CHAPTER 28

56 7 25
                                    

'Aaa lama gak Up kangen deh aku sama kalian....
Aku ingetin lagi yaa...sebelum baca jangan lupa pencet bintang pojok kiri....Okey

Happy Reading!!

____________________________________

"Riski!!!!!"

Merasa terpanggil Riski pun menoleh,mendapati gadis cantik plus imut yang beberapa hari ini sedang menghantui pikirannya karna tak saling menyapa.Riski tersenyum,lalu menghentikan langkahnya menunggu Diana sampai di sampingnya lalu berjalan beriringan bersama menuju parkiran sekolah.

"Kenapa?" tanya Riski,Diana menoleh.

"Apanya?" tanya Diana balik.

"Ck.tadi manggil gue ada apa?" jelas Riski.Diana tersenyum,lalu berkata

"Emang manggil doang gak boleh?lo marah ya sama gue?" Riski menghembuskan napas kasar.Riski jadi merasa bersalah,harusnya ia tak boleh seperti ini..cinta memang tidak bisa dipaksakan,dia sendiri yang takut kalau dia menyatakan perasaannya Diana malah marah,tapi ini?justru sebaliknya yang marah justru Riski karna tak mendapatkan balasan cinta.Riski mengaku ia salah,tapi?apa perasaannya akan diabaikan begitu saja tanpa balasan?

"....sorry ya Di,gue tau gak seharusnya perasaan ini muncul diantara kita,gak seharusnya gue suka sama lo yang notabenenya sahabat gue sendiri,..gue cinta lo,.,gue tau kalau lo gak punya rasa sama gue?iya kan?gak masalah..gue minta maaf karna beberapa hari yang lalu marah sama lo cuman gara gara ini" ungkap Riski,masih tetap berjalan.Diana yang mendengar semua itu menghentikan langkahnya begitu pula dengan Riski,Diana menunduk,ia takut,sungguh Diana rasanya ingin menangis,dia benar benar takut.Kenapa takut?dia takut pasti jawabannya sangat melukai Riski.

Tiga tahun bersama Riski,mampu membuat Diana tau kalau dia adalah sosok yang bijak,dia ingin selalu terlihat baik baik saja meskipun dirinya sedang terluka,ia tidak ingin orang lain ikut bersedih atas kesedihannya.Diana bangga dengan Riski.Tapi,Diana tak menyangka kalau selama ini ternyata Riski memendam rasa kepadanya.

"Ma-maaf" lidah Diana kelu,hanya kata itu yang mampu ia ucapkan.Riski tertawa,lihat bahkan disaat hatinya sedang sakit sesakit sakitnya ia mampu tertawa.Tawa palsu.

"Udahh sii gak papa,lagi pula cinta gak bisa dipaksakan kan?...okehh pulang sama siapa?Zidan ada ekstra kan?pulbar gue aja...kuy" ucap Riski menenangkan,mengalihkan topik.Lalu berjalan menggandeng tangan Diana ke parkiran,dengan Diana yang sudah meneteskan air mata diam diam,di dalam tundukan kepalanya.

***

"Kenapa lo lakuin itu?!!"

"A-aku...kamu tau kan kalau aku tuh sayang,cinta sama kamu...mana mungkin aku biarin kamu jatuh ke cewe penggoda kayak Diana!aku gak rela!" ucap Erin berani.

Di sini, di kelas XI Bahasa 1 kelas Erin,Alvaro sedang meluapkan kekesalamnya atas apa yang sudah Erin perbuat kepada Diana.
Dan entah kenapa Erin justru berani menjawab perkataan Alvaro dengan sama lantangnya.

"Gue pernah peringatin lo,jangan deketin Diana!!!dan tanpa rasa kemanusiaan lo nyakitin dia seolah dia bersalah...oh ya jangan sebut Diana penggoda...lo yang seharusnya menyandang gelar itu" ucap Alvaro.Erin semakin marah.

"Aku itu cinta sama kamu Al!! Kenapa kamu slalu bela dia!! Oh karna kamu udah cinta sama dia?wanita murah--"

"JAGA UCAPAN LO!!" bentak Alvaro memotong perkataan Erin,yang mampu membuat Erin bungkam begitu saja.

"Bagus...dengan begini gue justru makin tau kebusukan lo selama ini...ternyata lo pandai dalam bermain topeng yaa...lo bersikap sok baik di depan gue,nyatanya dibelakang lo busuk kayak gini....inget kata kata gue!jangan pernah deketin Diana lagi!apalagi dengan menyakitinya!!berani lo sentuh dia gak segak segan gue bikin lo lebih sengsara!lo tanya kenapa gue selalu bela dia?karna gue tau Diana pantas untuk berlabuh dihati gue!!!" ucap Alvaro final,lalu ia pergi begitu saja,meninggalkan Erin yang sedang menahan emosinya yang sudah sampai di puncak.

ALVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang