24

14.4K 725 28
                                        

Author POV.

     Pukul tujuh malam Abraham sampai didepan rumah Abel dia agak sedikit kemalaman karena macetnya jalanan kota, tiba-tiba dia gelisah tentu saja Abraham gelisah karena menemui wanita yang sudah ia sakiti hatinya Abraham melirik kearah baby El yang terlelap sambil mengulum jempol tangannya lalu Abraham mengusap pipi gembil baby El dan menggendong nya keluar mobil bocah kecil itu tampak tidak terusik sama sekali tidak lupa Abraham membawa tas kecil baby El yang berisi coklat tersebut.

    Hatinya gelisah tapi tekadnya mantap untuk membuat Abel kembali lagi ke pelukannya langkah gagah Abraham mulai memasuki halaman rumah Abel sambil menggendong putranya dengan erat, saat sampai didepan pintu rumah Abel tercium wangi kue coklat yang membuat perutnya sedikit lapar. Dia ragu untuk mengetuk pintu rumah berwarna coklat tersebut dia menoleh kearah putranya yang masih terlelap digendongannya keberaniannya muncul kembali dengan mantap ia mengetuk pintu rumah tersebut terdengar suara sahutan dari dalam rumah.

"Yaa!!! Siapa diluar? Tunggu sebentar" Abel berteriak dari dalam rumah. Abraham gugup saat seseorang membuka pintu rumah tersebut, Abel tampak cantik dengan daster sederhananya rambutnya ia cepol keatas dan perutnya semakin membesar membuat dia sedikit kesulitan bernafas, mata Abel sukses melotot saat melihat siapa yang bertamu malam hari kerumahnya.

"Hai..apa aku mengganggu mu?" tanya Abraham pelan.

Mata Abel tiba-tiba memanas dia menangis karena rindu pada bocah tampan yang sedang terlelap tersebut.  Abel maju ke arah Abraham lalu mengambil alih tubuh kecil baby El untuk dia gendong bahkan dia lupa kalau dia sedang hamil besar.

"Bayi mommy mengapa kurus begini sayang?" Abel berbicara sendiri sambil menggendong erat tubuh El.

"El berat kamu akan kelelahan menggendongnya, biar aku yang menggendong dia" Abraham ngeri melihat Abel menggendong putranya.

Mata Abel memicing sinis ke arah Abraham lalu dia mundur satu langkah.

"Kau tidak becus mengasuh El! Lihat putraku menjadi kurus begini!" Sentak Abel ganas. El menggeliat tak nyaman dan membuka matanya dia terkejut setelah tau siapa yang menggendongnya.

"Mommy El! El rindu sekali" teriak El senang dan mencium pipi Abel. Tapi dia meminta turun dari gendongan Abel setelah tau Abel tengah mengandung.

"El akan menjadi kakak mommy?" Tanya El sambil mengusap perut buncit Abel.

"Tentu didalam perut mommy ada adik bayi yang lucu dan El akan menjadi kakak" ucap Abel lembut, El yang mendengarnya tersenyum senang dan menciumi perut Abel.

Mata Abel kembali melirik Abraham seolah meminta penjelasan kenapa El menjadi tak terurus begini. Abraham yang melihat itu hanya bisa menarik nafas dan mengeluarkan nya pelan karena sadar Abel akan mengamuk kepadanya.

"Bisa kah kamu menyuruh kita masuk dahulu? Disini dingin kasian kedua anakku kedinginan" ucap Abraham dengan santai. Abel pasrah akhirnya ia menyuruh Abraham masuk padahal Abel sudah berniat mengusir Abraham.

"Mommy membuat kue coklat, El mau?" Tanya Abel menawarkan kue coklat buatannya kepada El yang langsung diangguki oleh bocah itu.

"Kau tidak menawarkan kepadaku?" Tanya Abraham kesal.

"Tidak!" Jawab Abel ketus.

"Baiklah" Abraham menjawab dengan lunglai.

Abel menyuruh Abraham dan El untuk duduk disofa sederhana nya lalu dia bergegas kearah kedapur untuk mengambil kue coklat yang dia buat dan menyajikan nya kepada Abraham dan El, Abel duduk disamping El yang mulai melahap kue yang disediakan Abel.

"Jadi bisakah kamu menjelaskan mengapa El menjadi kurus dan tidak terurus seperti ini tuan Abraham yang terhormat" tanya Abel sinis.

"Maafkan aku Abel, semua pengasuh yang ku pekerjakan tak sanggup mengurusnya El menjadi pendiam dan sulit untuk makan bahkan dia menarik diri dari lingkungan setelah kepergian mu" jelas Abraham sambil memperhatikan El yang sekarang duduk diruang tv sambil memakan kue coklat buatan Abel dengan tenang. Abel yang mendengar itu semakin merasa bersalah kepada anak yang sudah dianggapnya seperti putranya sendiri itu, Abraham mendekat dan menyentuh telapak tangan hangat milik Abel.

"Maukah kamu memaafkanku? Mengulang semua dari awal? Demi El dan bayi kita?" Tanya Abraham kepada Abel.

Abel mengusap perut nya haruskah ia kembali kepelukan Abraham dan memaafkan segala dosa yang telah pria itu perbuat demi El dan bayi yang tengah ia kandung? Akankah keluarga besar Abraham menerima dia dan bayinya.

"Aku tidak bisa menjawab sekarang Abraham, tapi aku sedang mencoba untuk memaafkanmu" ucap Abel

Abraham semakin mendekat kearah Abel lalu mengecup kening Abel dengan lembut sambil mengusap perut buncit Abel dengan sayang. Abel tak bergeming ditempatnya tapi dia tidak bisa menapik ada rasa hangat yang mengalir dihatinya.

"Kumohon kembalilah, kumohon ampuni aku" Abraham terisak dia memeluk Abel. Lidahnya kelu saat Abel membalas pelukannya dan berbisik di telinganya.

"Akan kucoba" singkat ucapan Abel tapi dalam maknanya untuk Abraham. Baby El yang melihat Abel dan Abraham berpelukan sontak cemberut.

"Kalian hanya menyayangi adik dan lupa kepada El" isak baby El.

Abel dan Abraham tersenyun lalu membuka kedua tangan mereka mengisyaratkan agar El menghampiri mereka, El yang mengerti langsung berlari kepelukan Abel dan Abraham mereka bertiga tertawa renyah dan bahagia. Tapi mereka tidak sadar bahwa ada seseorang diluar sana yang terluka melihat adegan manis tersebut menaruh dendam dan ingin menghabisi ketiga orang yang sedang berbahagia tersebut, seperti malaikat pencabut nyawa yang sedang menunggu untuk menjemput ajal seseorang.

"Sekarang tertawalah tapi lihat nanti aku akan memisahkan kalian semua" ucap sosok terluka tersebut lalu bergegas pergi.

Buat happy ending apa sad ending nihhhhhhh?? Baru juga seneng udah ada yang mau ngancurin aja😭😭 semoga suka ya dan bahagia selalu🌺🌺🌺

SELURUH CERITA YANG KUBUAT MASIH MURNI DAN BELUM ADA REVISI SAMA SEKALI JADI JIKA ADA KESALAHAN PENULISAN DAN KATA-KATA AKU MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA ❤️


Kepincut duda ! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang