ETERNITY - 10

11.1K 1.9K 245
                                    

Hari ini, sudah terhitung menjadi hari kedua Jeno tinggal bersama Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, sudah terhitung menjadi hari kedua Jeno tinggal bersama Renjun. Dan malam ini mereka memilih untuk tidur lebih awal. Bukannya tidur, Jeno malah bergerak tidak nyaman di kasurnya.

Dia bosan.

"Bisakah kau berhenti bergerak, Lee Jeno?" Renjun berbicara tanpa membuka matanya. Dia tidur telentang dengan kedua tangan saling menggenggam, yang diletakkan diatas perutnya. Khas bangsawan tentu saja.

"Aku bosan," Jeno berbisik lirih. Barulah Renjun membuka matanya. Dia menoleh pada Jeno yang saat ini menyenderkan punggungnya pada head bed.

"Bolehkah aku mengambil peralatan game ku yang berada di apartemen Saer-" Renjun langsung terbangun dari tidurnya.

"Ayo bersamaku."

"Aku bisa sendiri."

"Aku ingin ikut. Aku juga bosan disini."

Jeno hanya mengangguk karena tidak bisa menolak permintaan Renjun. Akhirnya mereka berdua keluar dari rumah Renjun dengan coat yang membungkus rapi tubuh Jeno dan Renjun.

"Berjalan saja Jen, aku sedikit lelah beberapa hari ini," Jeno hanya menuruti apapun yang dikatakan oleh Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berjalan saja Jen, aku sedikit lelah beberapa hari ini," Jeno hanya menuruti apapun yang dikatakan oleh Renjun. Karena ia teringat perkataan Haechan jika Renjun dan marah disatukan, maka tamatlah dia.

"Hm bagaimana jika perjalanan kali ini kita isi dengan berburu."

"Berburu?" Renjun cengo karena tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Jeno.

"Iya berburu darah hewan."

"Aku belum pernah berburu."

"Seriously? Sekalipun?"

Renjun menggeleng. "Belum."

"Darah selalu ada di samping ranjangku saat aku terbangun dulu, di Italy. Pelayan yang meletakkan itu."

Jeno berkedip cepat. Bisa-bisanya dia melupakan fakta jika soulmatenya adalah seorang bangsawan. Bodoh kau Lee Jeno.

"Baiklah, mari mencari kelinci. Jika kau mendapatkan lebih banyak daripada aku, maka aku akan mengajarimu cara berburu. Jika kau kalah, maka artinya kau adalah pecundang, hahaha," Renjun menyipitkan mata merahnya karena perkataan Jeno.

ETERNITY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang