Author POV.
Semenjak Abel meninggalkan mansion nya saat itu Abraham tampak kacau pekerjaannya menumpuk, rambut dan jambang nya sudah cukup panjang bahkan yang lebih parah ia mulai tidak peduli dengan baby El. Ia sangat menyesali apa yang telah ia perbuat waktu itu yang tega mengusir Abel dari kehidupan nya dengan kejam bahkan sampai saat ini Abraham masih belum tahu bahwa Abel sedang mengandung bayi nya.
Suara nyaring dari ponsel milik Abraham terdengar cukup mengganggu, ia tampak terusik dan segera menekan tombol hijau di ponselnya dengan cukup lemah dia menjawab panggilan telpon tersebut.
"Ada apa?" Tanya Abraham dengan cukup malas.
"Kau mengapa ketus sekali pada calon istri mu Abraham" jawab seorang wanita dengan nada kesal.
"Cepat berbicara ke intinya saja, aku malas berbicara denganmu lebih lama" Abraham berbicara dengan nada dingin.
"Ah baiklah, ibumu menyuruh kita berdua untuk mencari gaun pengantin yang akan dikenakan pada upacara pernikahan kita sebulan lagi" jawab wanita tersebut dengan nada manja.
"Apa!!? Sebulan lagi! Atas wewenang siapa sampai ibuku yang menentukan tanggal pernikahan kita" teriak Abraham amarahnya sudah memuncak.
"Aku tidak peduli urusan kalian berdua cepat lakukan atau kau mungkin akan jadi gelandangan besok karena di tendang dari keluarga mu" wanita diseberang sana terkekeh dengan tidak tahu malu.
"Aaarrrggghhh! Baiklah dimana aku harus menjemputmu?" Akhirnya Abraham menyerah.
"Aku tunggu kamu di apartemenku" jawab sang wanita.
"Baiklah" jawab Abraham kesal.
Abraham sangat kesal ia menggebrak meja dengan sangat kencang dia butuh Abelnya tapi dia tidak punya daya.
"Abel aku sungguh merindukanmu" lirih Abraham.
Dia berjalan menuju lemari kecil yang ada disudut kantornya tempat ia menyimpan berbagai benda kecil yang menurutnya penting dia mengambil kunci mobil dan bergegas menuju parkiran dan menjalan mobilnya dengan tidak sabaran.
Abraham tidak langsung menuju apartemen Titania dia berbelok ke arah minimarket di pinggir jalan untuk membeli minuman,belum sempat dia masuk ke arah minimarket dia ditabrak seseorang dari belakang.
"Ah maafkan aku tuan aku ceroboh karena terburu-buru" jawab wanita tersebut dengan kikuk.
Suara itu Abraham mengenalnya dengan baik, ia berbalik dan melihat wanita yang ia cintai hanya dalam sekejap itu berdiri menunduk menghadap kearahnya.
"Abel?" Sapa Abraham.
Abel yang merasa namanya dipanggil mendongakkan kepalanya ia tak percaya apa yang dia lihat ada rasa senang dan rindu merayap di hatinya namun otaknya terlalu membenci sosok didepan nya karena ia telah dibuang dan dipaksa untuk membesarkan buah hatinya sendirian, dia melewati masa sulit sendirian masa mengidam sendirian tanpa ada yang mendampinginya dan bayinya."Ya ada apa? Masih mengenaliku Abraham" jawab Abel sinis.
Abraham tercengang dengan apa yang dia dengar saat ini dia menyadari luka yang dia beri sudah sangat dalam maka dia tidak marah mendengar itu dari mulut Abel. Dia melirik kearah perut Abel yang membuncit dia mengerenyitkan kening nya.
"Apa kau sudah menikah?" Tanya Abraham dengan nada tidak suka.
"Apa urusanmu?" Abel balik bertanya.
Abraham mencengkeram pundak Abel dengan cukup keras. Abel meringis kesakitan lalu memegang perutnya dan mengusapnya."Ini anakmu sialan!" Teriak Abel ia tidak sadar bahwa sekarang mereka berdua jadi tontonan orang yang lewat di sekitar minimarket.
Lidah Abraham kelu mendengar ucapan Abel, dia lalu menarik Abel masuk kedalam mobil dan mengunci semua pintu mobil karena dia khawatir Abel akan lari.
"Anak ku?" Tanya Abraham tak percaya.
"Empat bulan lalu aku ingin memberitahumu bahwa aku mengandung bayi mu, tapi kau membuangku dengan sangat kejam!" Abel menangis kencang.
"Aku melewati masa sulitku sendirian Abraham, tapi sekarang aku sudah bahagia dan aku bisa menjalani nya tanpamu dan bahkan saat kau meminta bayimu aku tidak akan memberikanya karena apa? Karena kamu tidak pantas disebut sebagai ayah oleh bayimu" ucap Abel telak dengan penuh kebencian.
"Maafkan aku, saat itu aku benar-benar kalut" ucap Abraham parau.
"Apapun alasanmu itu tidak akan cukup bagiku untuk memaafkan mu Abraham, cepat buka pintu mobilnya atau aku akan terus mengutuk namamu selama aku masih bernyawa Abraham!" Sungut Abel.
Abraham menyerah ia membuka kunci pintu mobilnya lagi-lagi dia tidak mengejar dia sudah kalah telak sekarang. Ia membiarkan Abel keluar dari mobil nya dan berlari menuju gang sempit diujung jalan dan menghilang.
"Aku akan membuatmu kembali Abel, aku akan berusaha untuk bayi kita" teriak Abraham sambil memukul stir mobil nya.
Lenyap sudah rasa haus dan moodnya untuk mencari gaun pengantin dengan Titania. Dia melajukan mobilnya ke arah mansion nya dia butuh ketenangan dia butuh istirahat sejenak dia merasa berdosa kepada Abel dan bayinya. Dalam hatinya dia memohon ampun kepada tuhan karena telah menjadi iblis dan menghancurkan hidup orang yang dia cintai.
Kejar terus kejar giliran sudah tiada baru berasa🙂
Aku kejar banget ini cerita makasih buat setiap dukungannya terharu aku kalau kalian suka i love you ALL🌸❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepincut duda ! (COMPLETED)
Romance~Abella Madelyn Esmee~ "Hidupku aman dan tentram sebelum dia dan setan kecil nya yang tampan mengusik dunia ku!!!" ~Abraham alexi pratama~ "Akan kubuat kau menjadi miliku" Ini cerita pertamaku💕aku harap kalian suka ya❤ Happy readinggg guys!😘