Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Benar saja, sesampainya Renjun ditempat Jeno tadi, Jeno sudah mulai bisa bergerak. Meskipun masih sedikit linglung karena nyaris saja musnah. Segera saja Renjun membantu Jeno untuk berdiri dengan memapahnya.
"You okay?" Jeno mengangguk. Membuat Renjun merasa lega yang teramat sangat.
"Bagaimana dengan penyihir nya?"
"Sudah mati. Dan aku mendapatkan kunci ini di perut Shannon."
"Perut?"
"Iya perut. Aku membelah perutnya, kemudian menemukan kunci ini. Penawar nya adalah bunga mawar, Jeno."
"Lalu?"
"Setelah ini aku akan mengambil mawar itu, tetapi aku akan memulangkan kamu terlebih dahulu."
"Tapi kenapa? Aku menolaknya."
"Jen... You need to take a rest."
"I'm still with you. No debat."
Akhirnya Renjun hanya bisa mengangguk dan mulai memapah Jeno. Mereka berdua melesat untuk mengambil bunga mawar di kebun Shannon yang ada di Korea. Jeno berusaha mengimbangi langkah Renjun yang cepat. Dia tidak ingin merepotkan lelakinya tersebut. Hingga beberapa menit kemudian, mereka berdua sampai di kebun mawar tersebut. Dingin dan beku adalah yang pertama kali Jeno dan Renjun rasakan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ah shit," Jeno mengumpat karena luka di perutnya masih terbuka dan rasanya sangat panas. Membuat Renjun panik seketika. Mata Renjun mencari-cari tempat agar Jeno-nya bisa beristirahat. Dan akhirnya matanya menemukan dua buah kursi usang yang kelihatannya masih bisa digunakan. Dan kebetulan pula, kursi itu terletak didepan pintu masuk sebuah rumah di kebun ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.