26

13.1K 718 25
                                    

Author POV.


    "BRAAKKKKKKKK!!!"

   Pintu berhasil didobrak oleh Titania pintu mengahantam tembok kamar Abel dengan sangat kencang tampak Abel dipojok kamar duduk dengan ketakutan wajahnya pucat pasi tangannya tak lepas dari perut buncitnya, Titania berjalan angkuh tangannya memegang pisau yang siap untuk membunuh Abel dan bayinya senyum jahat tak luput dari wajah cantiknya.

"Kumohon kasihanilah aku" mohon Abel matanya sudah sayu karena lelah.

Titania seolah tuli hatinya sudah terbakar rasa cemburu dan sakit hati karena Abraham tak menginginkan nya lagi. Titania melangkah cepat kearah Abel yang tidak berdaya dan menghujamkan pisau kearah Abel tapi sayang Abel gagal menghindar dan pisau Titania menusuk punggung Abel darah merembes dan baju yang dikenakan wanita hamil tersebut sudah bersimbah darah, Titania tertawa.

"Aku sangat bahagia karena bisa membunuhmu secara perlahan" ucap Titania

Penglihatan Abel sudah kabur tapi dia tetap bertahan demi sang bayi yang tengah dikandungnya. Dia merangkak menjauhi Titania lalu berdiri lagi perih dipunggung dan tangannya semakin mendominasi, Titania melangkah lagi dengan mengangkat pisaunya tinggi ia ingin menghabisi Abel. Abel berlari keruang tengah kembali dengan sekuat tenaga Titania tidak menyerah dan berlari kearah Abel saat Titania siap menusuk nya kembali Abel menghantam kepala Titania menggunakan vas bunga disampingnya.

"PRANGGGGGG!!" Vas bunga pecah karena menghantam kepala Titania dengan sangat keras darah mengalir dari kepala nya Titania tumbang. Tubuh Abel gemetar dia melangkah menuju pintu keluar tapi kakinya di tahan oleh sesuatu ternyata tangan Titania menggenggam kuat pergelangan kaki Abel.

"Ingin pergi kemana sayang? Aku belum selesai dengan tugasku" Titania berbicara pelan tapi sangat menakutkan, Abel menginjak tangan Titania dengan kuat.

"Krakkk" tangan Titania patah.

"Wanita bajingan!!" Titania berteriak geram dia tidak bisa merasakan tangannya dengan cepat Titania menusuk kaki Abel dengan pisau yang masih dia genggam di tangan satunya.

"Aaarrrrggghhhhh!" Abel berteriak kesakitan ia cukup muak dengan  Titania. Punggung, tangan dan kaki nya sudah terluka dan mengeluarkan darah lantai rumahnya sudah berubah menjadi merah.

"Aku sudah cukup muak denganmu jalang!" Abel berteriak lalu menendang kepala Titania dengan keras. Dalam sekejap Titania tidak sadar diri Abel ambruk kelantai dan menyeret tubuhnya untuk bersandar ditembok rumahnya Abel menangis keras dia sudah tak dapat merasakan perih lukanya, dia syok dan trauma tangannya yang terluka mengelus sayang perut buncitnya.

"Bertahan ya sayang mommy disini untukmu" bibirnya bergetar,matanya sembab, namun senyumnya merekah saat dia merasakan tendangan ringan sang buah hati.

Dari luar ada seseorang mengetuk pintu rumahnya secara tidak sabar Abel sudah tidak sanggup berdiri tapi bibirnya masih sanggup dia gerakkan dia berteriak menandakan bahwa dia ada dirumah lalu pintu terbuka.

"Mommy ini El, mommy dimana?" El berteriak. Abel tidak menyangka anak tampannya mengunjunginya dengan keadaan seperti ini, Abel menyeret tubuhnya untuk menemui sang buah hati meski bukan terlahir dari rahimnya, El berlari kedalam rumah dan syok melihat keadaan mommy nya yang mengenaskan.

"Mommy!!! Apa yang terjadi?" El menangis kencang dan memeluk Abel dengan sayang ia menaruh kepala Abel dipaha kecilnya.

"Mommy bertahan, El akan memanggil pak supir" El berteriak kencang memanggil supir pribadi daddy nya yang menunggu sang tuan dari luar. Lelaki muda itu masuk tergopoh-gopoh dan syok melihat calon nyonya nya bersimbah darah.

"Astaga nyonya apa yang terjadi!!??" Lelaki itu langsung membopong Abel buru-buru ke arah mobil dan meletakan Abel dikursi tengah baju El dan sang supir ikut terkena darah dari tubuh Abel tapi mereka sudah tidak perduli, El masuk lalu meletakkan kepala Abel kembali dipaha mungilnya dan mobil berjalan menuju rumah sakit terdekat.

"Mommy jangan bobo liat wajah El saja" El terus berbicara dengan Abel dan mengusap wajah sang mommy dengan sayang El menangis terisak tapi dia berusaha terus menghibur Abel yang sudah tidak berdaya.

"Mommy jangan tinggalin El ya, mommy harus datang ke acara ibu dan anak yang akan dilaksanakan disekolah El bulan depan" El menangis kencang dan menciumi wajah Abel, Abel hanya mampu tersenyum dan mengangguk lemah.

Mobil sampai didepan rumah sakit Abel langsung ditindak oleh perawat yang berjaga dan langsung ditangani di IGD, El mengecup pipi Abel dengan sayang.

"El segera kembali mommy tunggu ya" El berbicara ditelinga Abel yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

"Pak supir kita ke kantor daddy sekarang" El menarik lengan sang supir dengan tidak sabar, mobil pun berjalan cepat kearah kantor Abraham.

Ahhhhh sebentar lagi akhirnya cerita ini selesai 🌺 aku minta pembaca  baik hati menjadi penilai buat ceritaku ya semoga jadi motivasi untuk aku, oiya kalau aku buat cerita lagi ada yang punya ide untuk buat cerita seperti apa? Atau punya pesan buatku? Terimakasih❤️❤️❤️❤️

SELURUH CERITA YANG KUBUAT MASIH MURNI DAN BELUM ADA REVISI SAMA SEKALI JADI JIKA ADA KESALAHAN PENULISAN DAN KATA-KATA AKU MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA ❤️

Kepincut duda ! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang