakai kacamata, rambutnya rapi, dan seragam yang terlihat baru. Aku pun hanya menyimak di pojok keheningan di kelasku.
"Ayo. Kenalkan namamu di depan teman-teman barumu." Ujar Bu Inna pelan pada anak laki-laki itu.
Anak itu sejenak menatap Bu Inna, lalu setelahnya menatap pada seluruh penghuni kelas di depan matanya. Sepertinya dia gugup.
"Halo semuanya. Namaku Lee Jeno, aku baru saja pindah dari kota Daegu." Anak itu pun akhirnya bersuara. Meski terdengar gemetar, tapi dia sudah memberanikan diri untuk berbicara.
"Tuh, bilang hai sama Jeno." Suruh Bu Inna pada murid lainnya.
"Hai Jeno!" Serentak seluruh murid di kelas itu.
Jeno tersenyum, menunjukan eye smile yang membuat matanya seperti menghilang dan membentuk bulan sabit.
"Kamu duduk di bangku sana, ya?" Tuntun Bu Inna, ia menunjuk pada bangku kosong yang ada di depanku.
Yes! Di depanku!
Jeno yang mengerti langsung mengambil langkahnya untuk mendekati kursi kosong yang ada tepat ada di depanku.
"Hei!" Panggilku pertama kalinya.
Anak itu menoleh padaku, ia sempat bingung dengan suara yang tidak tahu ditujukan pada siapa. Namun akhirnya ia tahu kalau panggilan itu adalah untuknya.
"Boleh kenalan gak? Jadi temen aku yuk!" Tanyaku sekaligus mengajak.
"Ya boleh lah! Nama aku Lee Jeno!"
"Nama aku Na Jaemin!"
Kami pun berjabat tangan. Dari jabatan yang begitu lama itu, aku jadi merasa yakin bahwa ia akan setia menjadi temanku. Semoga.
"Nanti istirahat bareng ya!"
Ajakan Jeno yang tak ku duga membuatku semakin antusias. Aku mengangguk kukuh, menyetujui ajakan Jeno.
...
Aku menelusuri sekolah bersama Jeno. Betapa senangnya aku hari ini karena memiliki satu teman yang setia menemaniku siang ini. Kami hanya berjalan-jalan, sekalian memperkenalkan Jeno tempat-tempat di sekolah ini. Dia kan murid baru.
"Jaemin, jajan yuk. Aku laper, dari tadi kita cuman keliling-keliling sekolah doang."
Jahatnya aku sampai lupa kalau Jeno belum makan apa-apa dari tadi, apalagi aku sudah membuatnya lelah dengan berjalan-jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
0 : 10.000.000
Fanfiction[discontinue for a while] Tuhan itu tidak adil. Begitu katanya. ©bekoberjalan