ETERNITY ✔

ETERNITY - 03

"Jadi kamu dari Italy?" Jeno membuka percakapan setelah Renjun mendudukkan dirinya di kursi ruang tamu rumahnya. Jeno menawarkan diri untuk meminjamkan bajunya pada Renjun karena baju sang lelaki pendek itu kotor terkena lumpur. Dan itu ulah Jeno yang mendorongnya hingga terpental.

"Ya," Renjun duduk, menyilangkan kakinya dengan elegan. Jeno bahkan terkesima karena masih ada orang yang duduk dengan sangat tegak seperti itu di jaman millenial ini.

"Baiklah ikuti aku," Jeno berdiri dari duduknya diikuti Renjun. Mereka berjalan melewati lorong-lorong rumah Jeno yang gelap. Padahal jika ditambahkan lilin disetiap sudut lorong, itu akan membuat rumah ini sangat klasik. Hah! Jiwa aesthetic Renjun bahkan sempat-sempatnya keluar saat ini.

Mereka akhirnya sampai di lantai dua. Jeno mengajaknya ke ruangan yang berbau kayu basah. Ruangan ini memiliki banyak sekali barang-barang. Sepertinya ini adalah kamar pribadi pemuda ini, entahlah Renjun juga tidak tau.

"Baiklah, aku Lee Jeno. Dan ini pakaian untukmu," Renjun melihat secara bergantian antara lelaki yang mengaku sebagai Jeno dengan pakaian yang di julurkan olehnya.

"Aku Renjun," Renjun menerima pakaian itu dan langsung mengganti atasannya dihadapan Jeno. Membuat Jeno terbelalak.

Tubuh bagian atas Renjun begitu pucat. Jeno yang paling pucat di keluarga Lee saja masih belum ada apa-apanya. Secara tak sadar, dia sudah meneguk ludahnya sendiri.

Begitu baju Jeno membungkus rapi tubuh ramping Renjun, dirinya langsung menghadap pada Jeno dengan tatapan intens yang menusuk.

"Jeno, kupercayakan lelaki brengsek itu padamu. Karena kulihat potensi dia bagus untuk dijadikan sebagai tameng. Akan sia-sia eksistensi nya jika aku ceburkan ke dalam black zone."

Jeno mengangguk. Dirinya sudah telepati dengan Haechan agar mengabarkan semua ini pada Taeyong. Dan Haechan mengiyakan karena memang Na Jaemin akan berguna untuk keluarga Lee.

"Baiklah, aku harus pergi. Bakar saja bajuku."

Saat membalikkan badannya untuk keluar dari kamar Jeno, tiba-tiba Jeno menyentuh lengannya dengan pelan. Yang efeknya membuat Renjun terserang rasa nyaman. Entah apa yang ada pada diri Jeno. Tetapi sentuhan itu berhasil membuatnya ingin tertidur di dada Jeno yang bidang. Okay, ini sudah mulai gila.

"Tunggu.... Menceburkan ke dalam black zone? Kamu yang menciptakan black zone?"

Jeno masih berusaha mencerna perkataan Renjun. Karena yang bisa memasukkan para vampir liar ke dalam black zone adalah yang menciptakan tempat itu sendiri. Dan yang Jeno tau, seseorang itu adalah vampir yang sangat kuat.

Berbeda dengan Jeno yang memikirkan hal itu, Renjun malah tersiksa akan sentuhan yang Jeno berikan tadi. Karena rasa nyaman yang bertubi-tubi menyerang dirinya, membuatnya lemas.

Renjun sebisa mungkin mengendalikan dirinya. Ia coba untuk memasuki pikiran Jeno, ingin memberikan rasa sakit pada lelaki itu karena sudah membuatnya merasakan hal seperti ini. Tetapi anehnya, sangat sulit. Renjun kebingungan karena baru kali ini dia sulit menembus pikiran seseorang.

"Lepaskan, aku!" Jeno melepas genggamannya. Membuat Renjun seperti merasa lega. Ini aneh sekali, apa Jeno semenjijikkan itu?

Disaat mereka berdua saling berpandangan, tiba-tiba suara seseorang memasuki gendang telinga mereka secara bersamaan.

"Soulmate."

Pelakunya adalah Krystal dan Haechan.

Kedua anak adam itu seketika shock. Sampai tidak sadar jika tatto mulai terbentuk di antara pergelangan tangan keduanya. Tatto bulan dan matahari yang saling bersinggungan.

TBC

Soulmate : pasangan abadi; ada yg sudah ditakdirkan, ada yg mencari sendiri.

Black zone : tempat pengurungan vampir liar.

Noren's tatto :

correct me if I wrong ya guys🤗