"Aku akan memberitahumu betapa bodohnya perasaan jatuh cinta di masa Sekolah Dasar." -Na Jaemin cringe 2011
-Happy Reading-
Song recommendation
"Inferiority Complex - Park Kyung ft. Eunha GFRIEND"Yeji baru saja pulang dari lesnya. Begitu ia membuka pintu, seluruh keluarganya - dua kakaknya, ibu, dan ayahnya - menoleh ke arah pintu dan mendapati Yeji yang menggendong ranselnya.
"Gimana? Hari pertama ngebucin?" Tanya kakak pertamanya, Hwang Eunbi yang sedang menyemili kacang tanah.
"Mana ada! Yang ada aku berantem mulu sama satu cowo!" Bantahnya tak membenarkan kata-kata kakaknya itu.
"Nah kan sama cowo, nanti juga apa? Ngebucin, diem-diem suka berkedok benci sampe pengen bunuh, padahal hati menggebu-gebu pengen milikin si dia. Inget ye, gua kakak lu, lu pikir gua kagak tau ape-ape?" Begitulah omelan panjang lebar dari Kak Eunbi. Dia seperti peramal bagi adiknya itu.
Sementara Yeji hanya meladeni kakaknya itu dengan wajah ejekan sembari meng-copas kata-kata kakaknya itu. Apa namanya? Ngalelewe.
"Lu terkenal ngebucin mulu di sekolah," kakak keduanya, Hwang Yunsung menyahut.
Yeji hanya cemberut, rasanya tak ada gunanya jika ia meladeni kakak-kakaknya ini.
"Udah ya, tuan putrinya mama istirahat aja sekarang, yah? Kamu pasti cape." Kata mama Yeji dengan halusnya.
Yeji adalah anak bungsu di keluarganya. Dia adalah anak perempuan yang akhirnya mama Hwang Yuri panggil "tuan putri". Bagaimana dengan Kak Eunbi? Huh, dia itu perempuan yang tomboy. Dari dandanannya, pergaulannya, hingga pernah meminta mamanya untuk memakai celana untuk sekolah. Jelas-jelas dia murid perempuan yang seharusnya memakai rok.
Kakak keduanya? Jelas dia laki-laki. Sedikit lebih kalem dari Kak Eunbi, namun anak itu tetap menyontoh kata-kata yang sering Kak Eunbi katakan. Hwang Yunsung, dia selalu dimanfaatkan Yeji untuk berpura-pura menjadi pacarnya jika ia datang ke sekolahnya.
Yeji merebahkan tubuhnya di kasur empuknya. Rasanya lelah, selain lelah belajar seharian, dia juga lelah bertengkar dengan laki-laki bernama Na Jaemin itu. Yeji sepenuhnya tak berpikir bahwa dialah biang kerok dari semua itu. Anak itu selalu meng-klaim dirinya tak pernah salah.
Melihat langit-langit kamar yang begitu cerah, Yeji terbesit satu momen di kepalanya. Sesuatu yang baru namun berbekas.
"Siniin!! Kamu tuh-!"
Yeji menggeleng kepalanya kuat-kuat, menampar pipinya berkali-kali, dan berakhir geli sendiri.
"Enggak... Gak mungkin..." Dia menggerutu, meyakinkan dirinya sendiri.
Rasanya dadanya sangat berdebar ketika teringat momen itu. Ya, momen yang tak sengaja ia buat yang bersumber dari kecerobohannya. Kebodohannya. Keegoisannya. Padahal jika Yeji tak berbuat seperti itu, ia tidak akan seperti sekarang.
Anak itu menggigit bibir bawahnya, memelas entah untuk siapa, dia seperti merasa bersalah.
"Ya Tuhan... Maafin aku. Aku suka sama dia..."
Tok tok tok...
Yeji mengangkat kedua alisnya, perhatiannya tertuju pada yang mengetuk pintu kamarnya. Yeji sudah tahu pasti siapa yang mengetuk walau pintunya tak sepenuhnya tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
0 : 10.000.000
Фанфик[discontinue for a while] Tuhan itu tidak adil. Begitu katanya. ©bekoberjalan