05| Awal Mula

1.2K 297 33
                                    

Runa masuk ke studio musik, ternyata belum ada siapa-siapa.

Runa langsung mainan keyboard, hanya bisa menekan chord doremi,  setelah itu Runa memainkan gitar, ada tulisannya Miranda di tas gitar itu, iya itu milik Datta yang ditaruh di studio semalam.

“Aku takut kamu pergi, kamu hilang, kamu sakit, aku ingin, kau disini, di sampingku selamanya ....”

Petikan gitar yang pelan itu mengiringi suara Runa yang halus dan enak di dengar, tanpa Runa sadari Datta sudah berdiri di balik pintu studio yang di buka sedikit.

Datta tidak masuk ke studio karena mendengar gejrengan. Pikirnya sengaja mendengar bagaimana keahlian Runa main gitar.

Saat Runa masih memainkan gitar tanpa menyanyi, Datta langsung masuk. “Jangan takut, jangan sedih, aku pasti setiaa ....”

Nggak tau kenapa timingnya pas Datta menyanyi saat chord gitar di part itu. Runa auto berhenti memetik gitarnya.

“Aku ingin kau disini, disamping ku selamanya.” Datta masih aja bersenandung saat Runa hanya fokus memandanginya tanpa memainkan gitar lagi.

“Mau coverin lagi itu nggak, Run?” tanya Datta, Runa langsung sadar.

“Oh boleh.”

“Sambil nungguin yang lain dateng, mau lo yang gitarin atau gue?” tanya Datta.

Runa langsung nyerahin gitarnya ke Datta. “Lo aja.”

Runa merasa lagunya Vierratale ini menjadi salah satu favoritnya. Makanya sering banget dinyanyiin.

Datta pun mulai memetik gitarnya, menyanyikan ‘takut’ bersama Runa.

Datta pun mulai memetik gitarnya, menyanyikan ‘takut’ bersama Runa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kenapa lo nggak masuk seni musik?" tanya Datta.

“Gue lebih suka gambar.”

“Oh gitu.”

Datta jadi bingung sendiri mau ngajakin Runa ngobrol apa kalo berdua doang, kalo sama Milla sih bakalan banyak topik, mulai dari ngomongin tutorial masak mie rebus, bahas duluan ayam atau telur sampai mampus. Kalo sama Runa, Datta mendadak kikuk.

Setelah itu hanya ada keheningan selain petikan gitar Datta dan gumamannya, Runa sibuk main ponsel.

Kalo gini, buat nungguin 3 dakjjal lainnya serasa lama, Datta belum bisa seterbuka itu ngajakin Runa becanda, alias masih jaim.

“Bibir lo...”

Runa langsung noleh pas Datta ngomong tapi kaya terjeda, fokus mata Datta ngeliatin lantai.

“Ya, Ta, bibir gue kenapa?”

“Udah mendingan, lukanya nggak keliatan.”

“Ohh, iya.”

SUARA DATTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang