Bab 11| Arkan Syalan

222 24 0
                                    

.
.
.
.

Arkan tidak ada hatinya sama sekali. Bisa-bisanya ia mengikis waktu setengah jam milik Manda yang akan digunakan untuk mengisi kebutuhan primernya, lalu hanya menyisakan kurang dari sepuluh menit yang akhirnya hanya dapat Manda gunakan untuk mengganjal perut dengan bakwan kantin, lantaran tanpa belas kasih memerintahnya ini dan itu.

Suara Arkan mengudara bagai dengungan tawon, ngueng-ngueng tidak jelas, hanya masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri, masih bagus jika ada yang nyangkut, jika tidak? Ya bablas saja.

"Fokus utama dalam psikologi sosial ini adalah tentang pengaruh individu terhadap orang lain, pengaruh individu pada anggota-anggotanya, pengaruh individu anggota-anggota terhadap kelompoknya sendiri dan juga pengaruh satu kelompok terhadap kelompok lainnya. Dimana semua itu jika kita perhatikan memiliki kaitan antara satu sama yang lainnya," Arkan membawakan materi dengan seperti biasanya, suara tegas dengan pembawaan yang sangat berkarisma sekali.

Jika saat ini kondisi Manda masih baik-baik saja, dalam artian tidak lapar, tidak lunglai, tidak lesu dan tidak mengantuk, pastilah pesona sang dosen akan ia nikmati juga. Tapi mohon maaf untuk kali ini, tampannya Arkan tidak akan mengubah moodnya yang terlanjur anjlok duluan.

"Mengapa seperti itu? Karena sesuai dengan pembahasan kita pada pertemuan sebelumnya bahwa, Psikologi sosial itu merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana kita dapat merasakan apa yang terjadi di lingkungan sekitar," Netra Arkan berkelana ke sana dan kemari. Karena mahasiswa di kelas ini tidak hanya satu, membuat Arkan pun tidak bisa hanya memfokuskan pandangan ke satu orang saja.

"........ walaupun kita semua ini terlahir unik, yang memiliki genotif dan fenotif yang berbeda, tetapi tidak bisa di pungkiri jika perilaku kita sangat di pengaruhi oleh lingkungan sosial. Di mana sesuai dengan prinsip revolusi yang dapat kita tarik kesimpulan, bahwa perilaku yang muncul intinya ada untuk kita beradaptasi. Psikologi sosial itu muncul berdasarkan bagaimana tentang perilaku kita ke orang lain, dan juga perilaku orang lain terhadap kita, karena semuanya tanpa di sadari akan timbal balik."

Benar, ilmu psikologi itu secara tidak langsung telah kita rasakan pada lingkungan masyarakat maupun sosial. Dari kecil kita selalu berinteraksi dengan banyak orang, dan siapa sangka jika hal sesederhana itu pun ternyata memiliki teori.

'Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai' Merupakan suatu perumpaan yang memang benar adanya, sikap kita terhadap orang lain akan menjadi pengaruh terhadap sikap orang lain kepada kita. Jika kita berperilaku buruk kepada mereka, maka jangan harap jika mereka akan memperlakukan kita sebaik apa yang kita harapkan.

Manda menggeram dalam diam, susah payah ia membangun pondasi untuk tetap stay kalem mendengarkan Arkan berdongeng. Eh, Hanafi malah minta di adu jotos pula. Tingkah Hanafi memang tidak ada yang benar sama sekali, gesrek semua!

Ketika Arkan memutarkan tubuhnya untuk melihat layar proyektor, hal itu langsung menjadi kesempatan bagi Manda untuk menghadap ke arah Hanafi yang kebetulan duduk di belakangnya.

Manda bersungut kesal, sedangkan Laki-laki Minang itu hanya membalasnya dengan cengiran tidak berdosa ketika aura gelap Manda sudah mulai terlihat.

"Bisa diem gak, Lo!" Manda mengangkat kedua telapak tangannya dengan gerakan seperti ingin mencakar makhluk bumi yang ada di hadapannya itu.

Hanafi menaik turunkan alisnya dengan jahil, sedangkan wajahnya ia ubah semenjengkelkan mungkin, membuat Manda lagi dan lagi menggeram kesal.

"Gue bosen Mand, pak Arkan jelasinnya kek lagi ngajak adu otot aja, ngeggas mulu!" Celetuk Hanafi tanpa tadeng aling-aling.

BlutenblattTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang