"Ketika hal yang tidak ku inginkan terjadi begitu saja."
-Happy Reading-
Kafe Demi Nyai hari ini sungguh ramai. Pak Jaehyun bahkan lebih bawel hari ini, terutama padaku. Memang salahku, selalu melamun di saat pelanggan sudah pegal untuk melambaikan tangan ke arahku.
"Jaemin," Pak Jaehyun menepuk bahuku untuk ke sekian kalinya, membuatku tersentak dan langsung tersadar.
"Ah, kenapa pak?" Tanyaku seperti orang linglung.
"Kenapa kamu ngelamun terus? Mana senyum-senyum sendiri..."
"Oh, em, ini pak, anu, mikirin di sekolah." Aku tertawa kecil untuk menutupi kebohongan yang aku ucapkan.
"Oh... Gitu, udah banyak temennya ya?"
"Iya hehe, gitu deh pak."
"Tapi kamu jangan banyak ngelamun, kafe lagi rame, harus fokus." Pak Jaehyun menekankan.
"Iya pak, maaf."
Setelah memberi pesan kepadaku, Pak Jaehyun meninggalkan sektor kafe dan berjalan menuju dapur.
"Kena omel, kan..." Suara halus yang diiringi bunyi-bunyi khas di dapur itu terdengar olehku.
"Kak,"
"Mikirin seseorang? Pacar ya?" Walau pun tangannya sibuk dengan alat pembuat kopi, namun saat menggodaku nadanya begitu luwes dan sangat nista.
"Kak, aku gak punya pacar, dibilangin juga." Aku mulai kesal.
"Sekarang, gak tau nanti malem, haha..." Bercandaan jenis ini yang ku tak suka. Rasanya ingin ku banting senior kafe ini, tapi, itu hanya niat dalam hati saja.
Line!
Aku segera merogoh saku celanaku, mengambil ponsel dan berharap notifikasi tersebut berasal dari orang yang ku tunggu.
Hwang Yeji
| hei
| em,, mau brangkat bareng?
11.15 AMTersenyum sesaat, segera ku balas pesan darinya.
Boleh |
Kamu tunggu aja di deket halte |
11.15 AM| kok d halte?
11.16 AMYa gapapa |
11.16 AM| yaudh
11.26 AMRead
Setelah beberapa saat berlalu, aku segera melepas apron cokelat yang merekat di tubuhku.
"Jaemin, itu—"
"Aku siap-siap ke sekolah kak. Dah."
Belum sempat Kak Jinsoul meneruskan kalimatnya, aku sudah membawa kantong sekolahku dengan terburu, lalu pergi melewati pintu utama, meninggalkan kafe, berjalan cepat menuju halte.
KAMU SEDANG MEMBACA
0 : 10.000.000
Fanfic[discontinue for a while] Tuhan itu tidak adil. Begitu katanya. ©bekoberjalan